Monday, 4 March 2013
Indeks Massa Tubuh Ibu Menyusui
15:08
No comments
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bodi mass index (BMI)
merupakan alat ataucara yang Sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa,
khususnya yang berkaitan dengan kekurangandan kelibihan berat badan. Indeks
massa tubuh (IMT), atau indeks Quetelet, merupakan proksi heuristik untuk lemak
tubuh manusia berdasarkan berat badan seseorang dan tinggi. IMT tidak
benar-benar mengukur persentase lemak tubuh. Itu di temukan antara tahun 1830
dan 1850 oleh polymath asal belgia Adolphe Quetelet selam pengembangan “fisika
sosial”.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil
perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT
dipercayai dap[at menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam
tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi
penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung
lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray
absorbtiometry (Grummer-Strawn Lmet al., 2002). IMT merupakan altenatif
untuk tindakan pengukuran lemk tubuh karena murah serta metode skrining
katagegori berat badan yantg mudah di lakukan.
Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas SDM. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan
masalah penting karena dapat mempengaruhi produktifitas kerja serta dapat
menjadi faktor risiko dari beberapa penyakit tertentu. Oleh karena itu,
pwmantauan gizi perludi lakukan secara berkesinambungan oleh setiap orang,
Indeks massa tubuh (IMT) atau body mass
indeks (BMI) merupakan cara untuk memantou status gizi orang dewasa,
khusunya yang berkaitan dengan kekurangan dan kellebihan berat badan (obesitas)
berat badan kurang dapat menadapatkan risiko terhadap pebnyakit degeneratif.
Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungk,inkan seseorang
dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Dapat disimpulkan bahwa
indeks massa ibu menyusui adalah cara yang sederhana memant5au status gizi ibu
menyusui, khusunya yang berkaitan dengan kekurang dan kelebihan berat badan
bagi ibu menyusui.
Metode Kangguru
15:03
No comments
2.1.1. Pengertian
Perawatan metode kanguru adalah
perawatan untuk bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit
bayi dan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung
kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir premature maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas
yang efektif. Hal ini terjadi bila ada
kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai
skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru
merupakan cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar, yaitu kehangatan, air susu
ibu,perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih saying (Wahyuni, 2011).
Kangaroo Mother Care (KMC), kontak
antara kulit ibu dan bayinya, dengan waktu dan kesempatan pertama sekalian
pemberian ASI eksklusif, dan perubahan keadaan dirumah sakit dan alternative
pemecahan bagi bayi berat lahit rendah (Conde-Agudello at all, 2000).
2.1.2. Manfaat
Metode Kangguru
Menurut Luize (2003) dalam Purnamaningrum (2010) Secara
klinis, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan pernapasannya lebih
teratur, sehingga menyebarkan oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik.
Selain itu, cara ini mencegah bayi kedinginan. Bayi dapat tidur dengan nyenyak
dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya
lebih cepat. Pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi lebih baik. Cara
ini juga mempermudah pemberian ASI, mempererat ikatan batin antara ibu dan
anak, serta mempersingkat masa perawatan secara keseluruhan. Bagi orang tua,
hal ini turut menumbuhkan rasa percaya diri dan kepuasan bekerja. Perawatan
bayi lekat atau metode kangguru ini sederhana, praktis, efektif, dan ekonomis,
sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti ibu dirumah ataupun
dipuskesmas, terutama dalam mencegah kematian BBLR.
2.1.3. Mekanisme
Kerja Perawatan Metode Kangguru
Pada dasarnya mekanisme kerja perawatan
metode kangguru adalah sama seperti perawatan canggih dalam inkubator yang
berfungsi sebagai termoregulator memberikan lingkungan yang termonetral bagi
setiap neonatus melalui aliran panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termoral
adalah lingkungan suhu agar bayi dapat mempertahankan optimal (36,5-37,5 C)
dengan mengeluarkan energi atau kalor yang minimal, terutama bagi BBLR yang
persediaan atau sumber kalorinya sangat terbatas (Usman, 2001).
Pengaliran panas melalui konduksi adalah
identik kontak kulit ibu-bayi seperti dalam inkubator konduksi panas dari badan
inkubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat
di dalam inkubator seperti udara hangat dalam selimut atau baju kangguru.
