Thursday, 17 April 2014
Efek samping Imunisasi
08:54
No comments
Vaksin sebagai suatu produk
biologis dapat memberikan efek samping yang tidak diperkirakan sebelumnya dan
tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu dengan penerima
lainnya. Efek samping imunisasi yang
dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events Following Immunization
(AEFI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang
diduga berhubungan dengan imunisasi.
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu
kesalahan program/tehnik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor
kebetulan dan penyebab tidak diketahui.
Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala lokal dan
sistemik. Gejala lokal seperti nyeri, kemerahan, nodelle/
pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan.
Gejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas,
rewel dan menangis yang berkepanjangan.
.
Jadwal Pelaksanaan Imunisasi
08:50
No comments
a.
Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan ssecara
suntikan intrakutan dengan dosis 0,05 ml. Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil
apabila terjadi tuberkulin konfersi pada
tempat suntikan. Ada tidaknya tuberculin konfersi tergantung pada potensi
vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis
dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan terjadinya abses ditempat
suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG harus disimpan pada suhu 2 C.
b.
Vaksinasi DPT
Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus
adalah dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid
tetanus yang telah dimurnikan ditambah denagn bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis penyuntikan 0,5 ml
diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi yang berumur 2-12 bulan
sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Reaksi spesifik yang timbul setelah
penyuntikan tidak ada. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal tempat
penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu tinggi,
kejang, kesadaran menurun, menangis yang
berkepanjangan lebih dari 3 jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan
DT.
c.
Vaksinasi polio
Untuk kekebalan
terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang mengandungvirus polio
tipe 1, 2 dan 3. vaksin diberikan melalui mulut pada bayi berumur 2-12 bulan
sebanyak 4 kali dengan jarak pemberian 4 minggu.
d.
Vaksinasi campak
Vaksin yang
diberikan berisikan virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam bentuk bubuk
kering (freezeried) yang harus
dilarutkan degan bahan larutan yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan
ini di berikan secara subtukan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan.
Di negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan
maksud memberikan kekebalan sedii mungkin, sebelum terkena infeksi firus campak
secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat
anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (mortenal
antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zal kebal campak dalam
tubuh anak, sehingga imunisasi ulang masih diberikan 4-6 bulan kemudian. Maka
untuk Indonesis vaksin campak diberikanmulai anak berumur 9 bulan.
e.
Vaksinasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0-11 bulan. Cara pemberian
imunisasi ini adalah intramuscular.
Adapun
jadwal pemberian imunisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel
2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Anak
Umur (Bulan) 0
1 2 3
4 5 6
7 8 9
10 11 **12+
|
||||||||||||||
Vaksin
|
Tanggal
pemberian imunisasi
|
|||||||||||||
HB 0 (0-7 hari)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BCG
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
*Polio 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
*DPT/HB 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
* Polio 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*DPT/HB 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*Polio 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*DPT/HB 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*Polio 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Campak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
* Jarak antara
(interval) pemberian vaksin DPT/HB minimal 4 minggu (1 bulan)
* Jarak antara
pemberian vaksin Polio minimal 4 minggu (1 bulan)
** Anak diatas 1 tahun
(12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi
dasar lengkap
|
Jadwal tepat
pemberian imunisasi dasar lengkap
|
|
|
|
Tidak boleh
diimunisasi
|
|
|
|
Waktu
pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
|
Subscribe to:
Posts (Atom)