Sunday, 4 August 2013
Prosedur amniotomi
23:26
No comments
Berikut cara-cara melakukan amniotomi yaitu :
a. bahas tindakan dan prosedur bersama keluarga
b. Dengar DJJ dan catat pada Partograf
c. Bidan cuci tangan
d. Gunakan handscoen DTT
e.
Diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD),
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di masukkan kedalam jalan lahir
sampai sedalam kanalis servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan
kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian2 kecil lainnya
(bila tali pusat dan bagian-bagian yang kecil dari bayi teraba, jangan pecahkan
selaput ketuban dan rujuk segera).
f. Pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang lain, dan
memasukkan ke dalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang
mengenakan sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan hati2. Setelah
kedua jari berada dalam kanalis servikalis, maka posisi jari diubah sedemikian
rupa, sehingga telapak tangan menghadap kearah atas.
g. Saat kekuatan his sedang berkurang Tangan kiri kemudian memasukan
pengait khusus kedalam jalan lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada
didalam. Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait khusus tersebut untuk
dapat menusuk dan merobek selaput ketuban 1-2 cm hingga pecah. (dengan
menggunakan separuh klem Kocher (ujung bergigi tajam, steril, diasukkan ke
kanalis servikalis dengan perlindungan jari tangan.)
h. Biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk
pemeriksaan.
i. Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%. tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di dalam
vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba
adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali
pusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.
j. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau
darah keluarnya mekonium atau air ketuban yang bercampur mekonium per vaginam
pada presentasi kepala merupakan gejala gawat janin (fetal distress). diduga
ini sebagai hasil relaksasi spingter real dan peristaltik yang bertambah
sebagai akibat anoxis. faktor2 etiologisnya meliputi lilitan tali pusat, partus
lama, toxemia gravidarum. pada sebagian kasus tidak diketahui penyababnya
insidensi keluarnya mekonium adalah sekitar 5%. kalau ini merupakan sat2nya
gejala maka kejadian lahir mati (stillbirth) adalah jarang, tetapi jumlah bayi
yang memerlukan resusitasi lebih banyak daripada insidensinya secara
keseluruhan. Apabila terjadi pengeluaran mekonium maka DJJ harus diamati dengan
ketat. kalau ada perubahan yang berarti dalam irama dan frekuensinya maka
mungkin diperlukan persalinan segera untuk menyelamatkan bayinya. meskipun
demikian pengeluaran mekonium sendiri bukan merupakan indikasi untuk
penyelesaian persalinan secara operatif.
k. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tanagn kedalam larutan
klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tanagan dalam kondisi terbalik dan biarkan
terendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
l.
Cuci kedua tangan.
m. Periksa kembali Denyut Jantung Janin.
n.
Catat pada partograf waktu dilakukan pemecahan
selaput ketuban, warna air ketuban dan DJJKonsep Amniotomi
23:24
No comments
1.
Pengertian Amniotomi
Amniotomi merupakan suatu tindakan
untuk memecahkan ketuban pada saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi
artifisialisis dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah
depan (fore water) maupun dibagian belakang
(hind water) dengan
suatu alat khusus (drewsmith catheter). Sampai sekarang belum diketahui dengan
pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya kontraksi rahim..
Amniotomi adalah tindakan untuk
membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan
melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam
rongga amnion. Tindakan ini umumnya dilakukan pada saat pembukaan lengkap atau
hampir lengkap agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana
mestinya. Pada kondisi selektif, amniotomi dilakukan pada
fase aktif awal, sebagai upaya akselerasi persalinan. Pada kondisi demikian,
penilaian serviks, penurunan bagian terbawah dan luas panggul, menjadi sangat
menentukan keberhasilan proses akselerasi persalinan. Penilaian yang salah,
dapat menyebabkan cairan amniotomi sangat berkurang sehingga menimbulkan
distosia dan meningkatkan morbiditas/ mortalitas ibu dan bayi yang dikandungnya
2.
