This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 14 April 2013

Tradisi perkawinan dini



Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Wiki, 2009).
Pengaruh teman sangat kuat. Hal ini membuat remaja punya kecendrungan pakai patokan norma teman di bandingkan norma yang berlaku dimasyarakat. Karena remaja hidup dalam dunia tersendiri, remaja merasa sama dan satu jenis serta satu dalam segala hal. Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi perkembangan pribadi anak. Disitulah anak itu memperoleh pengalaman bergaul dengan teman diluar rumah dan sekolah. Lingkungan sekitar rumah memberikan pengaruh sosial terutama pada anak diluar keluarga. Disini remaja mendapat pengalaman untuk mengenal lingkungan sosial baru yang berlainan dengan yang dikenalnya dirumah. Dalam lingkungan itu ia dapat mempelajari hal-hal yang baik (Sutjiningsih, 2004).
Akan tetapi remaja juga dapat mempelajari hal-hal yang buruk, tergantung sifat kelompoknya, sosialisasi menyebabkan individu akan mempelajari pola kebudayaan yang funda mental seperti bahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berkelakuan sopan, mengembangkan sifat yang dianut dalam masyarakat. Seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang tua, pekerjaan, rekreasi dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. Remaja mengalami suatu masa peralihan yang mencakup berbagai perubahan. Perubahan yang dialaminya tidak hanya meliputi perubahan madani yang terlibat dari akualisasi kewanitaan dan kejantanan, melainkan juga perubahan-perubahan yang tidak mudah diamati orang lain (Sutjiningsih, 2004).
Perubahan-perubahan didalam tumbuhnya dirasakan oleh si remaja yang juga di penuhi tanya. Remaja tidak mengerti, tetapi sudah terlanjur jauh dengan orang tua. Akhirnya mereka merasa cemas akan dirinya sendiri dan bertanya kepada temannya. Teman dengan dasar pegangan hidup yang baik dapat membantu teman yang tidak tahu arah maupun kehilangan tempat bertanya. Sebaliknya teman yang masih labil dan mungkin telah menyerap dalam perjuangan hidup kearah pendewasaan, tentunya sulit memberikan pertolongan dan malah akan menjerumuskan (Sutjiningsih, 2004).
Salah satu ciri remaja adalah terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya, sehingga jarang orang tua dinomor duakan, sedangkan kelompokkannya di nomor satukan. Apa yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota kelompok lainnya, kalau tidak sama ia akan merasa harga dirinya turun. Dalam pengalamanpun remaja berusaha berbuat sama, misalnya berpacaran. Apa yang dilakukan kelompok ditirunya, walaupun yang dilakukan itu tidak baik (Sutjiningsih, 2004).

Resiko Persalinan pada usia dini



a. Partus macet
Karena adanya disproporsi kepala panggul maka pertolongan persalinan harus dilakukan dengan operasi ceasar, yang tentu saja harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap (namun ini menjadi masalah bagi mereka yang tinggal jauh dari fasilitas yang memiliki layanan operasio ceasar)
b. Fistula
Merupakan penyulit yang paling sering terjadi sebagai akibat dari partus macet yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Tekanan dari kepala bayi yang lama terhadap pelvis ibunya menguranggi aliran darah ke jaringan lunak di sekitar kantung kemih atau pencernaannya. yang mengakibatkan kemudian ibu merasakan nyeri secara fisik dan kesedihan secara emosional.
c. Pendarahan pasca persalinan termasuk masalah akibat anemia.
Selama kehamilannya ibu muda cenderung mengalami anemia dibandingkan ibu lebih tua.
Pendarahan merupakan penyebab tersering menyebabkan kematian ibu (Ferdian, 2007).

2.1.3. Resiko bagi bayi yang dilahirkan
a.          Ibu muda sering mengalami pola makan yang buruk dan mengalami pertambahan berat badan selama hamil yang tidak ade kuat. Bayi yang lahir dari ibu muda  2 – 6 kali lebih sering berat badan lahir rendah (BBLR) karena premature dan retardasi pertumbuhan selama dalam rahim.
b.         Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) mungkin mengalami pertumbuhan organ yang tidak sempurna yang dapat menyebabkan masalah pada paru-paru seperti respiratory distress syndrome atau masalah otak, dan masalah pencernaan atau retardasi mental.
c.          Kontrol terhadap suhu tubuh dan kadar gula sulit diatur yang mengakibatkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Resiko Kehamilan pada usia dini



