This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 5 May 2013

Perdarahan pada kehamilan muda



Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu. Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia (Depkes, 2008)
1.      Etiologi
Perdarahan yang terjadi saat hamil muda disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun hamil anggur. Meskipun tanda dan gejala yang sama dari ketiga penyakit itu adalah perdarahan, ada gejala lain yang mesti kita ketahui tentang masing-masing kasus tersebut.:
 a. Keguguran
Keguguran atau dalam bahasa medis biasa dikenal sebagai abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar. Ada juga definisi lain yang menyebutkan bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin < 500 gram.
Keguguran dibagi menjadi 2, keguguran spontan dan buatan. Keguguran spontan sendiri sebabnya belum jelas, tapi dari beberapa literatur disebutkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keguguran. Pertama ialah perkembangan sel telur yang abnormal secara struktur maupun genetiknya. Selanjutnya adalah kondisi ibu. Ibu harus memperhatikan dirinya sendiri seperti saat terkena demam, infeksi akut (pneumonia, tifus, dsb), penyakit-penyakit kronis (misalnya kelainan hormon), dan trauma (riwayat operasi atau kecelakaan saat hamil). Dan yang terakhir adalah kelainan rahim seperti serviks yang inkompeten, ada tumor di rahim, atau bahkan kelainan bentuk rahim yang dibawa dari lahir.
Sedangkan abortus buatan adalah keguguran yang disengaja, bisa karena ada alasan medis ataupun tanpa alasan medis yang melanggar hukum. Tanda-tanda dari keguguran adalah perdarahan, atau bahkan keluarnya ‘sesuatu’ seperti daging. Gejala yang juga bisa ditemukan adalah nyeri yang terus-terusan, seperti orang mau melahirkan. Namun mungkin saja perdarahan tidak disertai rasa nyeri. Kalau ibu hamil sudah menemui tanda-tanda seperti itu, segera hubungi dokter, sebaiknya jangan ditunda lagi.
b. Kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan normalnya di rongga rahim. Kehamilan di tempat selain rongga rahim dapat terjadi di saluran telur, di indung telur, di rongga perut, dan tempat lainnya. Paling sering kehamilan ektopik terjadi di saluran telur. Ada beberapa penyebab terjadinya kehamilan di luar rongga rahim, antra lain infeksi pada saluran telur, ada riwayat operasi saluran telur, adanya cacat bawaan, kehamilan ektopik sebelumnya, penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, dan abortus buatan. Kehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala-gejala yang jelas dan khas kalau sudah terganggu.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu di daerah saluran telur adalah terlambat haid, nyeri perut di bagian bawah yang tiba-tiba dan sangat nyeri, kadang-kadang nyerinya lebih terasa di sebelah kiri atau kanan, keluarnya darah berwarna coklat tua dan sedikit, pusing dan bahkan bisa pingsan akibat perdarahan di dalam. Gejala lainnya yang juga dapat timbul antara lain adalah nyeri saat perut dipegang, pembesaran rahim (namun biasanya besarnya rahim lebih kecil dari usia kehamilan yang seharusnya), dan gangguan kencing. Jika seorang wanita (terutama yang sudah pernah berhubungan seksual) menemukan tanda dan gejala, harus segera menemui dokter karena diagnosanya harus ditegakkan dengan cepat.
c. Hamil Anggur (Mola Hydatidosa)
Hamil anggur atau dalam bahasa kedokterannya disebut Mola Hydatidosa adalah salah satu jenis tumor yang jinak dari lapisan korion (salah 1 lapisan yang melapisi bayi). Kejadian dari hamil anggur ini berhubungan dengan usia dan status sosial ekonomi seseorang. Mola biasanya terjadi pada wanita usia di bawah 20 ataupun di atas 45 tahun. Dari suatu sumber juga dikatakan bahwa banyak melahirkan dan kurang gizi menjadi salah 1 faktor risiko terjadinya mola.
Mola dibagi menjadi 2 tipe, mola komplit dan mola sebagian. Mola komplit adalah seluruh kehamilannya berupa hamil anggur. Sedangkan mola sebagian adalah di dalam kehamilan masih bisa ditemukan janin. Hamil mola biasa disebut hamil anggur karena isi kehamilannya berupa gelembung-gelembung sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Tanda dan gejala pada hamil anggur adalah perdarahan yang kadang sedikit kadang banyak, keluar gumpalan berbentuk seperti gelembung-gelembung telur ikan, tanda-tanda anemia (pucat, pusing), rahim lebih besar dari usia kehamilan, muntah lebih sering terjadi, tidak ada tanda-tanda adanya janin (seperti tidak ada bunyi jantung anak dan tidak tampak rangka janin pada rotgen foto).
Jika seorang wanita memiliki tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya segera menghubungi dokter. Mola harus segera diketahui karena jika tidak, dapat berprogres manjadi tumor ganas yang disebut koriokarsinoma.
Dengan begitu banyaknya kemungkinan yang terjadi dari perdarahan pada hamil muda, maka sudah sebaiknya para wanita hamil bisa lebih memperhatikan kondisi dirinya sendiri dan janin yang ada di kandungannya.

