Friday, 15 February 2013
Kanker Serveks
11:46
No comments
2.1.1.
Pengertian
Kanker
serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada
daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama
wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal
terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa
menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita. Kanker serviks
disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau
virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk
kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa
saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau
kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh
untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri,
teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2.1.2.
Penyebab dan gejala
Kanker
serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks
yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus)
yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka
infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker
serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent
Killer".
Gambar 2.1 Serviks
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak
selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah
setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini.
Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa
menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita
kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui
kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan
seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat
menginfeksi daerah serviks atau leher rahim. Cara penularan lain adalah di closet
pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini
mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita
berpindah ke closet. Bila menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa
saja virus kemudian berpindah ke daerah genital.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi
penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang
mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat
menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan
tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah
wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti
pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti
pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu
lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan
gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang
pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker
serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini
melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada
istrinya dan menginfeksinya.
2.1.3. Pencegahan kanker serviks
Meski kanker serviks
menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak
tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker
serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
2.1.3.1. Miliki pola makan sehat,
yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan
tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam
folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
2.1.3.2. Hindari merokok. Banyak
bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker
serviks.
2.1.3.3. Hindari seks sebelum
menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
2.1.3.4. Hindari berhubungan seks
selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya
dan berkembangnya kanker serviks.
2.1.3.5. Hindari berhubungan seks
dengan banyak partner.
2.1.3.6. Secara rutin menjalani tes
Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
2.1.3.7. Alternatif tes Pap smear
yaitu tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) dengan biaya yang
lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
2.1.3.8. Pemberian vaksin atau
vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
2.1.3.9. Melakukan pembersihan
organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat
dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
Penanganan Mioma Uteri
11:42
No comments
Pada umumnya tidak dilakukan
operasi untuk pengangkatan mioma uteri dalam kehamilan. Demikian pula tidak
dilakukan tidak dilakukan aborsi propokatus. Apabila terjadi generasi merah
pada mioma uteri dengan gejala – gejala tersebut diatas, biasanya sikap
konservatif dengan istirahat baring dan pengawasan yang ketat memberi hasil
yang cukup memuaskan. Antibiotika tidak banyak gunanya karena proses peradangan
bersifat suci hama. Akan tetapi bila dianggap perlu, bisa dilakukan laparatomi percobaan dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan
apa yang ditemukan waktu perut dibuka. apabila mioma uteri menghalanggi jalan
lahir harus dilakukan operasi seksio sesaria. dalam masa nifas mioma uteri di biarkan kecuali apabila
timbul gejala – gejala akut yang membahayakan. pengangkatan dilakukan secepat –
cepatnya setelah 3 bulan, akan tetapi pada saat itu mioma uteri kadang – kadang
sudah sangat kecil sehingga tidak memerlukan pembedahan
Pengaruh Mioma pada kehamilan dan persalinan
11:41
No comments
Terdapatnya
mioma uteri mengakibatkan hal sebagai
berikut.
1) Mengurangi
kemungkinan wanita menjadi hamil terutama pada mioma uteri submukosum.
2) Kemungkinan
abortus makin bertambah
3) Kelainan
letak janin dalam rahim, terutama pada mioma
yang besar dan letak subserus
4)
Menghalang – halanggi
lahirnya bayi, terutama pada mioma
yang letaknya di serviks
5) Inersia uteri
dan atonia uteri, terutama pada mioma
yang letaknya di dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma
6) Mempersulit
lepasnya plasenta, terutama pada
mioma yang submukus dan intramural.
Pengaruh mioma
pada kehamilan dan persalinan (Mochtar, 1992)
a)
Subfertil
(agak mandul) sampai fertile (mandul)
dan kadang – kadang hanya punya anak
b)
Sering terjadi abortus
c)
Terjadi kelainan letak
janin dalan rahim
d)
Distosia
tumor yang menghalanggi jalan lahir
e)
Inersia
uteri pada kala I dan kala II
f)
Atomia uteri
setelah postpartum, pendarahan banyak
g)
Kelainan letak plasenta
h)
Plasenta sukar lepas (retensio plasenta)
2.1.1. Kehamilan
dan Persalinan dapat mempengaruhi Mioma
Uteri.
Tumor bertumbuh lebih
cepat dalam kehamilan akibat hipertropi dan oedema, terutama pada bulan – bulan
pertama, mungkin kerena pengaruh hormonal.
Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.
2.1.2. Klasifikasi
Mioma Uteri
Degenerasio
Karsinoma Tumor menjadi lebih lunak dalam
kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadinya gangguan sirkulasi di
dalamnya, sehingga terjadi pendarahan dan nekrosis,
terutama ditengah tengah tumor. Tumor tampak merah atau tampak seperti daging, perubahan ini menyebabkan rasa nyeri
diperut yang disertai gejala – gejala peradangan, walaupun dalam hal ini
peradangan suci hama (steril). Lebih sering lagi komplikasi terjadi pada masa nifas karna sirkulasi pada
tumor mengurangi akibat perubahan – perubahan sirkulasi yang dialami oleh
wanita setelah bayinya lahir.
