This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, 12 July 2013

ASUHAN KEPERAWATAN EMFISEMA



DEFINISI
Emfisema adalah penyakit paru yang tak dapat pulih kembali yang terjadi sebagai sequele dari bronkiektasis dan bronkitis kronis.
Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru-paru yang ditandai dengan pembesaran alveolus dan duktus alveolaris dab destruksi dinding alveolaris.

ETIOLOGI
-      Tidak diketahui
-      Diduga terdapat perubahan keseimbangan inhibitor enzim yang terjadi yang menyebabkan enzim proteolitik merusak jaringan paru-paru.
-      Ada kecenderungan pada perokok
-      Ada kecenderungan keluarga untuk mengalami alpha 1-antitripsin dan penderita emfisema

PATOFISIOLOGI
-      Perubahan destruktif dinding alveolus dan pembesaran ruang distal dan bronkiolus  non respirator terminal.
-      Ditandai secara fisiologis adanya peningkatan compliance paru-paru, penurunan kapasitas difusi, dan peningkatan resistensi saluran nafas.
-      Ada dua jenis : sentrilobular dan panlobular
Gambar 1. Berbagai morfologi emfisem

TANDA DAN GEJALA
-      Dispnea
-      Respirasi cepat
-      Menggunakan otot-otot aksesorius pernapasan untuk pernafasan, wajah merah
-      Kurus dengan barrel chest
-      Pengurangan pengembangan dada
-      Penurunan taktil fremitus
-      Resonan s/d hiperresonan pada perkusi
-      Suara pernapasan intensitas rendah/ekspirasi memanjang, kadang-kadang sonor dan atau ronchi/rales yang halus pada akhir inspirasi.

KOMPLIKASI
-      Pneumotorak spontan (kolap paru-paru) terjadi akibat penggabungan beberapa alveolus membentuk bula, dimana terjadinay ruptur dari alveoli/bula terbentuk blep
-      Hipertropi ventrikel kanan
-      Gagal jantung kanan
-      Kegagalan pernapasan
Gambar 2. Blep dan bulla(e) pulmoner
EVALUASI DIAGNOSTIK
-      PaO2 normal atau sedikit turun saat istirahat, turun selama latihan
-      PaCO2 normal namun pada stadium lanjut PaCO2 meningkat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Kerusakan pertukaran gas
  2. Intoleransi aktifitas
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  4. Resiko tinggi infeksi
  5. Ansietas
  6. Gangguan konsep diri
  7. Resiko tinggi ketidakpatuhan

PERENCANAAN
1.    Pernapasan bibir/pernapasan abdomen
2.    Fisioterapi paru
3.    Terapi oksigen
4.    Pengobatan : bronkodilator, antibiotika
5.    Tempatkan posisi fowler atau fowler yang tinggi
6.    Bantu pengendalian lingkungan
7.    Hindari penghirupan iritan
8.    Perbaiki toleransi aktifitas : sediakan cukup waktu untuk beraktifitas, sediakan O2, tingkatkan aktiftas secara bertahap
9.    Bantu perbaiki pola tidur : latihan relaksasi, masase, musik, posisi, dll
10. Bantu mengurangi ansietas : bantu pasien menceritakan kecemasannya, jangan tinggalkan pasien sendirian selama sesak
11. Konseling dan pendidikan : kurangi merokok, dorong orang lain untuk tidak merokok, hindari penderita infeksi pernapasan, kurangi kontak dengan anak-anak

Konsep Pubertas Prekoks



Pubertas merupakan awal dari kematangan seksual yaitu ketika terjadi perubahan fisik, hormonal, dan seksual yang telah mampu untuk bereproduksi. Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan menghasilkan berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ reproduksi lainnya, seperti organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder lainnya (rambut pubis). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remajaPubertas ditandai dengan pembesaran buah zakar (testis) diikuti pembesaran penis, pembesaran payudara pada wanita, tumbuhnya rambut pada kemaluan, menstruasi, bau badan serta pertumbuhan tinggi badan yang meningkat. Disebut pubertas dini yaitu jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum memasuki usia pubertas anak-anak pada umumnya (Manuaba, 2008; 112)
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.
Perubahan hormon dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur tubuh. Dan tentu saja ada dampak buruk dari pubertas dini pada anak. Pubertas dini pada anak perempuan sering disebabkan oleh gangguan hormon di otak, yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor. Pubertas yang timbul lebih awal tidak hanya ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang besar dan lebih cepat tinggi, tapi tulang juga akan cepat menutup. Bila seorang remaja mengalami pubertas dini, awalnya pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tapi karena tulangnya menutup lebih cepat maka tubuhnya pada akhirnya akan menjadi lebih pendek dari anak lain yang mengalami pubertas normal.
Terlalu cepat pubertas juga akan menyebabkan hormon meningkat dan menjadikan anak menjadi “lebih cepat dewasa”, padahal secara mental anak belum siap untuk dewasa. Bila anak mulai mengenal dan menyenangi lawan jenis, ketidaksiapan mental ini dikuatirkan dapat menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan akibat dorongan hormonal tersebut (Manuaba, 2008; 221)
Tidak hanya secara psikologi dan pertumbuhan badan, pubertas dini juga dapat meningkatkan resiko kanker dan tumor di kemudian hari. Pada anak perempuan dapat memicu kanker payudara. Pubertas dini meningkatkan resiko kanker dan tumor karena tingkat hormon estrogen, progesteron (pada wanita) dan testosteron (pada pria) dapat memicu beberapa tumor menjadi ganas (Manuaba, 2008; 112)
     1. Tanda dan gejala pubertas prekoks
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis bila dialami pada usia kurang dari 9 tahun, antara lain :
a.       Payudara membesar.
b.       Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
c.        Bertambah tinggi dengan cepat.
d.       Mulainya menstruasi.
e.        Tumbuh jerawat.
f.        Munculnya bau badan.
Pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat umur kurang dari 10 tahun meliputi :
a.       Pembesaran testis dan penis.
b.       Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
c.        Peningkatan tinggi dengan cepat.
d.       Suara memberat
e.        Tumbuh jerawat
f.        Munculnya bau badan
Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai Pubertas Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan diantara umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.

