PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajar. Kegiatan
pengajaran diselenggarakan pada semua antara satuan dan jenjang pendidikan yang
meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan mencegah dan
pendidikan tinggi.
Suasana belajar yang tidak kondusif seperti itu jelas merupakan masalah
yang harus segera diatasi, karena
berakibat pada rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan
penguasaan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, dan ujung-ujungnya prestasi hasil
belajar mereka rendah,
rata-rata hanya sampai batas ketuntasan minimal, malahan ada yang cenderung di
bawah batas minimal.
Disadari banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya prestasi hasil belajar siswa; bisa dari faktor internal siswa seperti
tingkat IQ atau intelegensi, bakat dan minat, kebiasaan belajar, motif
berprestasi, dan sebagainya; bisa juga dari faktor eksternal seperti faktor
sarana dan prasaranan belajar di sekolah, faktor kurikulum, metode dan strategi
pembelajaran, sumber bahan belajar, suasana proses pembelajaran, dan lain
sebagainya. Untuk itu berbagai upaya diagnosa dan perbaikan metode pembelajaran
yang standar telah pula dilakukan, antara lain dengan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakannya secara konsekuen di depan
kelas, melakukan perubahan metode pembelajaran dari metode ceramah ke metode
tanya jawab atau metode diskusi dan penugasan, melakukan penilaian proses,
pre-tes dan post-tes, analisis butir soal berikut revisi soal-soal yang dinilai
kurang layak, bahkah disusul pula dengan pemberian remedi kelas maupun remedi
individual, namun tetap saja partisipasi dan motivasi belajar siswa beserta
prestasi hasil belajarnya kurang memuaskan.
Bertolak dari
kenyataan seperti itu maka perlu dicari alternatif solusinya terutama yang berhubungan dengan
faktor kegiatan pembelajaran. Salah satu solusi alternatif yang dipilih untuk
diterapkan di sini dan yang diharapkan bisa mengatasi masalah khusus kegiatan
pembelajaran adalah
suasana lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman, terhindar dari.
Kebersihan dan kesehatan
anak didik ataupun pengolahan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat,
sehingga terbebas dari berbagai gangguan tingkat kesehatan dikalangan siswa.
Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat dapat rnemberikan manfaat terhadap
konsentrasi belajar siswa, aman, nyaman dan bebas dari berbagai pencemaran
lingkungan di kalangan sekolah.
Keadaan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
adalah merupakan dambaan bagi setiap orang, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan nyaman, aman dan terkonsentrasi. Dengan terciptanya lingkungan
sekolah vang bersih dan sehat, siswa diharapkan dapat menikmati suasana yang
menyenangkan dan konduksif, sehingga sangat bermanfaat bagi pembinaan mental dan
phiskologis siswa yang baik.
Letak bangunan sekolah yang baik hendaknya memanjang
dari selatan ke utara dan jauh dari keramaian atau hiruk pikuk. Apabila gedung
sekolah berdekatan dengan keramaian dapat mengganggu konsentrasi siswa, baik
dalam belajar ataupun pada waktu jam istirahat. Bangunan sekolah yang baik dan
strategis dapat mencerminkan tingkat kesehatan sekolah yang baik pula. Gedung
sekolah harus memiliki fondasi yang kuat dan kedap air, atap bangunan harus
terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menghindari siswa dari hujan dan sinar
matahari. Dinding bangunan hendaknya rata dan halus sehingga mudah untuk
dibersihkan.
Berdasarkan kondisi diatas maka
penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas IX SMP Negeri”.
2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS Terpadu di Kelas IX SMP Negeri”.
3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui adakah hubungan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di Kelas IX SMP Negeri.
4 Manfaat Penelitian
a.
Diharapkan dengan adanya
penelitian ini dapat memperkaya khasanah
kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai lingkungan
sekolah dengan hasil belajar siswa dan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa
yang berminat menindak lanjuti penelitian ini dengan mengambil tempat penelitian yang
berbeda dan dengan sampel yang lebih besar.
b.