Mioma
uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami
putaran tangkai akibat desakan uterus
yang semakin lama semakin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan gambaran
klinis perut mendadak (acute abdomen)
Mioma Uteri
11:39
No comments
Mioma atau
Leiomiomamata juga sering disebut fibroid adalah tumor jinak yang berasal dari
sel-sel otot polos. Tumor ini mengandung sejumlah jaringan ikat yang berbeda
yang mungkin terdiri dari sel-sel otot polos yang telah mengalami degenerasi.
Umumnya mioma ditemukan dalam decade keempat atau kelima dari
kehidupan. Mioma adalah tumor yang paling sering terdapat pada rongga panggul.
Mioma biasanya multiple. Pertumbuhan
mioma biasanya dirangsang oleh horman estrogen. Mioma tumbuh dengan mendorong
perbatasan dengan sebuah kapsul palsu dan bias tumbuh menjadi sangat besar.
Tempat pertumbuhan yang paling sering adalah di dalam korpus uteri. Mioma
terdapat pada 25% orang kulit putih dan pada 50 % orang kulit hitam.
Mioma Uteri
adalah tumor yang ada di uterus. Menurut perkiraan frekwensi Mioma Uteri dalam kehamilan dan
persalinan berkisar 1 %, banyak mioma
kecil tidak dikenal.
Dalam
banyak kasus kombinasi mioma dengan kehamilan tidak mempunyai arti apa – apa.
Dipihak lain kombinasi itu dapat menyebabkan komplikasi obstetri yang besar artinya. Hal itu tergantung dari besarnya dan
lokasinya
2.1.1. Etiologi
Penyebab
dari Mioma uteri sampai saat ini
belum di ketahui
dengan pasti. Diagnosa Mioma Uteri dalam kehamilan biasanya
tidak sulit, walau kadang dibuat kesalahan. Terutama kehamilan kembar, tumor ovarium dan uterus didelfis dapat menyesatkan diagnoksa. adakalanya mioma besar
teraba seperti kepala janin, sehingga kehamilan tunggal disangka kehamilan
kembar, atau mioma kecil disangka
bagian – bagian janin. Dalam persalinan mioma
lebih menonjol waktu ada his sehingga mudah dikenal.
Mioma
yang lunak dan tidak menyebabkan kelainan bentuk uterus sangat sulit untuk
dibedakan dari uterus gravidus.
Bahkan pada laparatomi, waktu perut
terbuka, kadang – kadang tidak mungkin untuk dibuat diagnosa yang tepat
2.1.2. Tanda
dan gejala Mioma uteri
Pada
inspeksi kasar dari uterus biasa tampak berbenjol-benjol atau rata tetapi
membesar. Potongan melintang tampak seperti pusaran air yang berwarna putih dan
berkilat. Dasar tangkai mempunyai suplai pembuluh darah utama. Mioma uteri biasa
jadi asimtomatik. Gejala-gejala biasa berupa tekanan dalam rongga panggul dan
sering kencing yang disebabkan oleh pengaruh massa. Massa panggul itu biasa
menyebabkan obstruksi kateter dan
suatu hidro kateter. Rasa nyeri biasa
bermanifestasi sebagai dismenorea,
disparaunia, atau nyeri kronik dalam rongga panggul. Sebuah fibroid yang mengalami infark biasa menyebabkan rasa nyeri
panggul yang akut dan suatu acute abdomen
Perdarahan
rahim yang abnormal adalah biasa pada fibroid submukosum dan bias terjadi dan
bisa terjadi fibroid interstisial. Perdarahan abnormal terjadi melalui dua
mekanisme . mioma submukosum memiliki
endometrium yang tipis diatas permukaan yang tidak bisa berespon secara normal
terhadap pengaruh hormonal. Mioma submokosum bias mengalami ulserasi atau
nekrosis dan berdarah secara langsung. Fibroid interstisial bias menyebabkan
bertambah luasnya permukaan endomertium karena rahim mengalami pembesaran.
Sehingga menyebabkan hipermenorea.
Anemi adalah akibat hipermenorea
Gangguan penekanan tergantung pada besar dan
tempat mioma uteri. Penekanan pada kantung kemih akan menyebabkan poliuri, pada
uretra dapat menyebabkan retention urine,
pada kateter dapat menyebabkan hidroureter
dan hidronefosis, pada rectum dapat
menyebabkan obstipasi dan tenesmia pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma submuksum juga memudahkan terjadinya
abortus oleh karena distorsi rongga uterus.
2.1.3. Diagnosis
mioma uteri
Diagnoksa
dikesankan dari anamneses. Pemeriksaan bimanual selalu bisa memberikan
komfirmasi. Pemeriksaan ultrasonografi
felvis berguna untuk mengukuhkan hasil pemeriksaan bimanual dan untuk
membedakan fibroid dengan tumor adneksa. Ultrasonografi juga sangat berguna
untuk mendiagnosa fibroid submokusum yang kecil yang menyebabkan perdarahan
abnormal atau yang tidak bergejala. Laparoskopi bias jadi diperlukan untuk
membedakan sebuah mioma didalam ligamentum latum dari sebuah tumor padat
adneksa. Sinar rontgen bisa mengidentifikasi sebuah mioma yang mengalami kalsifikasi
Seringkali
penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat
uterus yang umumnya terletak di garis tengah ataupun agak kesamping, sering
kali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang
berhubungan dengan uterus. Mioma intramular akan menyebabkan vakum uteri menjadi luas yang ditengakkan
dengan pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submukosum kadang-kadang dapat
teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis dan terasanya benjolan
pada permukaan vakum uteri.
Subscribe to:
Posts (Atom)