Sunday, 21 April 2013
Parameter dan indicator pengawasan rumah
22:14
No comments
1.1.1. Parameter
Pengawasan Rumah
Menurut Depkes RI (1989) parameter pwngawasan rumah adalah
jendela, lubang hawa, lias lantai, jumlah penghuni, kecapatan aliran udara, kelembaban
udara, temperatus (suhu) ruangan, pembagian ruangan, pagar halaman, sanitasi
bangunan, kebersihan dalam ruangan, penerangan/ pencahayaan, adanya serangga
dan tikus, system pembuangan air kotor, pembuangan sampah, penyediaan air
bersih.
1.1.2. Indikator
Pengawasan Rumah
Menurut Depkes RI (1989) parameter pwngawasan rumah
adalah:
a.
Luas
jendela minimal 10% dari luas lantai dan setengah dari luas jendela harus dapat
dibuka.
b.
Lubang
hawa minimal 3,5% luas lantai ruangan yang bersangkutan dibawah permukaan langit-langit.
c.
Luas
lantai untuk kediaman minimal 6 M2 dengan lebar 2 meter dan tinggi
ruangan minimal 2,40 m.
d.
Jumlah
penghuni perkamar maksumum 2 orang.
e.
Kecepatan
aliran udara antara 5 – 20 cm/detik.
f.
Temperatus
udara antara 20 -25 0C.
g.
Pembagian
ruangan minimal harus ada kamar tidur, Kamar keluarga dan kamar mandi serta
dapur.
h.
Sanitasi
bagunan harus kuat dan memenuhi syarat teknis bangunan.
i.
Penerangan/
pencahayaan pegukuran pada bidang datar setinggi 84 CM dari lantai intensitas
pencahayaan minimal 5fc.
j.
Tidak
terdapat serangga dan tikus didalam rumah.
k.
Sistim
pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah,
udara.
l.
Sistim
pembuangan sampah, diangkut dan dibuang ketempat pembuangan akhir secara
teratur.
m.
Sistim
penyediaan hari bersih memenuhi syarat kwantitas dan kwalitas.
1.2. Penilaian
Rumah
Menurut sistim
penilaian terdapat 4 katagori keadaan rumah sebagai berikut:
a.
Skor > 70 tergolong baik
b.
Skor 55 – 70 tergolong cukup
c.
Skor 40 – 55 tergolong kurang
d.
Skor < 40 tergolong rumah tidak sehat.
manfaat daun Katub terhadap ASI
22:04
No comments
Katub adalah sejenis sayuran daun.
Tanaman dengan nama latin Sauropus adrogynus termasuk famili Euphorbiaceae.
Begitu populernya, tiap daerah punya sebutan bagi daun katub — memata (Melayu),
simani (Minangkabau), Katub (Sunda), kebing dan Katuban (Jawa), serta kerakur
(Madura). Tanaman Katub ini tumbuh di berbagai daerah di India, Malaysia, dan
Indonesia. Di Indonesia, ia tumbuh di dataran dengan ketinggian 2.100
meter di atas permukaan laut (MDPL). Bentuknya perdu dan bisa mencapai
tinggi 2-3 meter, dengan cabang-cabang yang cukup lunak.
Manfaat daun Katub untuk memperbanyak air susu ibu (ASI). Bayi dapat
dicukupi nutrisinya melalui ASI sejak lahir dan minimal 6 bulan sampai dengan 2
tahun atau lebih. Tapi, banyak sekali ibu kesulitan memberikan ASI eksklusif
karena kurang lancarnya ASI sehingga tidak tercukupi nutrisi untuk bayinya
berupa Docosahexaenoic Acid (DHA), Eicosapentaenoid Acid (EPA), dan Folic Acid
yang didapatkan melalui asupan makanan ibunya. Daun Katub (Sauropus Androgynus)
sejak dulu terbukti bisa memperlancarkan ASI, diduga karena efek hormonal dari
kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Berdasarkan penelitian daun Katub
mengandung efedrin. Selain itu, menurut penelitian, dalam 100 g daun Katub
terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g,
serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten
10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Sejak tahun 2000-an, daun
Katub diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka untuk memperlancar ASI dan telah
beredar di Indonesia. (http://www.majalah-farmacia.com/, 2007).
Berhubung Katub merupakan
satu-satunya tanaman lokal yang memiliki kadar klorofil tinggi, maka di
dalamnya terkandung antioksidan dalam jumlah besar yang sangat bermanfaat untuk
mencegah radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Ia juga berkhasiat untuk
menanggulangi penyakit kurang darah (anemia), meningkatkan efisiensi absorsi
saluran pencernaan, mengecegah kelelahan, dan menghambat terjadinya penyakit
kronis pembuluh darah.
