Thursday, 1 August 2013
MEMINIMALKAN KESULITAN BELAJAR BERBICARA BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS
22:46
No comments
Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari, bahwa tidak menarik dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain, hanya sedikit sekali siswa yang menyukainya,
ini terbukti dengan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa selalu rendah.
Untuk mengubah
pandangan tersebut diperlukan suatu cara yang bisa membuat siswa tertarik untuk
mempelajari Bahasa Inggris.
Belajar merupakan proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah
laku baik dalam bentuk pengetahuan dan sikap sebagai hasil dari pengalaman yang
diperolehnya, dengan demikian orang yang belajar merupakan orang yang mengalami
sendiri proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran Bahasa Inggris harus dapat dikemas dalam
bentuk yang menyenangkan dan melibatkan semua siswa secara aktif, sehingga
siswa memperoleh sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya.
Penelitian ini
bertujuan untuk meminimalkan kesulitan belajar siswa dalam bidang studi bahasa Inggris, kegiatannya
dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dengan memaksimalkan keaktifan siswa,
guru hanya sebagai fasilitator dan motifator. Dalam pembelajaran konstruktivis siswa
belajar dengan mengalami sendiri dan membangun pengetahuan sendiri dari
pengalaman yang dialaminya, dan pada akhirnya belajarnya bermakna, bila
belajarnya bermakna maka kesulitan belajar siswa teratasi.
Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2
siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap Perencanaan, Tindakan,
Pengamatan, Refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan konstruktivis melalui Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
peneliti buat secara berstruktur sehingga siswa bisa membangun pengetahuannya
sendiri dengan jalan menyelesaikan LKS secara berkelompok. Adapun data dalam
penelitian ini diperoleh dengan nilai tes, observasi dan angket, dimana fungsi
dari data yang telah diperoleh sebagai berikut:
-
Nilai tes untuk mengetahui keberhasilan belajar
siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
-
Observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran, dan
-
Angket untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.
Kriteria
keberhasilan penelitian tindakan ini penulis tentukan sebagai berikut:
Siswa
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran yang peneliti lakukan jika: (1) Nilai
hasil test mencapai ≥ 67,55, (2) Nilai afektif dari hasil observasi terhadap
proses pembelajaran mencapai ≥ 13, (3) Nilai angket untuk mengetahui respons
siswa dalam pembelajaran mencapai ≥ 26.
Penelitian ini
dinyatakan berhasil jika terjadi siswa yang dinyatakan berhasil dalam
pembelajaran dari siklus I s.d. siklus II pada tiga penilaian yang penulis
tetapkan terhadap penelitian tindakan ini mengalami peningkatan (jumlahnya
semakin banyak).
Dari hasil
peneleitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh ≥ 67,55 pada siklus I sebesar 16 siswa (40 %)
dan siklus II sebesar 34 siswa (85 %). Dari hasil observasi diperoleh gambaran
adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada siklus I sebesar
17 siswa (42,5 %) dan siklus II sebesar 34 siswa (85 %). Adapun hasil dari
angket tentang respoons siswa terhadap pembelajaran diperoleh gambaran pada
siklus I I sebesar 19 siswa (47,5 %) dan siklus II sebesar 35 siswa (87,5 %).
Dalam pembelajaran
speaking and vocabulary
dengan pendekatan kostruktivis dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa
terbukti dengan meningkatnya hasil belajar dari siklus I s.d. siklus II
hasilnya selalu meningkat dengan kata lain anak yang mengalami kesulitan
belajar berkurang, sedangkan dari hasil observasi yang diperoleh peningkatan
aktivitas, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Adapun dari angket
diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan pendekatan kostruktivis meningkatkan
respons siswa dalam pembelajaran, dan memacu siswa untuk belajar mengkonstruksi
sendiri materi pelajaran yang sedang dipelajari dan bila mengalami kesulitan siswa
dibantu teman sekelompoknya yang terlebih dahulu memahami materi yang dipelajari
dan bila dalam suatu kelompok tidak ada yang bisa menyelesaikan kesulitan yang
dihadapi langsung bertanya pada guru.
Perkiraan Hemoglobin pada Kehamilan
17:50
No comments
Pemekirsaan
hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya
dilakukan untuk mendeteksi anemia . Namum ada kecendrungan kegiatan itu tidak
dilaksanakan secara optimal selama masa kehamilan . perubahan fisiologis yang
terjadi dalam masa kehamilan mengakibatkan penurunan Hb secara progesif sampai
sekitar minggu ke 30 , yang secara fisiologis masih normal. Perubahan normal
ini dikenal sebagai hemodilusi
(Mahomed dan Hylten,1989 ) dan biasanya mencapai titik terendah pada kehamilan minggu
ke 30 . oleh karena itu pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilaksanakan pada awal
kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran akurat
tentang status Hb (Hylten 2009 ).
