1. Pengertian
Emesis
Emesis adalah
muntah-muntah pada wanita (kamus kedokteran). Keadaan ini biasanya di dahului
rasa mual (Nause).
Emesis
gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan di keluarkannya human chorionic
gonadothropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum.
Gejala klinik
emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual
muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan.
2.
Penyebab Emesis
Penyebab hiperemesis
gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000
kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
a. Umumnya
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
b.
Faktor organik, yaitu karena masuknya
viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat
kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan–perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon
dari jaringan ibu terhadap janin.
c.
Faktor ini memegang peranan penting pada
penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor
endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
3.
Tanda dan gejala Emesis
Batas mual dan muntah
berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada
yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat
berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus
dan mengganggu keseimbangan gizi, caiaran, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum ini berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga
akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum
yang berlebih berpotensi mengalami dehidrasi. Kekurangan cadangan karbohidrat
dan lemak dalam tubuh dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir
Esofasus dan lambung atau Sidroma Mallary Weiss akibat perdarahan
Gastrointestiral (Wiknjosanstro, 2005).
4.
Klasifikasi
Emesis
Menurut berat ringannya gejala
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan
I (ringan)
1)
Mual muntah terus-menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita
2)
Ibu merasa lemah
3)
Nafsu makan tidak ada
4)
Berat badan menurun
5)
Merasa nyeri pada epigastrium
6)
Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7)
Tekanan darah menurun
8)
Turgor kulit berkurang
9)
Lidah mengering
10)
Mata cekung
b.
Tingkatan II (sendang)
1)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2)
Turgor kulit mulai jelek
3)
Lidah mengering dan tampak kotor
4)
Nadi kecil dan cepat
5)
Suhu badan naik (dehidrasi)
6)
Mata mulai ikterik
7)
Berat badan turun dan mata cekung
8)
Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri
dan konstipasi
9)
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan
terjadi asetonuria.
c.
Tingkatan III (berat)
1)
Keadaan umum lebih parah (kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma)
2)
Dehidrasi hebat
3)
Nadi kecil, cepat dan halus
4)
Suhu badan meningkat dan tensi turun
5)
Terjadi komplikasi fatal pada susunan
saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia
dan penurunan mental
6) Timbul
ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.