This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, 23 March 2013

Pendidikan Matematika



Pendidikan matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di SMP dan merupakan salah satu pelajaran pokok. Untuk mempelajari matematika diperlukan pemikiran – pemikiran yang matang sehingga memperoleh hasil yang baik diperlukan adanya arahan dan bimbingan dari guru matematika.
Matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Hampir semua orang mengatakan bahwa matematika adalah bidang ilmu yang paling sulit. Dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya dengan mengetahui pengertian, tetapi juga harus memahi konsep materi itu untuk mempermudahkan dalam belajar, agar siswa dapat memahami konsep belajar yang berkelanjutan.
Belajar matematika merupakan kegiatan belajar yang bermental tinggi. Matematika timbul karena pemikiran – pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Ada yang mengatakan bahwa matematika adalah hanya perhitungan yang mencakup tambah, bagi, kurang, kali, dan bagi. Tetapi ada pula yang melibatkan topik – topik tertentu aljabar, trigonometri, dan geometri.
Kemampuan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki, akan tetapi bergantung juga pada cara belajar yang mereka lakukan. Belajar matematika yang baik harus disertai dengan disiplin yang tinggi, rencana yang teratur dan kemampuan yang tinggi terhadap pengetahuan matematika.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa cara belajar matematika harus mempunyai perencanaan yang matang dan pengorganisasian secara teratur yang dapat menimbulkan semangat tinggi dan tanpa mengalami kebosanan.
Cara belajar matematika pada prinsipnya adalah sama dengan mempelajari ilmu pengetahuan yang lain. Akan tetapi dalam mempelajari matematika siswa lebih dituntut banyak berhitung. Semakin tepat cara belajar yang dilakukan siswa, semakin besar pula kemungkinan berhasil untuk medapatkan prestasi yang lebih baik lagi. Kemampuan belajar tidak hanya ditentukan oleh tingkat kecerdasan yang dimiliki, tetapi tergantung pula pada cara belajar yang ditempuh.

D.  Perencanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Matematika
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu program, karena evaluasi hasil belajar yang baik memiliki tahapan atau komponen , yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan pemanfaatan. Sehingga bila keempat komponen tersebut dapat berjalan dengan baik, dapat dikatakan program evaluasi hasil belajar telah terlaksana dengan baik.
Setelah memiliki perencanaan yang matang program evaluasi dilaksanakan dengan tuntutan  kurikulum. Hal yang perlu diperhatikan dalam program evaluasi adalah kompetensi dasar yang diharapkan, jenis tagihan, waktu pelaksanaan, alat dan bentuk penilaian yang bervariasi, dan kondusifnya suasana penilaian. Selanjutnya data atau informasi yang diperoleh dari pelaksanaan program pembelajaran maupun analisis hasil pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar dapat memposisikan siswa dalam ketuntasan hasil belajar dan selanjutnya dapat berupa remedial bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal maupun program pengayaan bagi siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan optimum.
Program evaluasi yang baik perlu dikelola dengan baik, untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dari proses dan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui kesulitan dan kendala siswa pada proses belajar siswa sehingga dapat diambil kepurusan dan ditindak lanjut yang tepat.
Evaluasi dan tehnik penilaian pada pembelajaran matematika dapat berupa tes tulis  dan tes lisan. Tes tulis itu dapat berupa soal tentang pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, sedangkan tes lisan itu dapat berupa soal  tentang pemecahan masalah.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran



 Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru yang mengajar  untuk meningkatkan potensi mengajarnya. Prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktivan, ketrlibatan langsung, pengulangan, tantangan, baliakan dan penguatan serta perbedaan  individual.

1.       Perhatian Dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar . perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya , karena itu akan membangkitkan motivasi untuk mempelajrinya. Untuk itulah siswa perlu menigkatakan perhatiannya. Disamping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.  Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas  seseorang.  Motivasi merupakan tujuan dan alat  dalam mengajar , sebagai alat, motivasi juga merupakan salah satu faktor intelegensi clan hasil belajar sebelumnya. Yang dapat menentukan keberhasilan sisw adalam bidang pengetahuan, nilai, dan keterampilan.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri , dapat juga bersifat exsternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua,teman dan sebagainya. Motivasi juga dibedakan atas motif intristik dan motif exstrinsik. Motif innstrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Contoh, seorang siswa yang sedang serius mempelajari mata pelajaran disekolah  karena ingin memilki pengetahuan yang dipelajarinya.  Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya  tetapi menjadi penyertanya. Contoh. Siswa belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapat ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

2.  Keaktivan
            Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, dan mempunyai aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain juga tidak bisa dipaksakan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh siswa untuk dirinya sendiri, maka ini siatif harus datang dari diri siswa itu sendiri, dan guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah saja.
            Menurut teori kongitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif. Jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Gage and Berliner (Dalam Dimyati, 2006) menyatakan bahwa : ”Anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya”. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi. Merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis dan menafsirkan dan menarik kesimpulan.



