Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu kita dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.
• Keluarga
• Lingkungan
• Kepribadian
• Rekreasi
• Pergaulan dengan lawan jenis
• Pendidikan/sekolah
• Persahabatan dan solidaritas kelompok
• Lapangan kerja
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Istilah ini digunakan dalam berbagai teori psikologi, seperti oleh Kurt Goldstein, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Goldstein adalah ahli yang pertama melihat bahwa kebutuhan ini menjadi motivasi utama manusia, sementara kebutuhan lainnya hanyalah manifestasi dari kebutuhan tersebut. Namun yang membuat istilah ini lebih mengemuka adalah teori Maslow tentang hirarki kebutuhan, yang menganggapnya sebagai tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.
Aktualisasi diri adalah sebuah keadaan dimana seorang manusia telah merasa
menjadi dirinya sendiri, ia mengerjakan sesuatu yang disukainya dan ia mengerjakannya dengan gembira, dengan hati yang bernyanyi. Ia tidak lagi menempatkan keberhasilan dari pekerjaannya kepada ukuran yang biasanya berlaku, yakni penghasilan yang diperoleh dari hasil sebuah kerja. Ukurannya menjadi berubah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan difahami oleh dirinya.ktualisasi diri juga dapat diartikan bagaimana kita mengembangkan kekuatan diri kita sendiri. Dan untuk mempraktekkan aktualisasi diri diperlukan kesehatan dan kekayaan mental (kepercayaan diri, disiplin, tanggung jawab, dan integritas), karena dengan ini semua maka kita tahu mengenai kelebihan kita dan mampu mencapai apa yang diinginkan.Simpelnya Maslow bilang, proses aktualisasi diri adalah perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau yang terpendam. Istilah lainnya ‘menjadi manusiawi secara penuh’
oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 1 persen orang dewasa yang mencapai aktualisasi diri.
yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Ia mulai mencari tahu untuk apa dirinya diciptakan dan dikirimkan Tuhan YME ke muka bumi ini. Semua manusia akan mengalami fasa itu, hanya saja sebagian dari manusia terkena jebakan pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahapan yang dikemukakan Maslow. Kalau saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan terakhir, tahap aktualisasi diri, maka ia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. Apa misi yang harus dilaksanakannya dalam kehidupannya di muka bumi, untuk apsaja diciptakan.
sendiri atau apa apa yang melekat bersama tubuh. Raga manusia memiliki banyak keterbatasan kemampuan. Keterbatasan itu adalah rahmat dari Tuhan YME agar manusia tidak terjebak kepada mengusahakan sesuatu yang memang bukan untuk itu ia diciptakan. Kalau coretan tangannya kaku dan tidak indah, maka tentunya membuat lukisan atau kaligrafi adalah sesuatu yang jauh dari dirinya.
Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri adalah ebagai berikut :
Hambatan dari individu berupa ketidaktahuan, keraguan, dan rasa takut individu mengungkapkan potensi dirinya.
Hambatan dari luar lingkungan berupa perpecahan
Pengaruh negative yang akan ditimbulakn oleh kebutuhan akan rasa aman yang kuat .
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluri yang paling lemah, sehingga dapat dengan mudah dikuasai pleh kebiasaan, tekanan, kebudayaan, dan sikap yang selah terhadap aktualisasi diri.
Orang sering takut untuk mengetahui diri sendiri yang sebanarnya penting untuk aktualisasi diri.
Aktualisasi diri pada umumnya memerlukan lingkungan yang memberi kebebasan kepada seseorng bebas untuk mengungkapkan dirinya, menjelajah, membenci kebebasan kepada seseorang bebas untuk mengungkapkan dirinay.