This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, 28 January 2013

PSIKOTROPIKA



Adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabjan perubahankahas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.(Muliani, 2005)
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu Psikotropika gol. I, Psikotropika gol. II, Psyko Gol. III dan Psikotropik Gol IV. Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.
Rumus kimia Ecstasi adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. Ecstasi mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan / masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut: Masalah + Sabu = Sangat Berbahaya. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law Of Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Sabu. Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat manusia, Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
a.          Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak (MX).
b.         Stimulant yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi.
c.           Hallusinogen yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

NAPZA



Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif. Adapun pengertian dari masing-masing kata Napza itu ialah:
1. Narkotika
Narkotika menurut undang-undang nomor 22 tahun 1997 ialah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sentesis dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa sakit, mengurangi, sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Pengertian narkotika secara umum yaitu zat atau obat yang dapat merubah mental (keadaan jiwa) dan tingkah laku seseorang menjadi ketergantungan.
2. Psikotropika
Psikotropika menurut undang-undang nomor 5 tahun 1997 ialah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhsiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
3. Zat adiktif
Untuk pengertian zat adiktif juga merupakan zat atau obat yang dapat mempengaruhi susunan sarap dan menimbulkan ketergantungan namun tingkatannya masih rendah tapi awal dari beranjak untuk memakai narkoba dan psikotropika.

Volatile Solvent Atau Inhalensia



Volatile Solvent :Adalah zat adiktif dalam bentuk cair. Zat ini mudah menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan cara dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperti ini disebut inhalasi. Zat adiktif ini antara lain :
- Lem UHU
- Cairan PEncampur Tip Ex (Thinner)
- Aceton untuk pembersih warna kuku, Cat tembok
Inhalansia : Zat inhalan tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah didapatkan. Oleh sebab itu banyak ditemukan digunakan oleh kalangan sosial ekonomi rendah. Contoh spesifik dari inhalan adalah bensin, vernis, cairan pemantik api, lem, semen karet, cairan pembersih, cat semprot, semir sepatu, cairan koreksi mesin tik ( tip-Ex ), perekat kayu, bahan pembakarm aerosol, pengencer cat. Inhalan biasanya dilepaskan ke dalam paru-paru dengan menggunakan suatu tabung. (Jefri, 2003)
1). Gambaran Klinis : Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi dan menyebabkan perasaan euforia, kegembiraan, dan sensasi mengambang yang menyenangkan. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat merupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan kecepatan bicara, dan ataksia). Penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan iritabilitas, labilitas emosi dan gangguan ingatan. Sindroma putus inhalan tidak sering terjadi, Kalaupun ada muncul dalam bentuk susah tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat, mual, muntah, takikardia, dan kadang-kadang disertai waham dan halusinasi.
2). Efek Yang Merugikan : Efek merugikan yang paling serius adalah kematian yang disebabkan karena depresi pernafasan, aritmia jantung, asfiksiasi, aspirasi muntah atau kecelakaan atau cedera. Penggunaan inhalan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot yang permanen.

