Saturday, 23 March 2013
Pendidikan Matematika
13:42
No comments
Pendidikan
matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di SMP dan merupakan
salah satu pelajaran pokok. Untuk mempelajari matematika diperlukan pemikiran –
pemikiran yang matang sehingga memperoleh hasil yang baik diperlukan adanya
arahan dan bimbingan dari guru matematika.
Matematika
merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.
Kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Hampir semua orang
mengatakan bahwa matematika adalah bidang ilmu yang paling sulit. Dalam
mempelajari matematika tidak cukup hanya dengan mengetahui pengertian, tetapi
juga harus memahi konsep materi itu untuk mempermudahkan dalam belajar, agar
siswa dapat memahami konsep belajar yang berkelanjutan.
Belajar matematika
merupakan kegiatan belajar yang bermental tinggi. Matematika timbul karena pemikiran
– pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Ada yang
mengatakan bahwa matematika adalah hanya perhitungan yang mencakup tambah,
bagi, kurang, kali, dan bagi. Tetapi ada pula yang melibatkan topik – topik
tertentu aljabar, trigonometri, dan geometri.
Kemampuan belajar
siswa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki, akan tetapi
bergantung juga pada cara belajar yang mereka lakukan. Belajar matematika yang
baik harus disertai dengan disiplin yang tinggi, rencana yang teratur dan
kemampuan yang tinggi terhadap pengetahuan matematika.
Berdasarkan uraian
diatas dapat dikemukakan bahwa cara belajar matematika harus mempunyai
perencanaan yang matang dan pengorganisasian secara teratur yang dapat
menimbulkan semangat tinggi dan tanpa mengalami kebosanan.
Cara belajar
matematika pada prinsipnya adalah sama dengan mempelajari ilmu pengetahuan yang
lain. Akan tetapi dalam mempelajari matematika siswa lebih dituntut banyak
berhitung. Semakin tepat cara belajar yang dilakukan siswa, semakin besar pula
kemungkinan berhasil untuk medapatkan prestasi yang lebih baik lagi. Kemampuan
belajar tidak hanya ditentukan oleh tingkat kecerdasan yang dimiliki, tetapi
tergantung pula pada cara belajar yang ditempuh.
D. Perencanaan Dan
Evaluasi Pembelajaran Matematika
Evaluasi hasil
belajar merupakan suatu program, karena evaluasi hasil belajar yang baik
memiliki tahapan atau komponen , yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
analisis, dan pemanfaatan. Sehingga bila keempat komponen tersebut dapat berjalan dengan baik, dapat
dikatakan program evaluasi hasil belajar telah terlaksana dengan baik.
Setelah memiliki
perencanaan yang matang program evaluasi dilaksanakan dengan tuntutan kurikulum. Hal yang perlu diperhatikan dalam
program evaluasi adalah kompetensi dasar yang diharapkan, jenis tagihan, waktu
pelaksanaan, alat dan bentuk penilaian yang bervariasi, dan kondusifnya suasana
penilaian. Selanjutnya data atau informasi yang diperoleh dari pelaksanaan
program pembelajaran maupun analisis hasil pembelajaran, hal ini dimaksudkan
agar dapat memposisikan siswa dalam ketuntasan hasil belajar dan selanjutnya
dapat berupa remedial bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal maupun
program pengayaan bagi siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan optimum.
Program evaluasi
yang baik perlu dikelola dengan baik, untuk mendapatkan data dan informasi yang
lengkap dari proses dan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui kesulitan dan
kendala siswa pada proses belajar siswa sehingga dapat diambil kepurusan dan
ditindak lanjut yang tepat.
Evaluasi dan
tehnik penilaian pada pembelajaran matematika dapat berupa tes tulis dan tes lisan. Tes tulis itu dapat berupa
soal tentang pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, sedangkan tes lisan
itu dapat berupa soal tentang pemecahan
masalah.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
13:40
No comments
Dari berbagai prinsip belajar terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru yang mengajar untuk meningkatkan potensi mengajarnya. Prinsip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktivan, ketrlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, baliakan dan penguatan serta perbedaan individual.
1.
Perhatian Dan Motivasi
Perhatian
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar . perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya , karena itu akan membangkitkan motivasi untuk mempelajrinya.
Untuk itulah siswa perlu menigkatakan perhatiannya. Disamping perhatian,
motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi merupakan tujuan dan alat dalam mengajar , sebagai alat, motivasi juga
merupakan salah satu faktor intelegensi clan hasil belajar sebelumnya. Yang
dapat menentukan keberhasilan sisw adalam bidang pengetahuan, nilai, dan
keterampilan.