Menurut Depkes RI (2005) resiko kehamilan pada usia dini adalah rahim dan panggul belum mencapai ukuran dewasa Ditinjau dari segi gizi kehamilan pada remaja merupakan hal yang beresiko. Gizi yang diperlukan oleh para remaja yang hamil ini berkonpetisi antara kebutuhan mereka terhadap pertumbuhan dan perkembangan dan perkembangan janin. beragam resiko terjadinya anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah, kematian bayi dan penyakit menular seksual meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun.
a.    Belum matangnya organ reproduksi
Selama pubertas tulang dan organ reproduksi mengalami perkembangan. rasio atau perbandingan organ kandungan wanita muda antara corpus ke isthmus dan cervix belumlah sempurna. Corpus uterus (kandungan) ibu muda lebih kecil karena proses pertumbuhan uterus itu sendiri masih berlangsung dan belum sempurna, Rasio corpus dan cervix hanya 1:1, sedangkan pada wanita dewasa perbandingannya adalah 2:1. Organ reproduksi yang immature ini menjelaskan mengapa kehamilan muda memiliki resiko bagi kesehatan ibu dan bayinya, selain itu banyak para remaja putri terutama di Indonesia memiliki postur tubuh yang kecil, menyebabkan kesulitan saat persalinan, keadaan ini dikenal sebagai Cephalo pelvic disproporsi (Disproporsi kepala panggul) sangat mungkin terjadi (Ami, 2007).
b.    Abortus
Wanita dalam usia dini dengan belum matangnya alat reproduksi, mengalami kejadian abortus. Dibuktikan dengan terjadinya abortus sering terjadi pada wanita yang belum matang secara emosional, dan sangat mengguatirkan resiko kehamilan. Dalam hal tersebut peranan dokter dalam menyelamatkan kehamilan sangat penting. Usaha-usaha dokter untuk mendapat kepercayaan pasien, dan menerang kan segala sesuatu sangat membantu (Wiknjosastro, 2005)
c.    Ibu Hamil tidak mau makan dan muntah terus.
Ibu hamil yang mengalami muntah–muntah terus (hyperemisis gravidarum ), keadaan disebabkan oleh karena kurang mampunya tubuh beradaptasi akan kadar hormon yang meningkat karena adanya janin dalam kandungan, muntah yang terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan syok karena kurangnya cairan dalam tubuh ibu.
d.   Kurang Darah (Anemia)
Ditandai dengan pucat, lesu, lemah, pusing dan sering sakit, pemeriksaan Hb kurang dari 8 gram %. Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Wanita yang  anemia saat melahirkan dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan dapat menyebabkan kematian.
e.    Berat badan ibu tidak naik.
Selama kehamilan, ibu hamil diharapkan mengalami pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan yang diharapkan menunjukan kondisi malnutrisi ibu mengindikasikan pertumbuhan janin yang terhambat.
f.     Bengkak tangan/wajah, pusing dan kejang.
Dapat merupakan tanda adanya preeklamsi, yaitu meningkatnya tekanan darah pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu (akhir semester 2 atau pada semester 3) walau dapat dijumpai lebih awal, preeklamsi merupakan penyumbang angka kematian ibu dan bayi yang tinggi. Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi yaitu kejang dengan disertai peningkatan tekanan darah. Satu dari 50 wanita dan satu dari 14 bayi meninggal dunia yang disebabkan oleh eklamsi (DepKes RI, 2005).
g.    Gerakan Janin berkurang atau tidak ada.
Sejak usia kehamilan 5 bulan, ibu sebaiknya memantau gerakan janin. Gerakan janin diharapkan dirasakan olah ibu 3 kali setiap jam, jika ibu merasa kurang dari itu, menunjukkan bayi tidak aktif, harus berkonsultasi dengan bidan atau dokter.
h.    Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan.
 Ibu dengan sakit jantung beresiko hamil karena pada keadaan kehamilan jantung dituntut bekerja lebih keras untuk memompa darah. Ibu hamil dengan penyakit jantung juga beresiko melahirkan bayi dengan barat badan lahir rendah.
i.                  Ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang membahayakan jiwa ibu.
j.                  Kehamilan tidak maju.
Dapat terjadi karena kontraksi yang tidak tepat, malposisi, cephalo pelvic disproportion . kehamilan yang terhambat ini dapat mengakibatkan infeksi postpartum yang berat dan meningkatkan resiko penyakit radang
 panggul, kemandulan dan lika neurologist. Wanita dengan kehamilan tidak maju segera dirujuk kerumah sakit.
k.    Pendarahan  
Pendarahan pada awal kehamilan dapat merupakan tanda keguguran, pendarahan pada usia kehamilan 4 sampai 9 bulan dapat menunjukan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup jalan lahir. Pendarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari rahim, perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter ( DepKes RI, 2005).