Langkah-langkah Pembuatan Riset



Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan suatu penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut: (Alimul 2003)..
2.2.3.1. Memilih Topik
Dalam proses penyusunan riset, topik merupakan tahab awal yang harus ditentukan oleh peneliti sebelum melakukan penulisan. Pemilihan topik sangat penting dan merupakan dasar dari langkah-langkah selanjutnya. Dalam mencari topik untuk penulisan riset hindari masalah yang bersifat sensasi, masalah yang terlalu luas atau sebaliknya masalah yang terlalu sempit. Pilihlah topik yang dapat dibahas dari salah satu segi saja, sehingga permasalahan menjadi tuntas dan jelas
Memilih topik harus memenuhi kriteria:
1.       Menarik perhatian, sehingga mendorong penulis untuk mencari data dan menyelesaikan riset dengan sebaik-baiknya.
2.       Penulis mengetahui prinsip pokok yang dipilih seperti tiori dan latar belakangnya.
3.       Hindari topik yang sulit untuk mendapatkan sumber datanya serta hindari pula topik yang kontroversi yang akan menguranggi nilai objektifitas riset.
4.       Ruang lingkup topik adalah seluruh masalah kesehatan.   
2.2.3.2. Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan bahan atau informasi yang sesuai dengan topik penulisan, bahan atau informasi dapat diperoleh dari penelitian ataupun studi kepustakaan tergantung jenis penelitian. Informasi dapat berupa fakta, kutipan-kutipan, opini, artikel dan lain sebagainya yang dapat membantu penulis dalam mengembangkan topik.
2.2.3.3. Menilai dan memilih materi yang dikumpulkan
Mulailah menilai dan menentukan bahan mana yang benar-benar sesuai dengan topik yang telah ditentukan, catatlah identitas sumber yang akan digunakan dengan jelas dan lengkap meliputi nama pengarang, judul buku/artikel, dimana diterbitkan, nama penerbit, tahun, volume/edisi dan halaman.
2.2.3.4. Menyusun Riset
Mulailah membuat kerangka (outline). Outline merupakan alat bantu rencana kerja yang teratur sihingga karangan/tulisan dapat digambarkan dan disusun secara sistematis dan logis. Kerangka ini tidak perlu terlalu rinci kerna sifatnya hanya sebagai penuntun. Manfaat out-line adalah untuk :
1.      Memudahkan penulis dalam menyusun tulisannya sehingga tidak perlu megolah sustu ide sampai dua kali dan dapat mencegah menyimpang dari sasaran atau tujuan penelitian.
2.      Dapat menciptakan klimaks penulisan pada setiap bab atau bagian
3.      Dapat mengingatkan penulis pada bahan yang diuraikan berdasarkan urutan dari tiap-tiap bab.
Dengan demikian out-line tersebut dapat membantu penyusunan yang logis dan sisitematis serta merupakan strategi bagi penempatan ide.
2.3. Teknik Penyusunan Riset
Teknik penyusunan riset merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menyusun suatu suatu riset penelitian. Sebelum melakukan penelitian yang harus dilakukan adalah menyusun proposal penelitian. Dalam menyusun proposal penelitian ada tiga kemampuan yang harus dimiliki peneliti.
1.      Kemampuan bahasa.
2.      Metodelogi
3.      Materi ilmu
Syarat proposal yang baik, diantaranya adalah:
1.      Sistematis, yaitu menurut pola tertentu dari sederhana sampai komplek. Proposal yang diajukan hendaknya dapat memberikan gambaran sistematis tentang rencana penelitian yang diajukan, seperti penyampaian latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, rencana metodelogi, alat ukur yang akan digunakan sehingga memudahkan pembaca.
2.      Berencana, yaitu harus sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaan. Proposal penelitian hendaknya memiliki perencanaan seperti jadwal pengumpulan data, analisa data hingga penyajian dalam bentuk laporan.
3.      Mengikuti konsep ilmiah, proposal penelitian hendaknya mengikuti kaedah-kaedah konsep ilmiah seperti tata cara penulisan disesuaikan dengan peraturan yang ada, bahasa dan analisanya (Alimul, 2003)
Menurut Alimul, 2003 teknik penyusunan riset meliputi:
2.3.1. Latar Belakang
Latar belakang dalam proposal  penelitian merupakan suatu penghantar informasi tentang materi keseluruhan secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode analisis, interpensi untuk sampai kepada tujuan dan kegunaan penelitian.
Pada pembuatan proposal penelitian keperawatan, latar belakang harus dapat mengemukakan hal – hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan penelitian dan diuraikan proses identifikasi masalah, dan masalah yang diteliti harus di ungkapkan dengan jelas pentingnya masalah yang diteliti, bagaimana permasalahan hingga saat ini (apakah sudah diteliti atau belum), apakah sudah ada problem solusi atau belum dan bagaimana solusinya.
2.3.2. Rumusan Masalah
Dalam menuliskan proposal penelitan keperawatan, rumus masalah hendaknya memiliki konsekwensi terhadap relevansi maksud dan tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, kerangka konsep dan metode penelitian. Rumusan masalah pada umumnya dalam bentuk pertanyaan.
Dalam pembuatan proposal penelitian rumusan masalah harus jelas dari permasalahan yang akan di teliti, kemudian uraikan konsepnya untuk menjawab masalah yang diteliti, jelaskan hipotesis atau dugaan yang akan dibuktikan.
2.3.3. Tujuan Penelitian
Merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan, tujuan terdidri dari tujuan umum dan tujuan khusus.tujuan umum menjelaskan tujuan yang hendak tercapai dalam penelitian secara umum sedangkan tujuan khusus mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian kata – kata yang digunakan dalam penulisan tujuan adalah kata kerja operasional seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapakan, mengidentifikasi, menganalisisi, membuktikan atau membuat prototip dan lain – lain.
2.3.4. Manfaat Hasil Penelitian/Kontribusi Penelitian
Dalam pembuatan proposal penelitian keperawatan harus di uraikan dengan jelas manfaat hasil penelitian dari pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi keperwatan dan seni pemecahan masalah, penegembangan instunsi, profesi keperawatan dan pasien.
2.3.5. Tinjauan Pustaka
Dalam membuat proposal penelitian hendaknya pustaka yang digunakan adalah terburu, relevan dan asli seperti jurnal ilmiah, kemudian diuraikan dengan jelas kajian yang menimbulkan gagasan penelitian. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian dalam tinjauan pustaka digunakan untun meyusun kerangka konsep dan hipotesisi yang akan digunakan dalam penelitian dan tinjauan pustaka hendaknya mengacu pada daftar pustaka.
2.3.6. Kerangka Konsep dan Hipotesa
Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judulyang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung dengan landasan teori yang kuat dan di tunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan lain – lain. Ada tidaknya hipotesis tergantung dari permasalahan yang ada dan tidak semua penelitian terdapat hipotesis, apabila sifatnya maka tidak perlu hipotesis tetapi bila sifatnya analitik maka perlu dilakukan hipotesis
2.3.7. Metode Penelitian
Merupakan metode yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam penyusunan proposal penelitian harus diuraikan secara jelas metode penelitian yang meliputi variabel dalam penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, cara penafsiran dan penyimpulanhasil penelitian. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan juga dengan pendekatan proses pengumpulan data, analisa informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
2.3.8. Jadwal dan lokasi penelitian
Merupakan rancangan tentang tempat dan jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti tentang pelaksanaan kegiatan peneliti. Dalam membuatan proposal membuat jadwal penelitian merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena dapat memberikan rencana secara jelas dalam proses penelitian, jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian yang dapat digunakan dalam bentuk Bar Chart.