Motivasi dapat
bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri , dapat juga bersifat
exsternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua,teman dan
sebagainya. Motivasi juga dibedakan atas motif intristik dan motif exstrinsik.
Motif innstrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Contoh, seorang siswa yang sedang serius mempelajari mata pelajaran
disekolah karena ingin memilki
pengetahuan yang dipelajarinya.
Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan
yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertanya. Contoh. Siswa belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik
kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapat ijazah adalah penyerta
dari keberhasilan belajar.
2.
Keaktivan
Kecenderungan
psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak
mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, dan mempunyai aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan
oleh orang lain juga tidak bisa dipaksakan oleh orang lain. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh
siswa untuk dirinya sendiri, maka ini siatif harus datang dari diri siswa itu
sendiri, dan guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah saja.
Menurut
teori kongitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif. Jiwa
mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi. Gage and Berliner (Dalam Dimyati, 2006) menyatakan
bahwa : ”Anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya”. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi.
Merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis dan menafsirkan
dan menarik kesimpulan.
3.
Keterlibatan Langsung
Dimuka telah
dibahas bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah
mengalami proses belajar yang tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar
yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga
harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya.
Pentingnya
keterlibatan langsung dalam belajar juga dikemukakan oleh John Dewey dengan
”Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual, maupun
kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator.
4.
Pengulangan
Prinsip belajar
yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang
dikemukakan oleh teori Psikologi Daya, menurut teori ini, belajar adalah
melatih (jiwa yang ada pada manusia itu sendiri) terdiri dari jiwa pengamat,
menangkap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dalam
menggunakan pengulangan maka daya tersebut berkembang. Seperti halnya pisau
yang selalu diasah akan menjadi tajam. Maka jiwa yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan akan menjadi sempurna.
5.
Tantangan
Siswa
dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam
situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu
mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk
mengatasi hambatan itu sendiri yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,
maka mereka akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
13:37
No comments
A. Konsep
Efektifitas
1. Pengertian
Efektivitas
Dalam kehidupan
sehari-hari sering dipakai istilah efektif atau efektivitas yang dikaitkan
dengan kegiatan tertentu. Kata efektivitas dipakai untuk menyatakan tingkat
pencapaian sasaran oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan.
Dalam memberi
pengertian efektivitas setiap orang berbeda-beda sesuia dengan sudut pandang
dan kepentingan masing-masing. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 284),
bahwa “ efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, dan kesannya),
manjur atau mujarab dapat membawa hasil “ Efektivitas berarti terjadinya suatu
efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan , suatu pekerjaan yang
dikatakan edektif bila adanya kesesuaian dalam pekerjaan itu antara orang
yang melaksanakan tugas dengan sasaran
yang dituju.
Selanjutnya
efektivitas adalah sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan dan memamfaatkan
sumberdaya dalam usaha mencapai tujuan secara operasional. Efektivitas keseluruhan dalam
arti sejauh mana organisasi melaksanakan tugas untuk mencapai semua sasaran. Edektivitas merupakan bagian
dari konsep efesiensi karna tingkat efektivitas berkaitan dengan pencapaian
tujuan relatif.
2. Indikator
Efektivitas
Berdasarkan
pengertian efektivitas yang telah dipaparkan diatas, sebenarnya ada beberapa
indikator bahwa pengelolaan pembelajaran memiliki efektivitas yang tercapai
dengan baik. Adapun indikator efektivitas penbelajaran dapat diukur dari tepat
waktu, tepat pelaksanaan dan tepat kualitas.
Efektivitas
suatu kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya perencanaan. Karena
perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu cara
untuk mencapai hasil belajar yang efektif
yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan
dalam mengajar.
Pembelajaran dapat
memiliki efektivitas yang baik jika waktu yang direncanakan dalam perencaan
dapat terwujud. Pelaksanaan pembelajaran yang ditetapkan dalam rencana
terealisasi dengan baik, hal tersebut dapat dibuktikan dengan ketercapaian
tujuan.
Efektivitas suatu
program dapat diukur dengan melihat hasil yang dicapai. Hal tersebut tentu saja
tidak boleh menyimpang dari tujuan. Jika memeng tujuan sudah tercapai dengan
tepat waktu, tepat pelaksanaan dan tepat kualitas, maka efektivitas dari suatu
program dapat dikatakan baik. Karena ketiga komponen tersebut diatas telah
terpenuhi, maka efektivitas dari program telah teruji.