Bagi guru bidang studi,
khususnya guru IPS sebagai bahan masukan agar lebih dapat memahami anak
didiknya dan member pengarahan dalam pembelajarannya untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
5 Postulen
dan Hipotesis Penelitian
Anggapan dasar atau postula dalam suatu penelitian
adalah hal yang sangat penting artinya karena dapat dijadikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Sebagaimana dinyatakan
bahwa : “Anggapan dasar/postulat diartikan sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti.”
Sesuai dengan topik penelitian, maka yang menjadi
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1.
Lingkungan sekolah yang baik akan
meningkatkan prestasi siswa.
2.
Lingkungan sekolah akan mempengaruhi
minat dan motivasi belajar siswa.
Hipotesis merupakan pernyataan yang mengacu pada jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian. Dengan kata lain hipotesa dapat
diartikan sebagai suatu pernyataan mengenai keadaan populasi yang kebenarannya
akan diuji berdasarkan data hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan yang
disebutkan oleh Sujana “hipotesis adalah suatu asumsi mengenai suatu hal yang
sering menuntun dilakukannya pengecekan.”
Berdasarkan postulant yang dikemukakan diatas, maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Terdapat hubungan yang segnifikan antara lingkungan
sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di Kelas
IX SMP Negeri.
6 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan penelitian,maka penelitian ini menusatkan
perhatian pada masalah lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Terpadu di Kelas IX SMP Negeri dengan cara memperbaiki cara
memperbaiki keadaan lingkungan sekolah agar mendapat hasil yang lebih optimal,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
7 Definisi
Operasional
- Lingkungan Sekolah adalah tempat seluhur aktifitas belajar dan mengajar siswa dilakukan, termasuk lingkungan sekitar tempat sekolah berada.
- Hasil prestasi siswa adalah hasil yang didapat siswa terhadap pelajaran yang telah diterima siswa dalam waktu tertentu dan untuk mata pelajaran tertentu, prestasi merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru secara terus-menerus, sehingga didapat hasil evaluasi yang sesuai dengan kemampuan sebenarnya dari siswa.
8 Kajian Kepustakaan
8.1. Kriteria
lingkungan sekolah
Keadaan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
adalah merupakan dambaan bagi setiap orang, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan nyaman, aman dan terkonsentrasi. Dengan terciptanya lingkungan
sekolah vang bersih dan sehat, siswa diharapkan dapat menikmati suasana yang
menyenangkan dan konduksif, sehingga sangat bermanfaat bagi pembinaan mental dan
phiskologis siswa yang baik.
Letak bangunan sekolah yang baik hendaknya memanjang dari selatan ke
utara dan jauh dari keramaian atau hiruk pikuk. Apabila gedung sekolah
berdekatan dengan keramaian dapat mengganggu konsentrasi siswa, baik dalam
belajar ataupun pada waktu jam istirahat. Bangunan sekolah yang baik dan
strategis dapat mencerminkan tingkat kesehatan sekolah yang baik pula. Gedung
sekolah harus memiliki fondasi yang kuat dan kedap air, atap bangunan harus
terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menghindari siswa dari hujan dan sinar
matahari. Dinding bangunan hendaknya rata dan halus sehingga mudah untuk
dibersihkan.
Bangunan
sekolah yang dibuat harus dilengkapi dengan ruangan-ruangan, disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah seperti ruangan belajar siswa, ruangan kantor guru, ruangan
rapat dan ruangan kesehatan. Untuk persyaratan ruang belajar yang baik dan
memenuhi standar, adalah :
- Jumlah ruangan kelas ditentukan oleh jumlah siswa sekolah, sebaiknya satu ruangan kelas untuk 35 atau 40 orang siswa.
- Ruangan kelas dan kursi harus diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat mendengar guru dan bisa membaca tulisan di papan tulis dengan baik.
- Sebaiknya ruangan kelas berukuran tinggi 4 meter, panjang 8 meter dan lebar 6 meter.
