Sunday, 24 March 2013

Komperasi Ketuntasan Belajar Dengan Mengunakan Metode Tanya jawab dan Model Mind Mapping Dalam Pelajaran Ekonomi Pada SMP Negeri



1.1    Latar Belakang Masalah
Dalam era bebas atau era glogalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehubungan dengan hal tersebut yang pertama harus kita galakkan adalah meningkatkan mutu pendidikan, untuk mewujudkan hal itu maka kita harus meningkatkan motivasi belajar siswa karena tapa adanya motivasi maka pendidikan itu akan berjalan tidak optimal tanpa didasari oleh keinginan siswa untuk belajar yang sesungguh nya.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar Ekonomi, guru tidak hanya memberikan informasi tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip pengajaran Ekonomi  yang berorientasi pada obeservasi dan penelitian. Pengetahuan Ekonomi yang di peroleh dari hasil belajar pengalaman dan penyelidikan, akan lebih lama dapat di ingat serta berkesempatan menumpuk ekosistem dan keberanian dalam mengambil inisiatif. Maka oleh karena itu pengajaran Ekonomi juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik siswa agar mencapai kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswa pun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran Ekonomi, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar Ekonomi. Salah satu metode mengajar adalah  metode tanya jawab merupakan metode yang menekankan penjelasan atau menerangkan materi pelajaran dari guru kepada siswa menggunakan perantara atau media lainnya. Keaktifan metode tanya jawab tidak murni terletak pada guru. Dalam hal ini siswa melakukan belajar sambil mendengarkan (learning by listening). Metode Tanya jawab yang menggunakan media visual merupakan metode yang di samping memberikan penjelasan kepada siswa secara lisan tentang materi pelajaran dilengkapi dengan media atau perantara yang dapat dilihat, untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah pemahaman konsep-konsep yang abstrak tentang nilai, serta untuk mempertinggi daya serap atau retensi belajar siswa.
Salah satu metode interaksi edukatif yang dewasa ini menjadi strategi mengajar dengan KTSP, adalah metode tanya jawab, ciri utama metode ini adalah siswa lebih banyak di tuntut untuk menemukan sendiri langkah-langkah ilmiah. Hal ini sesuai pula seperti apa yang di kemukakan oleh Sukarno (1977:17) bahwa :
Metode pembelajaran bertujuan untuk dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menemukan sendiri, melakukan sendiri atau untuk mendengar hal-hal yang akan memberikan hasil yang lebih sempurna kalau di tinjau dari pendidikan Science modern, mempermudah guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

 Dalam pengajaran IPS, metode Tanya jawab memang perlu untuk di terapkan. Hal ini bertujuan agar guru dapat mengetahui apakah materi yang sudah diajarkan sudah dapat di serap oleh para siswa. Menurut Pradana (2000:20) disebutkan bahwa :
Penggunaan metode Tanya jawab adalah wajib apabila ditujukan untuk :
1.      Meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi, perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkaan pelajaran berikutnya.
2.      Mengulangi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa atau dengan perkataan lain untuk mengikutsertakan semua siswa.
3.      Menangkap perhatian siswa.
4.      Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

Demi suksesnya metode tanya jawab ini guru harus dapat merumuskan tujuan dengan sejelas-jelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku siswa. Menetapkan kemungkinan jawaban pertanyaan itu mengandung banyak masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak”. Di samping itu guru harus dapat menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
Dalam metode tanya jawab Organisasi kelas sederhana dengan persiapan satu-satunya bagi pengajar adalah buku catatanya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi di mana pengajar harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas dan sebagainya.
Disamping metode tanya jawab, metode mind mapping juga merupakan metode yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapat nilai ketuntasan belajar.
Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada pembelajaran, seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran di sekolah, kondisi ini masih diperburuk oleh praktik pembelajaran yang keliru, seperti pemberian tambahan pembelajaran baik di dalam maupun di luar sekolah. Padahal proses tersebut, hanya dapat bermakna repetisi dari proses pembelajaran sebelumnya dan tidak memberi nilai tambah bagi pemahaman siswa. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada membaca buku atau mendengar pengajaran yang tidak memberi pemahaman.
Menurut Yovan (2008), pembelajaran melibatkan pemikiran yang bekerja yang bekerja secara asosiatif, sehingga dalam setiap pembelajaran terjadi penghubungan antar satu informasi dengan informasi yang lain. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penggunaan otak sebagai pusat aktivitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan, hingga penyimpulan informasi. Dengan demikian, pembelajaran merupakan proses sinergisme antara otak, pikiran dan pemikiran untuk menghasilkan daya guna yang optimal.
Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran, maka proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan keseluruhan otak.
Menurut Potter (2002), ketika manusia berkomunikasi dengan kata-kata, otak pada saat yang sama harus mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami. Pada saat yang sama, kata-kata ini dirangkai dengan gambar, symbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang bercampur aduk tak berangkai di dalam otak, keluar secara satu demi satu, dihubungkan oleh logika, di atur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat dipahami.
Salah satu upaya yang dapat digunakan dalam membuat citra visual dan perangkat grafis lainnya sehingga dapat memberikan kesan mendalam adalah peta pikiran. Peta Pikiran merupakan teknik pencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang cara kerja otak. Peta Pikiran menggunakan pengingat visual dan sensorik alam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Oleh karena itu, proses pembelajaran seharusnya dapat menggunakan teknik pencatatan peta pikiran sebagai salah satu cara belajar yang dapat dilatihkan kepada siswa. Penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam pembelajaran diarapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. 
Dari kedua metode tersebut maka peneliti ingin meneliti sejauh mana kedua metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu penulis akan meneliti dikelas VII dan mengambil dua (2) lokal dan memberilan pelajaran dengan mengunakan metode tanya jawan di satu lokal dan metode mind mapping di lokal lainnya.

0 komentar:

Post a Comment