Dari pendapat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator efektivitas adalah jika tujuan
waktu yang direncanakan dalam perencenaan dapat terwujud. Dan pelaksanaan
pembelajaran dalam perencanaan dapat terealisasi dengan baik, hal tersebut
dapat dibuktikan dengan tercapainya tujuan seperti yang telah ditetapkan.
B. Pengelolaan
Pembelajaran
- Pengertian Pengelolaan
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005 : 534) Pengelolaan adalah : Proses, cara, perbuatan
mengelola, melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain,
proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, cara
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Jadi pengelolaan pembelajaran adalah
proses yang dilakukan dalam belajar mengajar.
Khusus dibidang
pendidikan, guru diharapkan menjadi tenaga – tenaga yang handal yang
berkualitas dibidangnya. Dengan demikian guru mampu menjalankan tugasnya sehari
– hari secara maksimal dalam mengajar dan mendidiknya sebagai generasi muda penerus
pembangunan bangsa. Menagajar mempunyai pengertian bahwa seorang guru hanya
memberikan pelajaran kepada siswa – siswanya dengan tujuan agar siswanya
tersebut mampu menguasai pelajaran yang diajarkan mendidik mempunyai pengertian
bahwa seorang guru memberikan pembinaan akhlak yang baik kepada anak didiknya
yang bertujuan untuk membuat anak didiknya itu menjadi dewasa baik secara
jasmani maupun secara rohani, yang pada akhirnya diharapkan anak mampu
berdikari atau mandiri dalam segala hal.
- Pembelajaran
Secara deskriptif
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari
guru kepada siswa. Pandangan ini dianggap sudah tidak lagi dengan keadaan
sekarang karena ada tiga alasan penting yaitu pertama, seorang siswa bukan
orang dewasa dalam bentuk ini, akan tetapi mereka adalah organising yang sedang
berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan tugas – tugas perkembangannya,
dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kedua, ledakan
ilmu pengetahuan mengakibatkan kecendrungan setiap orang tidak mungkin dapat
menguasai setiap cabang ilmu. Ketiga, penemuan – penemuan baru khususunya dalam
bidang psikologis, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan
tingkah laku manusia.
Ketiga hal diatas,
menurut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar tidak lagi diartikan sebagai
proses menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi lebih dipandang sebagai
proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
potensi yang dimilikinya. Guru sebagai seorang pendidik melakukan rekayasa
pembelajaran. Apa yang dilakukan guru dalam rekayasa pembelajaran tersebut
mengacu kepada kurikulum yang berlaku. Sementara siswa sebagai pembelajar
disekolah mengalami perkembangan jiwa, sesuai azas emansipasi diri menuju
kebutuhan dan kemandirian. Disamping itu, guru juga menyusun dan melaksanakan
desain intruksional yang ada dengan tujuan untuk membelajarkan siswa. Dengan
desain intruksional inilah dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan siswa dan guru. Dari hasil kegiatan belajar ini barulah menghasilkan
hasil belajar. Hasil belajar terbagi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak
pengiring. Damapak pengajaran merupakan hasil pembelajaran siswa berupa nilai,
misalnya nilai rapor, nilai ijazah, nilai nem, dan lain – lain. Sedangkan
dampak pengiring merupaka terapan dari pengetahuan yang telah dipelajari siswa
disekolah, misalnya kemampuan siswa menguasai matematika dalam berhitung,
mengoperasikan komputer, dan lain – lain.
Efektifitas Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Matematika pada SMPN
13:33
No comments
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi,
kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa
depan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan sumberdaya manusia dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat dewasa ini telah mengakibatkan perubahan disetiap sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Pada sektor inilah yang sering sekali mengalaini perubahan, karena pendidikan
merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang memungkinkan manusia untuk
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi vang utuh.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa
ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Salah satu usaha
untuk memajukan pendidikan di suatu negara adalah dengan cara mendirikan clan
mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.
Pendidikan juga mempunyai tugas menyiapkan
peserta didik untuk hari esok, suatu masa dengan pendidikan yang menuntut banyak
persyaratan baru yang tidak pernah diduga sebelumnya dan malah sebagian besar
masih berupa teka teki. Dengan menyadari bahwa sistem
pendidikan itu merupakan sub sistem dari system pembangunan
Nasional, sebagaimana tercantum dalam UURI No. 20 (2003 - 8) sebagai
berikut:
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan
kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga, yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Muchtar (2003:34)
mengemukakan bahwa "Pendidikan juga diartikan sebagai usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta
bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus".