3.  Keterlibatan Langsung
Dimuka telah dibahas bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami proses belajar yang tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar juga dikemukakan oleh John Dewey dengan ”Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual, maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

4.  Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya, menurut teori ini, belajar adalah melatih (jiwa yang ada pada manusia itu sendiri) terdiri dari jiwa pengamat, menangkap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dalam menggunakan pengulangan maka daya tersebut berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam. Maka jiwa yang dilatih dengan pengadaan pengulangan akan menjadi sempurna.

5.  Tantangan
            Siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu sendiri yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka mereka akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN



A.  Konsep Efektifitas
1.  Pengertian Efektivitas
Dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai istilah efektif atau efektivitas yang dikaitkan dengan kegiatan tertentu. Kata efektivitas dipakai untuk menyatakan tingkat pencapaian sasaran oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Dalam memberi pengertian efektivitas setiap orang berbeda-beda sesuia dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 284), bahwa “ efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, dan kesannya), manjur atau mujarab dapat membawa hasil “ Efektivitas berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan , suatu pekerjaan yang dikatakan edektif bila adanya kesesuaian dalam pekerjaan itu antara orang yang  melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
            Selanjutnya efektivitas adalah sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan dan memamfaatkan sumberdaya dalam usaha mencapai tujuan secara operasional. Efektivitas keseluruhan dalam arti sejauh mana organisasi melaksanakan tugas untuk mencapai semua sasaran. Edektivitas merupakan bagian dari konsep efesiensi karna tingkat efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan relatif.



2.   Indikator Efektivitas
            Berdasarkan pengertian efektivitas yang telah dipaparkan diatas, sebenarnya ada beberapa indikator bahwa pengelolaan pembelajaran memiliki efektivitas yang tercapai dengan baik. Adapun indikator efektivitas penbelajaran dapat diukur dari tepat waktu, tepat pelaksanaan dan tepat kualitas.
            Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya perencanaan. Karena perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif  yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan dalam mengajar.
Pembelajaran dapat memiliki efektivitas yang baik jika waktu yang direncanakan dalam perencaan dapat terwujud. Pelaksanaan pembelajaran yang ditetapkan dalam rencana terealisasi dengan baik, hal tersebut dapat dibuktikan dengan ketercapaian tujuan.
Efektivitas suatu program dapat diukur dengan melihat hasil yang dicapai. Hal tersebut tentu saja tidak boleh menyimpang dari tujuan. Jika memeng tujuan sudah tercapai dengan tepat waktu, tepat pelaksanaan dan tepat kualitas, maka efektivitas dari suatu program dapat dikatakan baik. Karena ketiga komponen tersebut diatas telah terpenuhi, maka efektivitas dari program telah teruji.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator efektivitas adalah jika tujuan waktu yang direncanakan dalam perencenaan dapat terwujud. Dan pelaksanaan pembelajaran dalam perencanaan dapat terealisasi dengan baik, hal tersebut dapat dibuktikan dengan tercapainya tujuan seperti yang telah ditetapkan.        

B.  Pengelolaan Pembelajaran
  1. Pengertian Pengelolaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 534) Pengelolaan adalah : Proses, cara, perbuatan mengelola, melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, cara memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Jadi pengelolaan pembelajaran adalah proses yang dilakukan dalam belajar mengajar.
Khusus dibidang pendidikan, guru diharapkan menjadi tenaga – tenaga yang handal yang berkualitas dibidangnya. Dengan demikian guru mampu menjalankan tugasnya sehari – hari secara maksimal dalam mengajar dan mendidiknya sebagai generasi muda penerus pembangunan bangsa. Menagajar mempunyai pengertian bahwa seorang guru hanya memberikan pelajaran kepada siswa – siswanya dengan tujuan agar siswanya tersebut mampu menguasai pelajaran yang diajarkan mendidik mempunyai pengertian bahwa seorang guru memberikan pembinaan akhlak yang baik kepada anak didiknya yang bertujuan untuk membuat anak didiknya itu menjadi dewasa baik secara jasmani maupun secara rohani, yang pada akhirnya diharapkan anak mampu berdikari atau mandiri dalam segala hal.



  1. Pembelajaran
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Pandangan ini dianggap sudah tidak lagi dengan keadaan sekarang karena ada tiga alasan penting yaitu pertama, seorang siswa bukan orang dewasa dalam bentuk ini, akan tetapi mereka adalah organising yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan tugas – tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecendrungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang ilmu. Ketiga, penemuan – penemuan baru khususunya dalam bidang psikologis, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.
Ketiga hal diatas, menurut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar tidak lagi diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai seorang pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Apa yang dilakukan guru dalam rekayasa pembelajaran tersebut mengacu kepada kurikulum yang berlaku. Sementara siswa sebagai pembelajar disekolah mengalami perkembangan jiwa, sesuai azas emansipasi diri menuju kebutuhan dan kemandirian. Disamping itu, guru juga menyusun dan melaksanakan desain intruksional yang ada dengan tujuan untuk membelajarkan siswa. Dengan desain intruksional inilah dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru. Dari hasil kegiatan belajar ini barulah menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar terbagi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Damapak pengajaran merupakan hasil pembelajaran siswa berupa nilai, misalnya nilai rapor, nilai ijazah, nilai nem, dan lain – lain. Sedangkan dampak pengiring merupaka terapan dari pengetahuan yang telah dipelajari siswa disekolah, misalnya kemampuan siswa menguasai matematika dalam berhitung, mengoperasikan komputer, dan lain – lain.  

