This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 21 April 2013

Parameter dan indicator pengawasan rumah



1.1.1.      Parameter Pengawasan Rumah
Menurut Depkes RI (1989) parameter pwngawasan rumah adalah jendela, lubang hawa, lias lantai, jumlah penghuni, kecapatan aliran udara, kelembaban udara, temperatus (suhu) ruangan, pembagian ruangan, pagar halaman, sanitasi bangunan, kebersihan dalam ruangan, penerangan/ pencahayaan, adanya serangga dan tikus, system pembuangan air kotor, pembuangan sampah, penyediaan air bersih.
1.1.2.      Indikator Pengawasan Rumah
Menurut Depkes RI (1989) parameter pwngawasan rumah adalah:
a.       Luas jendela minimal 10% dari luas lantai dan setengah dari luas jendela harus dapat dibuka.
b.      Lubang hawa minimal 3,5% luas lantai ruangan yang bersangkutan dibawah permukaan langit-langit.
c.       Luas lantai untuk kediaman minimal 6 M2 dengan lebar 2 meter dan tinggi ruangan minimal 2,40 m.
d.      Jumlah penghuni perkamar maksumum 2 orang.
e.       Kecepatan aliran udara antara 5 – 20 cm/detik.
f.       Temperatus udara antara 20 -25 0C.
g.      Pembagian ruangan minimal harus ada kamar tidur, Kamar keluarga dan kamar mandi serta dapur.
h.      Sanitasi bagunan harus kuat dan memenuhi syarat teknis bangunan.
i.        Penerangan/ pencahayaan pegukuran pada bidang datar setinggi 84 CM dari lantai intensitas pencahayaan minimal 5fc.
j.        Tidak terdapat serangga dan tikus didalam rumah.
k.      Sistim pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah, udara.
l.        Sistim pembuangan sampah, diangkut dan dibuang ketempat pembuangan akhir secara teratur.
m.    Sistim penyediaan hari bersih memenuhi syarat kwantitas dan kwalitas.
1.2.   Penilaian Rumah
Menurut sistim penilaian terdapat 4 katagori keadaan rumah sebagai berikut:
a.         Skor > 70 tergolong baik
b.         Skor 55 – 70 tergolong cukup
c.          Skor 40 – 55 tergolong kurang
d.         Skor < 40 tergolong rumah tidak sehat.