Dalam proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik,
terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sisternatis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap berkesinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung
dalarn semua situasi dan kondisi, di semua lingkungan
yang saling mengisi baik lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Diantara tiga pusat pendidikan, sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Seperti telah diketahui bahwa kemajuan zaman, keluarga ticlak mungkin lagi memenuhi
seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda
terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah
dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan
masyarakat. Alternatif dilaksanakan tentang kebijakan nasional adalah secara bertahap mengembangkan
sekolah menjadi suatu tempat pusat pelatihan manusia
Indonesia di masa depan. Dengan kata lain sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara
optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap terpijak kepada ciri keindonesiaan. Dengan demikian pendidikan
di sekolah seyogyanya secara seimbang dan serasi mer aspek pembudayaan,
penguasaan pengetahuan dan memiliki ketrampilan peserta didik.
Upaya dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah yaitu pengajaran yang secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan
instruksional bidang studi dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber
dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian proses
belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan tanggung jawab yang
selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni
pendekatan ketrampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu
diketahui bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar
mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa baik efek
instruksional maupun efek penggiring.
Program pengajaran tidak lepas dari kurikulurn
yang telah ditawarkan oleh pemerintah.
Pada kurikulurn sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus
dicapai. Salah satu bidang studi yang terdapat
pada sekolah lanjutan tingkat pertama, yaitu pendidikan Matematika. Sebagai guru matematika maka di berikan
kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Tugas guru matematika sebenarnya
sama saja dengan guru umum lainnya, hanya dalam aspek‑ aspek tertentu saja yang
terdapat perbedaan, terutama yang erat kaitannya dengan pemecahan masaalah,
karena keberhasilan dalam pembelajaran matematika terdapat dalam pengelolaan
Pembelajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Admin (2005) Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi
individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga
dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menyesuaiakan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya dapat
dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yaitu pengajaran yang
secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan instruksional bidang studi
dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber
dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian
proses belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan tanggung jawab yang selaras dan seimbang
antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni pendekatan
keterampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu diketahui
bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar
akan membawa berbagai efek kepada siswa baik efek instruksional maupun efek
penggiring.
Program pengajaran
tidak lepas dari kurikulum yang telah ditawarkan oleh pemerintah. Pada
kurikulum sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus
dicapai. Salah satu bidang studi yang akan terdapat pada Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama yaitu Pendidikan Matematika. Tugas guru matematika erat
kaitannya dengan pemecahan masalah, karena keberhasilan dalam pembeljaran
matematika terdapat dalam pemecahan masalah.
Menurut (Muhaimin,
2003), indikator guru yang profesianal ada 6 unsur, yaitu:
1.
Selalu membuat perencanaan konkret dab detail yang siap untuk dilaksanakan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2.
Berusaha mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan
peserta didik sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk
melayani.
3.
Bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang kurang edukatif.
4.
Berkehendak mengubah pola tindakan dalam menetapkan peran peserta didik,
guru berperan dan bergaya mengajar.
5.
Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat
berpihak pada kepentingan peserta didik.
6.
Bersifat kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti
pembuatan alat bantu belajar.
Guru merupakan
salah satu unsur yang sangat penting dan dominan dalam manajemen pendidikan
yang berperan sebagai pengajar, pendidik, administrator kelas. Kemampuan yang
diperlukan seorang guru adalah kemampuan dalam pengelolaan yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.
Suprayekti
(2004:7) menyatakan bahwa ”Dalam pengelolaan kelas, kedudukan guru menjadi
sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka menyukseskan
pendidikan nasional.” dengan demikian guru harus memiliki keterampilan
mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, menggunakan
media, dan mengelola waktu. Kelima hal itu merupakan pendekatan guru untuk
mengkomunikasikan tindakan mengajarnya, demi tercapainya tujuan pembelajaran,
namun dalam pembelajaran tujuan pendidikan nasional dan daerah. Secara
operasional, sekolah-sekolah di SMPN Kota Sigli bidang pendidikan masih
mengalami kesulitan karena berbagai faktor antara lain: kemampuan guru
pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran matematika masih
bervariasi antara satu guru dengan lainnya, kemampuan guru pendidikan
matematika dalam pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pendidikan matematika
masih sangat berbeda-beda sesuai dengan latar pendidikan dan komitmen
masing-masing, kemampuan guru pendidikan matematika masih belum mencapai
sasaran, karena masih adanya kendala-kendala baik yang datang dari peserta
didik, lingkungan keluarga, faktor fasilitas, dan faktor kurikulum.
Subscribe to:
Posts (Atom)