Gambaran pengetahuan ibu tentang Pubertas Prekoks



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan Nasional adalah membangun manusia seutuhnya, yang terpenuhi kebutuhan lahir batin. Untuk mencapai hal tersebut, di perlukan berbagai usaha antara lain perbaikan gizi masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman demi tercapainya kemajuan program Pembangunan Nasional (Depkes, 2010; 23)
Pubertas mungkin selama ini banyak dikaitkan dengan fase pertumbuhan anak perempuan. Perubahan fisik seperti pembesaran payudara, munculnya bau badan, dan tumbuhnya rambut di beberapa area tertentu, serta jerawat dianggap sebagai gejala awal seorang anak telah memasuki fase pubertas. Namun, pubertas sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak perempuan tapi juga anak laki-laki. Umumnya pubertas terjadi pada anak usia delapan sampai 12 tahun untuk anak perempuan, dan usia sembilan sampai 14 tahun untuk anak lelaki. Pubertas merupakan awal dari kematangan seksual yaitu ketika terjadi perubahan fisik, hormonal, dan seksual yang telah mampu bereproduksi. Ini merupakan fase transisi di mana terjadi perubahan dari anak-anak menuju dewasa. (Suharjo, 2006: 67)
Normalnya, anak laki-laki mengalami pubertas pada usia 9 (sembilan) sampai dengan 14 (empat belas) tahun sedangkan pada anak perempuan adalah pada usia 8 (delapan) sampai dengan 13 (tiga belas) tahun. Akan dinamakan pubertas dini atau pubertas prekoks bila tanda kedewasaan telah muncul sebelum umur 9 tahun pada anak laki-laki dan sebelum umur 8 tahun pada anak perempuan (Sukandi, 2004: 47)
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal (Suharjo, 2006: 47)
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semakin awal perempuan memasuki masa pubertas, resiko mereka mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental juga semakin besar. Sedang sebagain besar perempuan yang mengalami masa puber yang ‘normal’ tidak mengalami efek negatif tersebut (Sukandi, 2004: 100)
Pubertas merupakan awal dari kematangan seksual yaitu ketika terjadi perubahan fisik, hormonal, dan seksual yang telah mampu untuk bereproduksi. Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan menghasilkan berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ reproduksi lainnya, seperti organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder lainnya (rambut pubis). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remajaPubertas ditandai dengan pembesaran buah zakar (testis) diikuti pembesaran penis, pembesaran payudara pada wanita, tumbuhnya rambut pada kemaluan, menstruasi, bau badan serta pertumbuhan tinggi badan yang meningkat. Disebut pubertas dini yaitu jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum memasuki usia pubertas anak-anak pada umumnya (Suharjo, 2006: 89)
Pubertas merupakan fase transisi di mana terjadi perubahan dari masa anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, tubuh disiapkan untuk menjadi dewasa dengan terjadinya perubahan pada fisik, hormon dan mental. Tapi beberapa faktor dapat menyebabkan anak mengalami pubertas lebih awal. Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun (Sukandi, 2004: 97)
Dari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden Pubertas Prekoks dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan dan lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak perempuan sering diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak (Suharjo, 2006: 99)
Jumlah anak yang mengalami pubertas dini diukur dari perkembangan payudara dan bulu pubis, menurut laporan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 1970, rata-rata usia anak saat mendapatkan menstruasi pertama adalah 11,5. Tiga puluh tahun kemudian, turun menjadi 10. Perkembangan payudara bahkan sudah mulai satu atau dua tahun sebelum menstruasi pertama.
Pengetahuan ibu yang kurang tentang pubertas prekoks mengakibatkan angka kejadian pubertas prekoks semakin meningkat, karena tidak ada usaha baik dari ibu maupun dari keluarga untuk mencegah terjading pubertas prekoks, pengetahuan ibu yang kurang tentang tanda dan gejala pubertas prekoks mengakibatkan angka kejadian pubertas prekoks terus meningkat.