Proses hantaran panas tersebut berlangsung terus-menerus selama dibutuhkan oleh
BBLR baik dalam inkubator maupun dalam perawatan metode kangguru, oleh karena
itu perawatan metode kangguru hanya dikerjakan selama dibutuhkan oleh neonatus
sampai bayi bisa mandiri tanpa harus dirawat dalam inkubator, yaitu sekitar BB
mencapai 2500 gram. Sehingga perawatan metode kangguru harus terus menerus
dilakukan bergantian oleh bapak, ibu, tante dan neneknya (Usman, 2001).
2.1.4.
Metode dan Waktu
Pelaksanaan
Menurut
Perinasia dalam Yuliasti (2010) tahapan
penggunaan metode kangguru meliputi:
1)
Persiapan ibu
a. Membersihkan
daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
b. Membersihkan
kuku dan tangan.
c. Baju
yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
d. Selama
pelakasanaan metode kangguru ibu tidak memakai BH.
e. Bagian
bawah baju diikat dengan pengukat baju atau kain.
f. Memakai
kain baju yang dapat direnggangkan.
2)
Persiapan bayi
a. Bayi
jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
b. Bayi
perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.
c. Posisi
bayi vertical ditengah payudara atau sedikit ke samping kana/kiri sesuai dengan
kenyamanan bayi serta ibu. Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit
ibunya trus menerus.
d. Saat
ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu
e. Setelah
bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selekeliling atau mengelilingi ibu dan
bayi.
Prinsip metode ini adalah menggantikan
perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kangguru. Ibu bertindak
seperti ibu kangguru yang mendekap bayinya. dengan tujuan mempertahankan suhu
bayi stabil dan optimal (36,5-37,5 C).Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung kulit bayi dengan secara terus menerus. Bayi yang dapat bertahan
dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil
(36,5-37,5 C), dan mampu menyusui. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai
bobot badan minimal 2500 gram dan suhu tubuh optimal 37C, dan bayi bisa menetek
kuat (Yuliasti, 2010)
Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek
yang paling penting dalam manajemen BBLR. Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rectal dipertahankan antara
35,5C-37C. semakin kecil bayi maka lebih rendah suhu rektalnya. Dengan bertambahnya berat
badan dan membaiknya kondisi umum maka akan ditemukan juga kestabilan yang lebih besar
dari suhu tubuhnya. Ketahanan hidup BBLR lebih besar bila mereka dirawat dalam
atau dekat dengan lingkungan panas netralnya. Mereka harus diasuh dalam suatu
suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipetahankan dengan usaha metabolic
yang minimal. Tetapi juga tidak diinginkan untuk meningkatkan suhu tubuh secara tepat Karena dapat
mengarah pada timbulnya hiperpireksia yang berkaitan dengan adanya peningkatan kecepatan metabolisme dan
peningkatan kebutuhan akan oksigen (sachrain, 1996). Untuk memelihara suhu
tubuh BBLR dapat dimasukkan dalam incubator, radian warmer ataupun issolette. Pada dasarnya incubator
merupakan suatu kotak yang dirancang untuk mempertahankan suhu internal yang
konstan dengn menggunakan thermostat. Bila dirawat dalam inkobator bayi dalam keadaan telanjang.
Sementara itu incubator juga harus terpelihara kebersihannya. Bagian luar dari
incubator dibersihkan setiap hari. Desinfektan seperti svlon dapat digunakan
untuk melap bagian dalam (Yuliasti, 2010)
2.1.5. Kriteria
bayi untuk dilakukan perawatan metode kangguru
Antara lain bayi dengan berat badan
2000 garam, tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan
koordinasi isap dan menelan yang baik, kesiapan dan keikutsertaan orang tua
sangat mendukung dalam keberhasilan. Pelaksanaan metode kangguru dapat
dilakukan pada waktu segera setelah lahir, sangat awal setelah 10-15 menit,
awal setelah umur 24 jam, menengah setelah 7 hari perawatan, lambat setelah
bayi bernafas sendiri tanpa, atau setelah keluar dari perawatan incubator
(Muslihaton, 2010).
2.1.6. Kriteria
keberhasilan perawatan metode kangguru
adalah suhu tubuh bayi stabil dan optimal
(36,5-37,5 C), kenaikan berat badan stabil, produksi ASI adekuat, bayi tumbuh
dan berkembang optimal, dan bayi dapat menetek kuat seperti normalnya.
Keuntungan metode kangguru bagi perawatan bayi, adalah meningkatkan hubungan
emosi ibu dan anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan
bayi, meningkatkan pertumbuhan dan berat
badan bayi dengan lebih baik, mengurangi
stres pada ibu dan bayi,mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan
emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan risiko terinfeksi
selama perawatan di rumah sakit, serta mempersingkat masa rawat bayi di rumah
sakit (Muslihaton, 2010).