Pernikahan dini



Perkawinan merupakan suatu perkawinan sepasang mempelai yang dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama, para saksi dan sejumlah hadirin yang disahkan secara resmi sebagai suami isteri dengan upacara ritual-ritual tertentu. Dimana bentuk proklamasi laki-laki dan wanita bersifat dwi tunggal yakni saling memiliki satu sama lain.
Menikah dapat diartikan secara sederhana sebagai persatuan dua pribadi yang berbeda. Konsekuensinya, akan banyak terdapat perbedaan yang muncul. Mengapa saat pacaran hal itu tidak menjadi soal? Proses pacaran pada intinya adalah mekanisme untuk mempelajari dan menganalisis kepribadian pasangan serta belajar saling menyesuaikan diri dengan perbedaan tersebut. Dalam pacaran, akan dilihat, apakah perbedaan tersebut masih dapat dimengerti atau tidak. Namun masalahnya, selama masa pacaran orang sering mengabaikan realita sehingga kurang peka terhadap permasalahan atau perbedaan yang ada–bahkan seringkali mereka memasang harapan bahwa semua itu “akan berubah” setelah menikah. Yang sering terjadi, banyak pasangan yang kecewa karena harapan mereka tidak terwujud dan tidak ada perubahan yang terjadi, bahkan setelah bertahun-tahun menikah.
Satu hal yang sering kurang disadari oleh orang yang menikah adalah bahwa bersatunya dua pribadi bukanlah persoalan yang sederhana. Setiap orang mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri dan punya latar belakang yang seringkali sangat jauh berbeda, entah itu latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal atau pun pengalaman pribadinya selama ini.
Pernikahan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah Ta`ala dan karunia-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah di dalam Al-Qur`an surah Ar-Rum ayat 21, yang artinya:"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir

Pernikahan dini dikaitkan dengan waktu, yaitu sangat awal. Bagi orang-orang yang hidup abad 20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia 13-16 tahun atau pria berusia 17-18 tahun adalah hal yang biasa. Tetapi bagi masyarakat kini, hal itu merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun atau pria sebelum 25 tahun dianggap tidak wajar. Tapi hal itu memang benar adanya, remaja yang melakukan pernikahan sebelum usia biologis maupun psikologis yang tepat rentan menghadapi dampak buruknya.

Banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus diemban seperti orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak. Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan secara matang.

Remaja yang menikah dini baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak. Sehingga kemungkinan anak dan ibu meninggal saat melahirkan lebih tinggi. Idealnya menikah itu pada saat dewasa awal yaitu sekira 20-sebelum 30 tahun untuk wanitanya, sementara untuk pria itu 25 tahun. Karena secara biologis dan psikis sudah matang, sehingga fisiknya untuk memiliki keturunan sudah cukup matang. Artinya risiko melahirkan anak cacat atau meninggal itu tidak besar. Sebenarnya kalau kematangan psikologis itu tidak ditentukan batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau ada juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari.

Gambaran Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pernikahan Dini



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20–40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua.
Remaja (Adolescention) berasal dari kata latin, yaitu Adolescere yang berarti masa muda. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Remaja sebagai individu yang sedang mengalami masa peralihan yang berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, jiwanya berkembang dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa dan keadaan ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Satu dari lima penduduk Indonesia berumur usia remaja, menurut data profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 21 % populasi penduduk Indonesia berusia remaja 10–19 tahun, dan separuh dari jumlah itu adalah remaja putri dan banyak dari mereka yang harus mengalami resiko kehamilan diusia muda, baik yang diinginkan maupun tidak.
Diperkirakan 70.000 orang remaja putri umur antara 15 sampai 19 tahun meninggal setiap tahun karena selama kehamilan dan persalinan. Lebih dari 1.000.000 orang bayi yang dilahirkan oleh remaja putri meninggal sebelum berusia 1 tahun. sedangkan remaja umur 15–19 tahun setiap tahunnya melahirkan sebanyak 15 juta orang.
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja penting diberikan kepada remaja sehingga remaja dapat menggunakan waktu remajanya yang terbatas untuk melakukan kegiatan produktif dan sehat, karena remaja dengan pengetahuan reproduksi yang rendah cenderung melakukan berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan.
Banyak fakta menjelaskan bahwa banyak permasalahan yang timbul karena pernikahan dini sehingga terjadinya kehamilan pada usia dini seperti resiko pada persalinan, terjadinya perdarahan, bayi lahir cacat serta problematika sosial lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan remaja tentang resiko kehamilan pada usia dini.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengetahuan merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi remaja, karena dengan baiknya pengetahuan masyarakat maka semakin memahami dan mampu melaksanakan peningkatan kesehatan reproduksi remaja.