Hemodifusi
fisiologis dianggap sebagai suatu tanda kehamilan normal , dalam kaitannya
dengan hasil kehamilan yang baik bagi janin ( yaitu berat lahir sesuai dengan
umur kehamilan ). Apabila tidak terjadi proses hemodilusi , yang ditandai oleh
kadar Hb yang tinggi , dapat diindikasikan adanya gangguan pada perubahan
fisiologis akibat ternganggunya sirkulasi darah plasenta yang dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin (sagen 2007 ).
Kader Hb 11
gr% dianggap sebagai batas normal terendah dalam masa kehamilan namun demikian
batasan – batasab lain sering digunakan dalam mendefinisikan anemia dalam
kehamilan. Banyak batasan – batasan tersebut tidak mempunyai bukti yang jelas
secara ilmiah untuk mendukung penggunaannya. Batasan tersebut belum jelas
kaitannya dengan umur kehamilan. Walaupun Hb pada masa kehamilan dibawah 10 g %
( 11 g% pada ibu dengan gizi baik ), dikatakan rendah , namun masih sedikit
bukti ilmiah yang konsisten dalam penanggulangannya sesuai dengan tingkat kader
Hb yang ada.
Untuk saat
ini anemia dalam kehamilan di indonesia ditetapkan dengan kadar Hb < 11 g% pada trisemister I dan III atau
Hb < 10.5 g % pada tri semister II,
sehingga prevalensi anemi pada kehamilan di indonesia relatif tinggi (63,5 %) (Manuaba, 2008)
Pemeriksaan
kadar Hb terbaik adalah dengan menggunakan spektrofotometer sehingga
pemeriksaan secara Sahli dan Talguist hanya merupakan alternatif pemeriksaan
dilapangan. Namun pada kenyataan dilapangan
pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode Sahli karena memang itu alat yang
tersedia di institusi kesehatan terdepan yakni Puskesmas (Manuaba, 2008)
7. Penyebab
Hemoglobin (Hb) Rendah dalam Kehamilan.
Penyebab
utama rendahnya hemoglobin (Hb) dalam kehamilan adalah defisiensi
besi terutama bila hanya terjadi anemia ringan. Pada Hb di bawah 9 g %
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti, karena masih adanya kem
ungkinan penyebab lain diluar kekurangan besi (Mahomed dan Hytten 2009). Pada umumnya seorang ibu hamil dengan Hb rendah harus diberikan seplementasi
besi, meskipun ada sebab lain seperti cacing dan malaria yang harus
dipertmbangkan untuk menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai.
Telah
dikemukakan bahwa pemberian suplementasi besi rutin pada ibu hamil dengan gizi
baik hanya memberi efek yang terbatas pada peningkatan Hb (Mahomed dan Hylten 2009 ). Hasil penelitian mutakir menganjurkan pemberian besi secara rutin
hanya dilakukan pada ibu hamil yang telah terbukti menderita anemia (Mahommed 2003). Namun di negara – negara yang mengalami kekurangan gizi , suplemen gizi
masih dinajurkan , karena sering kali sulit untuk memperkirakan secara tepat
kadar Hb Ibu hamil.
Anjuran
program nasional indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemenlat besi dan 50
g asam folat untuk profilasis anemia. Program
Depertemen Kesehatan R I memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan. Beberapa jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi daya serap tubuh
terhadap zat besi. Khususnya tembakau, teh dan kopi diketahui mengurangi
penyerapan besi. Oleh karena itu ibu hamil yang mendapat suplementasi besi
dianjurkan untuk menggindari tembakau,
teh dan kopi terutama sekitar waktu makan . Makanan lain seperti protein dan
vitamin C dapat membantu penyerapan. Oleh karena itu harus disarankan untuk
mengkonsumsi pangan yang kaya akan protein dan vitamin C (Depkes RI, 2004)
Gambaran Klinis Anemia
17:47
No comments
Pada
sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa gejala atau
tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah . umumnya
gejala klinis anemia adalah :
a. Anemia yang cepat memburuk menyebabkan
lebih banyak gejala dari pada anemia yang lambat muncul karena lebih sedikit
waktu untuk penyesuaian dalam sistim kardiovaskuler .
b. Anemia ringan sering tidak menimbulkan
gejala atau tanda tetapi ini biasanya ada bila haemoglobin kurang dari 9 – 10
g/dl . bahkan anemia berat konsentrasi haemoglobin serendah 6,0 g/dl dapat
menghasilkan gejala yang sangat sedikit . akan tetapi , bila timbulnya sangat
perlahan pada orang muda yang sehat.
c. Orang tua kurang tahan terhadap anemia
dibandingkan dengan orang muda disebabkan pengruh kurangnya oksigen pada organ bila
kompensasi kardiovaskuler normal ternganggu.