manfaat daun Katub terhadap ASI



Katub adalah sejenis sayuran daun. Tanaman dengan nama latin Sauropus adrogynus termasuk famili Euphorbiaceae. Begitu populernya, tiap daerah punya sebutan bagi daun katub — memata (Melayu), simani (Minangkabau), Katub (Sunda), kebing dan Katuban (Jawa), serta kerakur (Madura). Tanaman Katub ini tumbuh di berbagai daerah di India, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, ia tumbuh di dataran dengan ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (MDPL). Bentuknya perdu dan bisa mencapai tinggi 2-3 meter, dengan cabang-cabang yang cukup lunak.
Manfaat daun Katub untuk memperbanyak air susu ibu (ASI). Bayi dapat dicukupi nutrisinya melalui ASI sejak lahir dan minimal 6 bulan sampai dengan 2 tahun atau lebih. Tapi, banyak sekali ibu kesulitan memberikan ASI eksklusif karena kurang lancarnya ASI sehingga tidak tercukupi nutrisi untuk bayinya berupa Docosahexaenoic Acid (DHA), Eicosapentaenoid Acid (EPA), dan Folic Acid yang didapatkan melalui asupan makanan ibunya. Daun Katub (Sauropus Androgynus) sejak dulu terbukti bisa memperlancarkan ASI, diduga karena efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Berdasarkan penelitian daun Katub mengandung efedrin. Selain itu, menurut penelitian, dalam 100 g daun Katub terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Sejak tahun 2000-an, daun Katub diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka untuk memperlancar ASI dan telah beredar di Indonesia. (http://www.majalah-farmacia.com/, 2007).
Berhubung Katub merupakan satu-satunya tanaman lokal yang memiliki kadar klorofil tinggi, maka di dalamnya terkandung antioksidan dalam jumlah besar yang sangat bermanfaat untuk mencegah radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Ia juga berkhasiat untuk menanggulangi penyakit kurang darah (anemia), meningkatkan efisiensi absorsi saluran pencernaan, mengecegah kelelahan, dan menghambat terjadinya penyakit kronis pembuluh darah.
 Beberapa manfaat daun Katub lainnya di antaranya:
  1. Menyembuhkan bisul, borok, menghilangkan darah kotor, serta menyembuhkan demam dan influenza, karena mengandung banyak vitamin C (lebih tinggi dari jeruk maupun jambu biji) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk untuk meningkatkan ketahanan tubuh, membentuk kolagen, mengangkut lemak, mengatur tingkat kolesterol, menyembuhkan luka, serta meningkatkan fungsi otak agar bekerja maksimal.
  2. Mencegah penyakit mata, meningkatkan pertumbuhan sel, dan menjaga kesehatan kulit, karena mengandung banyak vitamin A.
  3. Membangkitkan vitalitas seks serta meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, karena kaya senyawa fitokimia.
  4. Mencegah osteoporosis, karena mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang.
Disarankan untuk merebus dan menumis daun Katub terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Ini terutama untuk menghilangkan sifat racun (antiprotozoa) pada daun Katub. Yang perlu diperhatikan, mengkonsumsi daun Katub dalam jumlah banyak maupun dalam kondisi mentah dapat mengakibatkan berbagai efek samping yang buruk bagi tubuh. Selain mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor, bahkan dapat mengakibatkan gejala sulit tidur, tidak enak makan, dan sesak nafas. ( http://khasiatbuah.com/daun-Katub.htm, 2007)
Efek Farmakologis, Daun Katub berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun Katub dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun Katub dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter daun Katub tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar Katub mempunyai efek antipiretik terhadap burung merpati. Infus akar Katub mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun Katub dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun Katub kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun Katub mentah digunakan sebagai pelangsing di Taiwan (Ferdianto, 2007)
Efek samping, Di Taiwan 44 orang mengkonsumsi jus daun Katub mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun Katub. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun Katub mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan. Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen. Di Amerika, sejak tahun 1995 daun Katub goreng, salad daun Katub, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun Katub. Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).(Ferdianto, 2007)

Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat Daun Katub Terhadap Asi



BAB I
PENDAHULUAN



A.        Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta hurufpun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakuan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2004).
Menyusui merupakan hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan orang tua kepada bayinya. Pada keadaan miskin dan darurat, ASI mungkin merupakan hadiah satu satunya yang dapat diberikan. Pada keadaan sakit dan darurat, ASI dapat menjadi pemberian yang menyelamatkan jiwanya (Roesli, 2008).
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi. Hubungan interaksi ibu dan bayi sebaiknya terjadi selama setengah jam pertama dari mulai beberapa menit setelah bayi dilahirkan (Unicef, 2003).
Menurut WHO (2000) bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (Depkes RI, 2005).
Setiap ibu menghasilkan air susu, yang kita sebut Air Susu Ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Roesli, 2008).
Pemberian ASI pada bayi tentulah sangat besar manfaatnya. Banyak sekali manfaat dari ASI yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah aspek gizi. Kalau dilihat dari aspek gizi, ada empat manfaat Kolostrum pada ASI yang penting diketahui para ibu dan sangat berguna bagi bayi (Anonimous, 2003).
Menurut Roesli (2008) Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak. Daya tahan tubuh ibu akan cepat menurun, sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASI akan dilindugi oleh daya tahan tubuh dari ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya tahan tubuh.
Di Indonesia, daun Katub umumnya dimanfaatkan untuk melancarkan air susu ibu. Daun ini sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Setidaknya sepuluh produk pelancar ASI  yang mengandung daun Katub telah beredar di Indonesia sejak tahun 2000. Selain itu, konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Namun demikian, penelitian terhadap efek samping penggunaan daun Katub sebagai pelancar ASI ini masih belum pernah dilakukan di Indonesia, sehingga belum teruji 100 persen keamanannya.