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pendarahan Pada Kehamilan Muda



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Berlakang.
Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang banyak mengalami masalah dibidang kesehatan diantaranya derajat kesehatan. Terutama derajat kesehatan Ibu dan Anak sebagai kelompok penduduk yang rawan dan rentan. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2004).
Seorang wanita yang sedang hamil harus lebih waspada dengan apa yang terjadi pada dirinya karena banyak sekali kondisi-kondisi yang mengancam pada kehamilan. Tidak sedikit juga ibu yang mengeluhkan perdarahan pada trimester atau 3 bulan pertama kehamilannya. Yang akan kita bicarakan di sini adalah perdarahan yang terjadi pada saat seorang ibu hamil muda. Perdarahan yang terjadi saat hamil muda disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun hamil anggur. Meskipun tanda dan gejala yang sama dari ketiga penyakit itu adalah perdarahan, ada gejala lain yang mesti kita ketahui tentang masing-masing kasus tersebut. (Muchtar, 2007).
Kasus pendarahan pada masa kehamilan adalah salah satu yang paling ditakuti. Padahal, para ibu hamil sebenarnya tidak perlu terlalu cemas bila pendarahan itu terjadi. Sebab, tidak semua pendarahan dapat membahayakan janin atau sang ibu. Kasus pendarahan pada masa kehamilan sangat bervariasi. Mulai pendarahan dengan jumlah yang sangat sedikit (vlek) sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan disertai kram perut. pendarahan pada kehamilan dapat dibagi menjadi dua. Yaitu pendarahan pada kehamilan usia muda dan tua (ante partum). Batas teoretis antara kehamilan itu adalah usia janin 22 minggu. Ini mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.
Hal  medis yang perlu dipertimbangkan dalam pendarahan usia muda. Yaitu keguguran (abortus) dan kehamilan di luar kandung rahim. Kemungkinan mengalami keguguran jika pendarahan cukup parah, biasanya sering disertai kram pada perut. Kadang juga disertai keluarnya bekuan darah atau jaringan fetus (Winkjosastro, 2008)
Berdasarkan penelitian WHO (Woldh Health Organization) di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa / tahun  dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99 %. Walaupun jumlah sangat besar, yang menarik perhatian karena kejadian tersebar  (Sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir, tanah longsor, bencana alam lainnya atau korban kecelakaan. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai  peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta serta badan pemerintah lainnya (Manuaba, 2008).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun  2002 – 2003, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia mengalami penurunan dari 46 per 1000 kelahiran hidup (SKDI 1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2003). Sedangkan kematian ibu  (AKI) juga mengalami penurunan  dari 421 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1998-2003. Angka Kematian Ibu ( AKI) di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara  yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup tahun  2005. (Profil Kesehatan Indonesia ,2008 ).
Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator diantaranya adalah umur harapan hidup seseorang, angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI).