This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 24 March 2013

Penelitian tindakan kelas



Rochiati (2008:112) menjelas bahwa penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktek sosial, pemahaman suatu kegiatan, dan situasi suatu kegiatan.

1.    Siklus I
a.    Perencanaan (planing), terdiri atas kegiatan :
1)   Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2)   Menyiapkan bahan ajar.
3)   Membuat soal tes akhir pembelajaran
b.    Pelaksanaan (acting), terdiri atas atas kegiatan :
1)   Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.
2)   Proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelompok pada materi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangan nya.
3)   Siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan cara diskusi kelompok dengan pengawasan guru.
4)   Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
5)   Mengadakan tes tertulis.
6)   Penilaian hasil tes tertulis.
7)   Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
8)   Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil pelaksanaan pada siklus I.
2.    Siklus II
a.    Perencanaaan (planning), terdiri dari atas kegiatan :
1)   Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2)   Menyiapkan bahan ajar yang telah diperbaiki berdasarkan siklus I.
3)   Menyiapkan soal tes
b.    Pelaksanaan (acting), terdiri atas atas kegiatan :
1)   Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2)   Membagi siswa dalam kelompok belajar,
3)   Proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada materi permasalahn kependudukan dan upaya penanggulangan nya.
4)   Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan cara diskusi kelompok.
5)   Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.
6)   Mengadakan tes tertulis
7)   Penilaian hasil tes tertulis
c.    Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya.
d.   Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil pelaksanaan pada siklus II.

Model Mind Mapping



Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :
a. Merencana
b. Berkomunikasi
c. Menjadi Kreatif
d. Menghemat Waktu
e. Menyelesaikan Masalah
f. Memusatkan Perhatian
g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
h. Mengingat dengan lebih baik
i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien
j. Melihat gambar keseluruhan
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :
a. Cara ini cepat
b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda
c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.


Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.
Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.
Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

Komperasi Ketuntasan Belajar Dengan Mengunakan Metode Tanya jawab dan Model Mind Mapping Dalam Pelajaran Ekonomi Pada SMP Negeri



1.1    Latar Belakang Masalah
Dalam era bebas atau era glogalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehubungan dengan hal tersebut yang pertama harus kita galakkan adalah meningkatkan mutu pendidikan, untuk mewujudkan hal itu maka kita harus meningkatkan motivasi belajar siswa karena tapa adanya motivasi maka pendidikan itu akan berjalan tidak optimal tanpa didasari oleh keinginan siswa untuk belajar yang sesungguh nya.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar Ekonomi, guru tidak hanya memberikan informasi tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip pengajaran Ekonomi  yang berorientasi pada obeservasi dan penelitian. Pengetahuan Ekonomi yang di peroleh dari hasil belajar pengalaman dan penyelidikan, akan lebih lama dapat di ingat serta berkesempatan menumpuk ekosistem dan keberanian dalam mengambil inisiatif. Maka oleh karena itu pengajaran Ekonomi juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik siswa agar mencapai kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswa pun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran Ekonomi, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar Ekonomi. Salah satu metode mengajar adalah  metode tanya jawab merupakan metode yang menekankan penjelasan atau menerangkan materi pelajaran dari guru kepada siswa menggunakan perantara atau media lainnya. Keaktifan metode tanya jawab tidak murni terletak pada guru. Dalam hal ini siswa melakukan belajar sambil mendengarkan (learning by listening). Metode Tanya jawab yang menggunakan media visual merupakan metode yang di samping memberikan penjelasan kepada siswa secara lisan tentang materi pelajaran dilengkapi dengan media atau perantara yang dapat dilihat, untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah pemahaman konsep-konsep yang abstrak tentang nilai, serta untuk mempertinggi daya serap atau retensi belajar siswa.
Salah satu metode interaksi edukatif yang dewasa ini menjadi strategi mengajar dengan KTSP, adalah metode tanya jawab, ciri utama metode ini adalah siswa lebih banyak di tuntut untuk menemukan sendiri langkah-langkah ilmiah. Hal ini sesuai pula seperti apa yang di kemukakan oleh Sukarno (1977:17) bahwa :
Metode pembelajaran bertujuan untuk dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menemukan sendiri, melakukan sendiri atau untuk mendengar hal-hal yang akan memberikan hasil yang lebih sempurna kalau di tinjau dari pendidikan Science modern, mempermudah guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

 Dalam pengajaran IPS, metode Tanya jawab memang perlu untuk di terapkan. Hal ini bertujuan agar guru dapat mengetahui apakah materi yang sudah diajarkan sudah dapat di serap oleh para siswa. Menurut Pradana (2000:20) disebutkan bahwa :
Penggunaan metode Tanya jawab adalah wajib apabila ditujukan untuk :
1.      Meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi, perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkaan pelajaran berikutnya.
2.      Mengulangi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa atau dengan perkataan lain untuk mengikutsertakan semua siswa.
3.      Menangkap perhatian siswa.
4.      Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

Demi suksesnya metode tanya jawab ini guru harus dapat merumuskan tujuan dengan sejelas-jelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku siswa. Menetapkan kemungkinan jawaban pertanyaan itu mengandung banyak masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak”. Di samping itu guru harus dapat menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
Dalam metode tanya jawab Organisasi kelas sederhana dengan persiapan satu-satunya bagi pengajar adalah buku catatanya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi di mana pengajar harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas dan sebagainya.
Disamping metode tanya jawab, metode mind mapping juga merupakan metode yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapat nilai ketuntasan belajar.
Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada pembelajaran, seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran di sekolah, kondisi ini masih diperburuk oleh praktik pembelajaran yang keliru, seperti pemberian tambahan pembelajaran baik di dalam maupun di luar sekolah. Padahal proses tersebut, hanya dapat bermakna repetisi dari proses pembelajaran sebelumnya dan tidak memberi nilai tambah bagi pemahaman siswa. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada membaca buku atau mendengar pengajaran yang tidak memberi pemahaman.
Menurut Yovan (2008), pembelajaran melibatkan pemikiran yang bekerja yang bekerja secara asosiatif, sehingga dalam setiap pembelajaran terjadi penghubungan antar satu informasi dengan informasi yang lain. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penggunaan otak sebagai pusat aktivitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan, hingga penyimpulan informasi. Dengan demikian, pembelajaran merupakan proses sinergisme antara otak, pikiran dan pemikiran untuk menghasilkan daya guna yang optimal.
Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran, maka proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan keseluruhan otak.
Menurut Potter (2002), ketika manusia berkomunikasi dengan kata-kata, otak pada saat yang sama harus mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami. Pada saat yang sama, kata-kata ini dirangkai dengan gambar, symbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang bercampur aduk tak berangkai di dalam otak, keluar secara satu demi satu, dihubungkan oleh logika, di atur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat dipahami.
Salah satu upaya yang dapat digunakan dalam membuat citra visual dan perangkat grafis lainnya sehingga dapat memberikan kesan mendalam adalah peta pikiran. Peta Pikiran merupakan teknik pencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang cara kerja otak. Peta Pikiran menggunakan pengingat visual dan sensorik alam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Oleh karena itu, proses pembelajaran seharusnya dapat menggunakan teknik pencatatan peta pikiran sebagai salah satu cara belajar yang dapat dilatihkan kepada siswa. Penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam pembelajaran diarapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. 
Dari kedua metode tersebut maka peneliti ingin meneliti sejauh mana kedua metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu penulis akan meneliti dikelas VII dan mengambil dua (2) lokal dan memberilan pelajaran dengan mengunakan metode tanya jawan di satu lokal dan metode mind mapping di lokal lainnya.

Konsep Motivasi



Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas yang tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri) Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal
Menurut Maslow, motivasi dapat digolongkan dan tiap-tiap golongan itu mempunyai hubungan jenjang. Maksudnya suatu motif timbul kalau motivasi yang mempunyai jenjang yang lebih rendah tidak terpenuhi.
Motivasi menurut pandangan dari para ahli, antara lain sebagai berikut.
Woodword dan Marquis menbedakan motivasi berdasarkan kebutuhan manusia menjadi 3 macam, yaitu.
a.       Motivasi kebutuhan organis, seperti minum, maka, bernafas, seksual, bekerja dan istirahat.
b.      Motivasi darurat, yang mencakup dorangan menyelamatkan diri, berusaha dan dorongan untuk membalas.
c.       Motivasi objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi dan sebagainya.
Pembagian motivasi berdasarkan bentuk motivasi tersebut mencakup.
a.       Motivasi pembawaan, yang dibawa sejak lahir, tampa dipelajari.
b.      Motivasi yang dipelajari
Pembagian motivasi berdasarkan penyebab
a.       Motivasi ekstentrik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
b.      Motivasi Instentrik, yaitu motivasi yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah dengan sendirinya  terdorong untuk berbuat sesuatu.
Herzberg memandang bahwa kebuasan kerja berasal dari keberadaan motivator instrintik dan bahwa ketidak puasan kerja berasal dari factor-faktor ekstrintik (kontek pekerjaan) meliputi a. Pendapatan, b. masa kerja, c. usia, hubungan antar rekan kerja, d. status kepagaian.