Indikasi amniotomi
Amniotomi
dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya. Perlu
di perhatikan Indikasi amniotomi pada plasenta previa: Plasenta previa
lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan. Pada
primigravida dengan plasenta previa lateralis/ marginalis dengan
pembukaan > 4 cm. Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang
sudah meninggal
3.
Jenis-jenis
amniotomi
a. Amniotomi untuk augmentasi.
Amniotomi sering dilakukan apabila persalinan spontan
yang berlangsung terlalu lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari
uji coba klinis pada persalinan spontan dan dari induksi persalinan, besar
kemungkinan bahwa amniotomi akan meningkatkan kemajuan persalinan yang
disfungsional.
b. Amniotomi untuk induksi.
Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan.
Bisa berupa amniotomi saja atau dikombinasikan dengan induksi yang lain seperti
oksitos
4.
Penatalaksanaan
amniotomi
1. Persiapan
a. Persiapan ibu dan keluarga
b. Memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi (PI)
1)
Perawatan sayang ibu
2)
Pengosongan kandung kemih/2 jam
3)
Pemberian dorongan psikologis
c. Persiapan penolong persalinan
1)
Perlengkapan pakaian
2)
Mencuci tangan (sekitar 15 detik)
d. Persiapan
peralatan
Ruangan, Penerangan, Tempat tidur, Handscoen, Klem setengah kocher, Bengkok, Larutan klorin 0.5%, Pengalas, Bak instrument
Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Amniotomi Di Wilayah Kerja Puskesmas
23:19
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
Kesehatan Masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dengan berperilaku hidup yang sehat. memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan, yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia
World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan
bahwa persalinan dengan amniotomi adalah sekitar 10-15 % dari semua proses
persalinan di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi amniotomi sekitar 5 %
Di samping itu sumber lain mengatakan bahwa amniotomi berhubungan
dengan peningkatan 2 kali lipat resiko mortalitas ibu dibandingkan pada
persalinan Vaginal. Kematian ibu akibat amniotomi itu sendiri menunjukkan angka 1 per 1.000
persalinan. Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada amniotomi adalah
40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih
besar di banding persalinan pervagina. Malahan untuk kasus karena infeksi mempunyai
angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginaan (2007).
Komplikasi tindakan amniotomi sekitar 10 % dari seluruh angka kematian ibu
Kualitas penduduk Indonesia 2011
tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup .Target nasional, pada 2015 AKI akan turun dari 228/100.000 kelahiran
hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup begitu juga dengan angka kematian
bayi turun menjadi 23/1.000 kelahiran hidup. Menurut Alit Wardana (2002), penyebab
terpenting kematian maternal indonesia adalah perdarahan 40-60 %, infeksi 20-30
%, dan keracunan kehamilan 20-30 %, sisanya sekitar 5 % disebabkan karena
penyakit lain yang memperburuk saat kehamilan dan persalinan
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan
(40-60%), infeksi (20-30%) dan keracunan kehamilan (20-30%), sisanya sekitar 5%
disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang
kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta
previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.
Salah satu indikator yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah
menurunkan angka kematian ibu dari 228/100.000 kelahiran hidup tahun 2008
menjadi 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014, menurunkan angka kematian
bayi dari 34/1000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 24/1000 kelahiran hidup
tahun 2014
Amniotomi/pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput
ketuban masih utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang diperkirakan adalah
persalinan bertambah cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan
amnion, dan kesempatan untuk memasang elektroda ke janin serta memasukkan
pressure catheter ke dalam rongga uterus. Jika amniotomi dilakukan. Yang penting kepala janin harus tetap berada
di serviks dan tidak dikeluarkan dari panggul selama prosedur; karena tindakan
seperti itu akan menyebabkan prolaps tali pusat. Selama selaput ketuban masih
utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan asfiksia. Cairan amniotic berfungsi
sebagai perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan kontraksi.
Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I.
Subscribe to:
Posts (Atom)