Efektifitas Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Matematika pada SMPN



PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dewasa ini telah mengakibatkan perubahan disetiap sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Pada sektor inilah yang sering sekali mengalaini perubahan, karena pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang memungkinkan manusia untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi vang utuh.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Salah satu usaha untuk memajukan pendidikan di suatu negara adalah dengan cara mendirikan clan mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.
Pendidikan juga mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk hari esok, suatu masa dengan pendidikan yang menuntut banyak persyaratan baru yang tidak pernah diduga sebelumnya dan malah sebagian besar masih berupa teka teki. Dengan menyadari bahwa sistem pendidikan itu merupakan sub sistem dari system pembangunan Nasional, sebagaimana tercantum dalam UURI No. 20 (2003 - 8) sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk­ watak serta peradaban bangsa yang  bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga, yang demokratis serta bertanggung jawab.


Muchtar (2003:34) mengemukakan bahwa "Pendidikan juga diartikan sebagai usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus". Dalam proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik, terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sisternatis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap berkesinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung dalarn semua situasi dan kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi baik lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Diantara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah diketahui bahwa kemajuan zaman, keluarga ticlak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Alternatif dilaksanakan tentang kebijakan nasional adalah secara bertahap mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat pusat pelatihan manusia Indonesia di masa depan. Dengan kata lain sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap terpijak kepada ciri keindonesiaan. Dengan demikian pendidikan di sekolah seyogyanya secara seimbang dan serasi mer aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan dan memiliki ketrampilan peserta didik.
Upaya dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yaitu pengajaran yang secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan instruksional bidang studi dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian proses belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan tanggung jawab yang selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni pendekatan ketrampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu diketahui bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa baik efek instruksional maupun efek penggiring.
Program pengajaran tidak lepas dari kurikulurn yang telah ditawarkan oleh pemerintah. Pada kurikulurn sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus dicapai. Salah satu bidang studi yang terdapat pada sekolah lanjutan tingkat pertama, yaitu pendidikan Matematika. Sebagai guru matematika maka di berikan kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Tugas guru matematika sebenarnya sama saja dengan guru umum lainnya, hanya dalam aspek‑ aspek tertentu saja yang terdapat perbedaan, terutama yang erat kaitannya dengan pemecahan masaalah, karena keberhasilan dalam pembelajaran matematika terdapat dalam pengelolaan Pembelajaran.





Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Admin (2005) Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menyesuaiakan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yaitu pengajaran yang secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan instruksional bidang studi dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian proses belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan  tanggung jawab yang selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni pendekatan keterampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu diketahui bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai efek kepada siswa baik efek instruksional maupun efek penggiring.
Program pengajaran tidak lepas dari kurikulum yang telah ditawarkan oleh pemerintah. Pada kurikulum sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus dicapai. Salah satu bidang studi yang akan terdapat pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yaitu Pendidikan Matematika. Tugas guru matematika erat kaitannya dengan pemecahan masalah, karena keberhasilan dalam pembeljaran matematika terdapat dalam pemecahan masalah.
Menurut (Muhaimin, 2003), indikator guru yang profesianal ada 6 unsur, yaitu:
1.      Selalu membuat perencanaan konkret dab detail yang siap untuk dilaksanakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2.      Berusaha mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan peserta didik sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk melayani.
3.      Bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang kurang edukatif.
4.      Berkehendak mengubah pola tindakan dalam menetapkan peran peserta didik, guru berperan dan bergaya mengajar.
5.      Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat berpihak pada kepentingan peserta didik.
6.      Bersifat kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti pembuatan alat bantu belajar.

Guru merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan dominan dalam manajemen pendidikan yang berperan sebagai pengajar, pendidik, administrator kelas. Kemampuan yang diperlukan seorang guru adalah kemampuan dalam pengelolaan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.
            Suprayekti (2004:7) menyatakan bahwa ”Dalam pengelolaan kelas, kedudukan guru menjadi sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka menyukseskan pendidikan nasional.” dengan demikian guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, menggunakan media, dan mengelola waktu. Kelima hal itu merupakan pendekatan guru untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya, demi tercapainya tujuan pembelajaran, namun dalam pembelajaran tujuan pendidikan nasional dan daerah. Secara operasional, sekolah-sekolah di SMPN Kota Sigli bidang pendidikan masih mengalami kesulitan karena berbagai faktor antara lain: kemampuan guru pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran matematika masih bervariasi antara satu guru dengan lainnya, kemampuan guru pendidikan matematika dalam pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pendidikan matematika masih sangat berbeda-beda sesuai dengan latar pendidikan dan komitmen masing-masing, kemampuan guru pendidikan matematika masih belum mencapai sasaran, karena masih adanya kendala-kendala baik yang datang dari peserta didik, lingkungan keluarga, faktor fasilitas, dan faktor kurikulum.