Beberapa manfaat daun Katub
lainnya di antaranya:
- Menyembuhkan bisul, borok, menghilangkan darah kotor, serta menyembuhkan demam dan influenza, karena mengandung banyak vitamin C (lebih tinggi dari jeruk maupun jambu biji) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk untuk meningkatkan ketahanan tubuh, membentuk kolagen, mengangkut lemak, mengatur tingkat kolesterol, menyembuhkan luka, serta meningkatkan fungsi otak agar bekerja maksimal.
- Mencegah penyakit mata, meningkatkan pertumbuhan sel, dan menjaga kesehatan kulit, karena mengandung banyak vitamin A.
- Membangkitkan vitalitas seks serta meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, karena kaya senyawa fitokimia.
- Mencegah osteoporosis, karena mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang.
Disarankan untuk merebus dan menumis
daun Katub terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Ini terutama untuk menghilangkan
sifat racun (antiprotozoa) pada daun Katub. Yang perlu diperhatikan,
mengkonsumsi daun Katub dalam jumlah banyak maupun dalam kondisi mentah dapat
mengakibatkan berbagai efek samping yang buruk bagi tubuh. Selain mengganggu
penyerapan kalsium dan fosfor, bahkan dapat mengakibatkan gejala sulit tidur,
tidak enak makan, dan sesak nafas. ( http://khasiatbuah.com/daun-Katub.htm, 2007)
Efek Farmakologis, Daun Katub berkhasiat
memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti
menyatakan infus daun Katub dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit.
Infus daun Katub dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu
mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter
daun Katub tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu
peneliti menyatakan bahwa dekok akar Katub mempunyai efek antipiretik terhadap
burung merpati. Infus akar Katub mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g
bb. Konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi
perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan
lama menyusui. Proses perebusan daun Katub dapat menghilangkan sifat anti
protozoa. Pemberian infus daun Katub kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit
selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan
tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun Katub mentah digunakan sebagai pelangsing
di Taiwan (Ferdianto, 2007)
Efek samping, Di Taiwan 44 orang
mengkonsumsi jus daun Katub mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek
samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala
hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun Katub. Hasil biopsi
dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien
mengkonsumsi jus daun Katub mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng
(16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan.
Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala
obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan
atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen. Di Amerika,
sejak tahun 1995 daun Katub goreng, salad daun Katub, dan minuman banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian
dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5
pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun Katub. Pada
uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan
campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi
hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang
menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).(Ferdianto, 2007)
Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat Daun Katub Terhadap Asi
21:56
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menyusui
adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta hurufpun
dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakuan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah
(Roesli, 2004).
Menyusui
merupakan hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan orang tua kepada
bayinya. Pada keadaan miskin dan darurat, ASI mungkin merupakan hadiah satu
satunya yang dapat diberikan. Pada keadaan sakit dan darurat, ASI dapat menjadi
pemberian yang menyelamatkan jiwanya (Roesli, 2008).
Proses menyusui merupakan proses
interaksi antara ibu dan bayi. Hubungan interaksi ibu dan bayi sebaiknya
terjadi selama setengah jam pertama dari mulai beberapa menit setelah bayi
dilahirkan (Unicef, 2003).
Menurut WHO (2000) bayi yang diberi susu selain ASI,
mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih
besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI
(Depkes RI, 2005).
Setiap ibu
menghasilkan air susu, yang kita sebut Air Susu Ibu sebagai makanan alami yang
disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar
merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas.
Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna
untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam
proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi,
maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Roesli, 2008).
Pemberian ASI pada bayi tentulah
sangat besar manfaatnya. Banyak sekali manfaat dari ASI yang sangat dibutuhkan
oleh bayi. Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek
diantaranya adalah aspek gizi. Kalau dilihat dari aspek gizi, ada empat manfaat
Kolostrum pada ASI yang penting diketahui para ibu dan sangat berguna bagi bayi
(Anonimous,
2003).
Menurut
Roesli (2008) Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak.
Daya tahan tubuh ibu akan cepat menurun, sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat
bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari ibu sudah
menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat
seperti ini, bayi ASI akan dilindugi oleh daya tahan tubuh dari ASI. Selain
makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya
tahan tubuh.
Di Indonesia, daun Katub umumnya
dimanfaatkan untuk melancarkan air susu ibu. Daun ini sudah diproduksi sebagai
sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Setidaknya sepuluh
produk pelancar ASI yang mengandung daun Katub telah beredar di Indonesia
sejak tahun 2000. Selain itu, konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat
memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya
meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Namun demikian, penelitian terhadap
efek samping penggunaan daun Katub sebagai pelancar ASI ini masih belum pernah
dilakukan di Indonesia, sehingga belum teruji 100 persen keamanannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)