3. Tanda – Tanda Kurang Darah ( Anemia
) pada Ibu Hamil
a. Pusing ,Berkunang – kunang.
b. Lemah.
c. Badan Lesu.
d. Cepat Lelah.
e. Gampang Ngantuk.
f. Lidah, Bibir , Kuku pucat sekali.
g. Wajah / Muka pucat.
1. Bahaya Kurang Darah bagi Ibu Hamil .
a. Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan.
b. Mengganggu pertumbuhan bayi dalam
kandungan, dan dapat membahayakan jiwa ibu.
c. Ibu Tidak Kuat Bekerja.
2. Penyebab Kurang Darah.
a. Kurang makan sayuran hijau, buah berwarna
dan lauk pauk.
b. Perdarahan akibat sering melahirkan.
c. Jarak kelahiran anak terlalu dekat.
d. Ibu hamil bekerja terlalu berat.
e. Adanya cacing tambang dalam usus.
Konsep Anemia Pada Ibu Hamil
17:46
No comments
1. Pengertian Anemia
Anemia atau
kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang
anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan
oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Wanita
yang mengidap anemia saat melahirkan dapat mengalami syok karena kehilangan
banyak darah dan dapat menyebabkan kematian.(Depkes RI, 2003)
Pada
sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa gejala atau
tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah. umumnya
gejala klinis anemia (Depkes RI, 2005)
Tanda–Tanda
Kurang Darah (Anemia) pada Ibu Hamil,
Pusing ,Berkunang–kunang, Lemah, Badan Lesu, Cepat Lelah, Gampang Ngantuk,
Lidah, Bibir, Kuku pucat sekali. Wajah/Muka pucat.Bahaya Kurang Darah bagi Ibu
Hamil, Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan, Mengganggu pertumbuhan bayi
dalam kandungan. (Depkes RI, 2005)
Biasanya ini
definisikan sebagai konsentrasi haemoglobin dalam darah rurang dari pada 13,5
g/dL pada laki – laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita dewasa.
Wealaupun ada yang memakai 14 g/dl dan 12 g/dl sebagai batas terendah normal
pada orang dewasa. Dari umur 3 bulan sampai akil balik , kurang dari pada 11 ,0
g/dl menunjukan anemia . Karena bayi baru lahir mempunyai kadar haemoglobin
tinggi ,15 g/dl dianggap sebagai batas terrendah ketika lahir. Penurunan
haemoglobin biasanya disertai olah penurunan jumlah sel darah merah dan packet
cell volume (PCV) tetapi ini dapat normal pada beberapa pasien dengan kadar
haemoglobin subnormal . Perubahan dalam volume plasma total yang beredar
sebagai mana haemoglobin total yang beredar menentukan apakah anemia terdapat
atau tidak . Penurunan volume plasma dapat menyelubungi anaemia, sebaliknya
peningkatan volume plasma dapat menyebabkan anaemia bahkan dengan sel darah
merah total dalam sirkulasi normal dan masa haemoglobin normal.
Tabel 1
Nilai – Nilai Normal Sel Darah Merah Orang Dewasa
Pria Rata-rata Wanita
Haemoglobin (Hb)* (g/dl) 13,5 - 17,5 11,5 – 15,5
HaemoglobinHaematokrit (PCV) (%) 40 -
52 36 - 48
Hitung sel
darah merah ( x 1012
/L) 4,5 - 6,5 3,9 - 5,6
Haemoglobin sel rata-rata (pg) 27
– 34
Volume sel rata-rata (fl) 80 – 95
Konsentrasi Haemoglobin sel rata rata (g/dl) 30 – 35
Sumber Kapita Selekta Haematologi oleh A V
Hoffbrand 1996.
Anemia yang
dikenal baik terjadi dengan difesiensi ( kekurangan ) zat Besi , vitamin B12
atau folat . Anemia juga terjadi dengan defisiensi asam
amino (protein) , tiroksin atau endrogen tetapi dapat merupakanadaptasi
terhadap komsumsi 02 jaringan yang lebih rendah , bukan sebagai efek langsung dari defisiensi pada
eritropoisis (proses terbentuknya sel darah merah di sumsum tulang belakang ) .
Anemia juga terjadi pada defisiensi vitan C (scurvy ) , vitamin E dan
reboflavin.
Subscribe to:
Posts (Atom)