- Sebaiknya ada juga ruangan guru, ruangan administrasi dan ruang kesehatan.
- Langit-langit atau flapon sebaiknya terbuat dari eternity, triplex atau bahan lainnya yang tidak tembus debu.
- Setiap ruangan kelas mempunyai 2 pintu ke luar.
- Semua pintu membuka ke luar.
Di
dalarn bangunan
sekolah sebaiknya tersedia
fasilitas-fasilitas pendukung seperti, kursi dan meja anak didik, kursi dan
meja guru, papan tulis, lemari, jamban atau WC, kamar mandi dan persediaan air
bersih, halaman atau pekarangan, tempat pembuangan sampah serta fasilitas
lainnya yang dapat dimanfaatkan langsung dalam kegiatan belajar mcngajar di
sekolah.
8.2. Siswa
Siswa adalah
sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau
perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar. Ketika kita bicara mengenai
siswa maka fikiran kita kan tertuju kepada siswa di lingkungan sekolah, baik
sekolah dasar maupun menengah. Dilingkungan sekolah dsar masalah-masalah yang
muncul belum begitu banyak, tetapi ketika memasuki lingkungan sekolah menengah
maka banyak sekali masalah-msalah yang muncul karena anak atau siswa sudah
menepaki masa remaja. Siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya sendiri,
bagaimana keluarganya, teman-teman pergaulannya dan sebagainya. Pada masa ini
seakan mereka tidak memikirkan
akibatnya. Hal inilah yang diperhatikan oleh keluarga dan tentu saja pihak
sekolah.
8.3. Prestasi siswa
Evaluasi dilakukan secara terus menerus di setiap
putaran pada bagian-bagian yang telah ditetapkan dengan bobot nilai yang telah
ditetapkan pada akhir putaran diadakan ujian lisan secara komprehensif.
Penilaian hasil pembelajaran oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemampuan belajar
peserta didik serta meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran, penilaian
tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1.
Menginformasikan rancangan dan
criteria penilaian sesuai silabus mata pelajaran pada awal semester
2.
Mengembangkan indicator
pencapaian kompetensi dasar dan memilih tehnik penilaian yang sesuai dengan saat
penyusunan silabus
3.
Mengembangkan instrument dan
pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan tehnik penilaian yang dipilih.
4.
Melaksanakan tes formatif dan
tes sumatif, pengamatan, penugasan dan atau bentuk lain yang diperlukan.
5.
Mengolah hasil penilaian untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
6.
Memberikan umpan balik atau
mengembalikan hasil pekerjaan peserta didik, disertai komentara yang mendidik
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
7.
Memanfaatkan hasil penilaian
untuk perbaikan pembelajaran
9 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menggambarkan
situasi dan kenyataan yang ada,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu “Metode
deskriptif adalah menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang
situasi yang dialami, suatu hubungan kegiatan, pandangan,sikap yang Nampak atau
tentang suatu proses yang sedang bekerja, kelainan yangsedang meruncing dan
sebagainya.”
9.1 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat
melakukan penelitian oleh peneliti sedangkan waktu penelitian adalah jangka
waktu yang dihabiskan dalam penelitian terkait dengan hal tersebut maka
peneliti mengambil lokasi SMP Negeri, waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal
sekolah dan penelitian ini dilaksankan sejak tanggal …. sampai dengan …. 2012.
9.2 Populasi dan
sampel
Berhasil tidaknya suatu penelitian dilaksanakan dengan baik
sampai dengan mendapaykan hasilnya sangat erat kaitannya dengan populasi dan
sampel penelitian yang digunakan begitu pula dengan perhitungan-perhitungan
dalam pengelolaan data hasil penelitian.
“Populasi adalah keseluruhan dari
sasaran objek penelitian. Penelitian tidak mungkin dilaksanakan apabila tidak
ada populasi atau objek yang diteliti.”
Populasi yang penulis tetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SMP Negeri Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas IX yang berjumlah 121 siswa, terdiri dari 54 siswa laki-laki dan 67 siswa perempuan.
