Saturday, 16 November 2013
Konsep Penyakit Hepatitis
20:10
No comments
1. Pengertian
Hepatitis
adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. Hepatitis adalah
infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus adalah
istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang
khas
Hepatitis
adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa
awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi
lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ
hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning
sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning
disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung
empedu
Hepatitits
adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan
kimia. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan klinis, biokimia serta seluler yang khas
Dari
beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu
penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
2. Jenis
Hepatitis
penyakit hepatitis dibagi atas:
a. Hepatitis
A
Dikenal
dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi
oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi
penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi
didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan
gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa
muda.
b. Hepatitis
B
Penularan
virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan
seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah,
pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang
terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,
pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil
yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa
inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6
bulan sampai timbul gejala klinis.
c. Hepatitis
C
Dahulu
disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai
darah komersial. Hepatitis C virus (HCV) ditularkan dengan cara
yang sama seperti Hepatitis B virus (HBV), tetapi terutama
melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna
obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap
pekerja perawatan kesehatan dan keamanan
masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180
hari.
d. Hepatitis
D
Virus
ini melakukan koinfeksi dengan Hepatitis B
virus (HBV)sehingga
infeksi Hepatitis B virus (HBV) bertambah parah.
Infeksi oleh Hepatitis D virus (HDV) juga dapat timbul
belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat
menyebabkan infeksi hanya bila individu
telah mempunyai Hepatitis B virus (HBV), dan darah infeksius
melalui infeksi Hepatitis D virus (HDV. Populasi yang sering
terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah
multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya
belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
fulminan, kegagalan hati, dan kematian
e. Hepatitis
E
Virus
ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada
atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk,
dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
f. Kemungkinan
hepatitis F dan G
Baru
ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan
hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan
hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis
kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
3.
Tanda dan gejala
Semua
hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis
hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan
saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya
secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah
penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual
dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti
teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh
menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan.
Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan
penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E
belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana
perjalanan penyakitnya (Sudoyo,
2006).
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh
sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun)
atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian
ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi
kanker hati Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Hepatitis Pada Bayi Dan Anak Di Ruang Anak BLUD RSU Kabupaten Tahun 2013
20:01
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pasal 152 Undang-Undang Kesehatan tahun 2004 dikatakan bahwa upaya
pengcegahan, pengendalian dan pemberantasan sebagai dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk melindunggi masyarakat dari tertularnya panyakit, menurunkan
jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk menguranggi
dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular. Sedangkan pasal 155 pada
undang-undang yang sama mengatakan, pemerintah daerah secara berkala menetapkan
dan mengumumkan jenis dan penyebaran, penyakit yang berpotensi menular dan/atau
yang dapat menjadi sumber penularan
Hepatitis
merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C,
D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut
Penyakit
hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun
gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Infeksi
virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan
kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan
gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat
itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah,
nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti
teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Penyakit
hepatitis juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi
yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah
dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta
kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial,
ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan
pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah
satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia
Kasus
hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah.
Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B,
ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B.
Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab
kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah
penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka
asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini
dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami
gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak
terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi
sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C
Menurut
guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua
kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis
menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000
orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di
Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari
jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati.
Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis.
Karena itu, pemeriksaan menjadi penting
Insiden
hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang
tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk
waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan
berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis,
ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan
diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari
keadaan sebenarnya
Pada
umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau
penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan
toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal
sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat
memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus
terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau
enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak
mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral
lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu
mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena
status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari
saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam
amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan
melalui vena sentral atau perifer
Pentingnya
mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi
resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga
penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu:
penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang
efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter,
jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan
sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur
berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya
dan bahkan dapat menyebabkan kematian
Subscribe to:
Posts (Atom)