Tuesday, 7 May 2013

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistim Kekebalan Tubuh Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas



Bayi demam yang disebabkan oleh Flu, batuk,  pnemonea, Ikterus, hipertermi, diare dan penyakit lainnya. Demam juga timbul karena hanya menderita batuk pilek saja atau  infeksi virus lainnya. menderita penyakit demam dan sesak nafas yang merupakan suatu tanda pneumonia. Demam dan ruam yang menyeluruh merupakan tanda-tanda utama penyakit Campak. Sedangkan demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, cengeng. Bayi yang merasa sakit akan bereaksi dengan cara menghisap jarinya, mengayunkan tubuh, membenturkan kepalanya, wajah bayi akan tampak pucat. tubuh berada dalam kondisi waspada. (Depkes RI, 2005).
Menurut Depkes RI (2004) system kekebalan tubuh ada 2 yaitu:
1.      Kekebalan aktif
Kekebalan aktif terjadi sebagai akibat stimulasi sitem imunologi yang menghasilkan antigen spesifik humoral (antibody) dan kekebalan seluler. Tidak seperti kekebalan pasif, kekebalan aktif biasanya dapat bertahan untuk beberapa yahun dan sering sampai seumur hidup.
Salah satu cara untuk mendapatkan kekebalan aktif adalah bila seseorang menderita sesuatu penyakit. Secara umum dapat dikatan, setelah seseorang sembuh dari suatu penyakit mereka menjadi kebal terhadap penyakit tersebut sampai seumur hidup. Perlindungan yang menetap untuk beberapa tahun sesudah infeksi dikenal sebagai memori kekebalan. Setelah adanya paparan antigen terhadap system kekebalan, sel limfosit (sel limfosit B memori) beredar dalam darah (dan juga menetap dalam sumsum tulang) selama beberapa tahun. Apabila terpaparlagi dengan antigen yang sama, maka sel itu akan memperbanyak diri dan menghasilkan antibody dengan sangat cepat untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit tersebut.
Cara lain untuk menghasilkan kekebalan akttif adalah melalui imunisasi. Vaksin akan berinteraksi dengan system kekebalan untuk menghasilkan respon imun yang setara dengan yang dihasilkan setelah seseorang menderita penyakit secara alami, tetapi tidak menyebabkan orang tersebut sakit atau mengalami komplikasi. Vaksin menghasilkan memori kekebalan yang sama apabila menderita penyakit tersebut.
Banyak factor yang mempengaruhi respon imun terhadap vaksin, termasuk adanya antibody maternal, sifat dan dosis antigen, cara pemberian dan adanya adjuvant (misalnya: aluminium utuk menambah potensi vaksin). Factor-faktor yang berasal dari tubuh penerima vaksin seperti ; imur, factor gizi, genetic, dan penyakit lain yang menyertai dapat juga mempengaruhi rspon kekebalan.
2.      Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif dapat terjadi dengan pemberian antibody yang berasal dari hewan atau manusia kepada menusia lain. Kekabalan pasif memberikan perlindungan terhadap beberapa infeksi tetapi bersifat sementara. Kadar antibody akan berkurang setelah beberapa minggu atau bulan, dan penerimaan tidak lagi kebal terhadap penyakit tersebut.
Bentuk yang paling umum dan kekebalan pasif adalah bayi yang menerima kekebalan dari ibunya. Antibodi disalurkan melalui  plasenta pada 1-2 bulan akhir kehamilan, sehingga seseorang bayi akan mempunyai antibody seperti yang dipunyai ibunya. Antibody ini melindungi bayi dari penyakit tertentu samapai bayi berumur 1 bulan sampai 1 tahun antibody seperti yang dipunyai ibunya. Antibody ini melindungi bayi dari penyakit tertentu sampai bayi berumur 1 bulan sampai 1 tahun. Perlindungan maternal ini terhadap polio dan pertusis.
Faktor yang mempengaruhi sisrim kekebalan tubuh bayi yaitu Sistim imunisasi ibu, pemberian kolustrum, pemberian ASI eksklusif, Berat badan lahir rendah, Kelahiran tidak cukup bulan (Prematur) dan status imunisasi bayi (Depkes RI, 2004).

0 komentar:

Post a Comment