Tabel 1
Distribusi Jumlah Siswa/i
Di SMP Negeri
No
|
Kelas
|
Jumlah
|
Total
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
Kelas VII
|
54
|
70
|
124
|
2
|
Kelas VIII
|
55
|
64
|
119
|
3
|
Kelas IX
|
54
|
67
|
121
|
total
|
163
|
201
|
364
|
Data SMP Negeri, 2012
Mengingat jumlah populasi cukup
banyak, maka penulis tidak mengambil seluruh anggota populasi melainkan mengambil
sampel yaitu 25% dari jumlah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri. 25% x 121 = 30,25. Sehingga sampel dalam
penelitian ini ditetapkan 30 orang siswa dan diambil dari kelas IX/b yang jumlah siswanya 30 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
“Apabila subjek penelitian kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, jika jumlah objeknya maka
dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.”.
9.3 Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan pembahasan ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data
sebagai berikut:
1.
Metode Penelitian
Kepustakaan (Library Reasearch)
Metode penelitian kepustakaan dapat
digunakan untuk mengumpulkan teori-teori dengan membaca sejumlah leteratur yang
berhubungan dengan pembahasan ini, yang menunjang terhadap penulis skripsi ini.
Dalam hal ini pentingnya metode
kepustakaan adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu :
“Penyelidikan biografi tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik
berusaha menemukan keterangan masalah yakni teori yang dipakai, pendapat para
ahli mengenai aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan ataupun
masalah-masalah yang disarankan oleh ahli-ahli.”
Dengan demikian penelitian kepustakaan
ini sangatlah penting karena merupakan landasan tioritis untuk menunjang
peneliti dalam melaksanakan dan menyusun skripsi ini.
2. Metode
Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data yang objektif
dan terpecaya, penulis mengadakan penelitian kelapangan atau ketempat yang
dipusatkan sebagai objek penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik dan
instrument penelian sebagai berikut :
a. Observasi,
yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi
dimana penelitian itu dilakukan.
b. Angket,
yaitu suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung
dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih
dahulu secara tertulis.
c. Dokumentasi, yaitu teknik
penelitian yang dilakukan dengan cara mencatat
dan mendokumentasikan setiap tahab dari penelitian
itu dilakukan
9.4 Teknik pengolahan data
Sesuai dengan metode dan instrumen
penelitian ini, maka metode untuk mengolah data dalam penelitian ini digunakan
uji statistik koefesien korelasi product moment dari Kacl Person, menurut Arikunto.
rxy
Keterangan:
Rxy = indek korelasi antar variabel
X = Skore rata-rata X
Y = Skore rata-rata Y
∑X = Jumlah skor rata-rata X
∑Y = Jumlah skore rata-rata Y
N = Jumlah sampel
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin
mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative
dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif
menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan
kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
Secara umum menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01;
0,05 dam 0,1. Pertimbangan mengunakan angka tersebut didasarkan pada tingkat
kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka
signifikasi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau
bahasa umumnya keinginan kita memperoleh kebenaran dalam riset ini adalah
sebesar 99%, jika angka signifikasi sebesar 0,05, maka tingkat keperjayaan
adalah sebesar 95%, jika angka signifikasi sebesar 0,1 maka angka kepercayaan
adalah sebesar 90%.
Interprestasi
angka korelasi menurut adalah:
0 - 0,199
: Sangat lemah
0,20 - 0,399
: Lemah
0,40 - 0,599
: Sedang
0,50 - 0,799
: Kuat
0,80 - 1,0 : Sangat Kuat
Untuk membandingkan prestasi
siswa/i dengan keadaan lingkungan sekolah pada siswa
Kelas IX SMP Negeri dengan mengunakan rumus distribusi T atau Uji T. Semua
proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan komputer dengan bantuan
program SPSS Versi 13.0. di katakana ada hubungan dimana P< 0,05 (Budiarto,
2002).
0 komentar:
Post a Comment