Gambaran Pengetahuan Tenaga Keperawatan Tentang Pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC) Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
14:59
No comments
Pemeliharaan suhu
tubuh merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen Bayi Berat Lahir
Rendah (BBRL). Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rektal
dipertahankan antara 35,5-37 0C. Semakin kecil bayi semakin rendah
suhu rektalnya. Ketahanan hidup Bayi Berar Lahir Rendah (BBRL) bila mereka
dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan rektalnya. Mereka harus diasuh dalam
suatu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik
yang minimal, untuk memelihara suhu tubuh Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL)
dapat dimasukkan kedalam inkubator, radian warmer
ataupun isolette, selain itu dengan ibu mendekap bayinya adalah cara
yang paling aman yang dikenal dengan istilah Kanggaroo Mother Care (KMC)
dimana terjadi kontak secara langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu
(Purnamaningrum, 2010).
Kanggaroo Mother Care (KMC) dapat menurunkan resiko regurgitasi dan aspirasi,
menurunkan apnoe dan infeksi, mempercepat hubungan antara ibu dan bayi serta
meningkatkan laktasi bila KMC tidak dapat dilakukan, bayi seharusnya dirawat
dalam penghangatan dengan matras yang bisa diisi air atauopun selimut elektrik
dengan traspormator (Purnamaningrum, 2010).
Suhu tubuh rendah
(hipotermia) dapat disebabkan oleh karena terpapar oleh lingkungan yang dingin
(suhu lingkungan rendah, permukaan dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan
basah atau tidak berpakaian. Kenaikan suhu (hipertermia) dapat terpapar dengan
lingkungan yang hangat (suhu lingkungan yang hangat (suhu lingkungan panas,
paparan sinar matahari atau paparan panas yang berlebihan dari inkubator atau
alat pemancar panas) (Depkes RI, 2005).
Kehilangan panas
yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi karena evaporasi, konveksi,
konduksi atau radiasi. Trauma dingin (Cold Stress hipotermia) pada bayi
baru lahir, dalam hubungannya dengan asidosis metabolik, dapat bersifat
mematikan bahkan pada bayi cukup bulan (Dompas, 2010).
Perawatan metode kangguru adalah perawatan bayi prematur dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan
sudah dilakukan untuk mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir
prematur maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang
efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dan kulit
bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru.
Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan
bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindugan dari
infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Wahyuni, 2011).
Istilah
prematuritas telah diganti dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) karena
terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gr, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah
dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau karena kombinasi keduanya.
Pembagian kehamilan menurut WHO adalah kelahiran preterm (usia kehamilan kurang
dari 37 minggu), kehamilan aterm (usia kehamilan antara 37-42 minggu) dan
kelahiran post-term (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) (Manuaba, 2010).
Teknik kanguru merupakan sebuah metode
perawatan yang tersedia secara universal dan baik secara biologi bagi semua
bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi bayi-bayi prematur dengan 3
komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit, menyusui eksklusif dan
dukungan terhadap ibu dan bayi (Aldy, 2005).
Posisi kanguru Yaitu bayi prematur yang
telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode diletakkan dengan posisi
vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan popok dan penutup
kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak kulit
langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan
berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung
yang terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari (Aldy, 2005 ).
Pengetahuan perawat di Rumah
sakit Umum tentang penatalaksanaan bayi BBLR merupakan pengetahuan standar
operasional prosedur (SOP) yang memang seharusnya dilakukan, Teknik
kanguru dirumah sakit umum jarang dilakukan dikarenakan adanya
inkubator dan telah merupakan standar rumah sakit yang memisahkan ibu dan bayi
pasca persalinan. Pengetahuan tentang Teknik kanguru harus diketahui oleh petugas kesehatan sebagai bahan
penyuluhan bagi ibu yang melahirkan bayi BBLR (
Aldy, 2005 ).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)
diIndonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007,
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per
1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium
Develoment Goals/MDG’s
2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000
KH dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007
menjadi 23 per1000 KH (Depkes RI, 2011).
Angka kematian ibu melahirkan
di Aceh telah menurun drastis dari 237/100.000 menjadi 184/100.000 lahir hidup
dan angka kematian bayi dari 35/1.000 menjadi 25/1.000 lahir hidup, Sedangkan data ibu yang melakukan Kangaroo mother care (KMC)
diperkirakan sebanyak 9,3 % dari seluruh ibu bersalin. (Tabangun Aceh, 2011).
Subscribe to:
Posts (Atom)