Status gizi adalah keadaan gizi seseorang
yang merupakan keadaan tubuhan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan
pemanfaatan makanan, Status gizi menurut Handayani (2003) adalah tingkat
kesehatan seseorang yang dipegaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.
Penilaian status gizi adalah diukur berdasarkan berat badan per
umur dan tinggi badan Standar Harvard menyatakan bahwa penilaian gizi baik
adalah apabila berat badan anak menurut umur lebih 89%. Gizi kurang, adalah apabila
berat badan anak menurut umur berada diantara 60,1% - 80% dan gizi buruk,
adalah apabila berat badan anak menurut umur 60% atau kurang dari standar
Harvard.
Studi-studi telah menguji berbagai
pengukuran status gizi dan membuat berbagai rekomendasi. Waterlow (1973)
dalam Notoadmodjo 2005 menyarankan, untuk mengukur status gizi pada saat ini
digunakan ukuran berat badan per tinggi badan. Sedangkan ukuran tinggi badan
per umur hanya cocok untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu. ia
menyebutkan pula bahwa berat badan per umur berguna bagi pengukuran seri untuk
anak dibawah umur 1 tahun.
Throwbridge, F (1970) dalam
Notoadmodjo 2005 dari hasil studinya menyimpulkan bahwa ukuran berat badan per
umur tidak atau kurang mampu padat membedakan antara malnutrisi akut dan
malnutrisi kronik. Oleh sebab itu, ia menyarankan, bahwa berat badan per tinggi
badan dan lingkar lengan atas adalah indicator yang paling baik untuk
mengetahui prevalensi malnutrisi akut pada anak. sedangkan untuk prevalensi
malnutrisi kronik diperlukan ukuran tinggi badan per umur.
Zeitlin, MY (1973) dalam Notoadmodjo
2005 menyarankan, untuk anak kurang dari 2 tahun sebagai indicator peertumbuhan
anak cukut mengunakan ukuran berat badan per umur saja. Dari hasil pengamatan,
untuk anak berumur 2-5 tahun yang mempunyai berat badan rendah menunjukan
adanya gejala malnutrisi yang berat. Selanjutnya, ia menyarankan bahwa berat
badan per umur saja sudah dapat dipergunakan untuk mengukur status gizi pada anak dibawah lima
tahun, bahkan anak yang lebih tua pun dapat mempergunakan ukuran tersebut.
Morley, D (1971) dalam Notoadmodjo
2005 membahas bahwa pengukuran berat dan tinggi badan mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain kurang akuratnya dalam pelaksanaan pengukuran oleh para
petugas. Tetapi ia menyatakan bahwa ukuran lainpun tidak mempunyai nilai yang
dinamis untuk pertumbuhan anak. Akhirnya ia berkesimpulan, bahwa berat dan
tinggi badan per umur sebagai indikator status gizi anak , pada umurnya para peneliti
cenderung mengacu kepada standard Harvard dengan berbagai modifikasi.
Di bawah ini akan di uraikan 4 macam
cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta
klasifikasinya:
a)
Berat badan per umur.
Berdasarkan
klasifikasi dari universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi 4 tingkat, yakni:
-Gizi lebih (over weight ).
- Gizi baik (well nourishcd ).
- Gizi kurang ( under weigh ). yang mencakup kekurangan
kalori dan protein (KKP ) tingkat 1 dan 11.
Untuk
Negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya mengunakan klasifikasi dari Harverd (Standar Harverd)
tersebut, dengan berbagai modifikasi. Oleh karena standar Harverd itu
dikembangkan untuk mengukur status gizi anak dari Negara-negara barat, maka
prinsip utama dalam modifikasi adalah disesuaikan dengan kondisi anak-anak di
Negara-negara Asia dan Afrika. sehingga untuk Negara –negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50
persentil dari 100% standard Harverd.
Hal
lain juga dikemukanan oleh I Dewa Nyoman, dkk (2001) mengatakan bahwa Berat
badan menurut umur merupakan salah satu
parameter yang memberikan masa tubuh, masa tubuh sangat sensitive terhadap
perubahan – perubahan yang mendadak, misalnya belum terjadi penyakit infeksi,
menurutnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
1.
Kelebihan BB/U
-
Lebih mudah, lebih cepat, cepat
dimengerti oleh masyarakat umum.
-
Baik untuk mengukur status gizi
akut atau kronis
-
Dapat mendeteksi kegemukan
2.
Kelemahan BB/U
-
Dapat menyebabkan interprestasi
status gizi yang keliru dan bila terdapat oedema atau asitas.
-
Menerlukan data akurat,
terutama untuk anak dibawah lima tahun.
Klasifikasi dari standar Harverd yang sudah
dimodifdikasi tersebut yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut :
-
Gizi Baik, adalah apabila berat
badan bayi/anakmenurut umurnya lebih dari 89% standard Harverd.
-
Gizi kurang, adalha apabila
berat badan bayi/anak menurut umur berada diantara 60,1 % - 80 % standar
Harverd.
-
Gizi buruk, adalah apabila
berat badan bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harverd.
Secara terperinci, pengukuran status gizi bayi/anak balita
berdasarkan berat dan tinggi badan adalah seperti tabel terlihat pada tabel 2.1
b)
Tinggi badan menurut umur.
Pengukuran status
gizi bayi dan balita berrdasarkan tinggi badan menurut umur, juga mengunakan
modifikasi standar Harverd, dengan klasifikasi sebagai berikut.
-
Gizi Baik, adalah apabila
panjang badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harverd.
-
Gizi kurang, adalah apabila panjang badan
bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 80 % standar Harverd.
-
Gizi buruk, adalah apabila
panjang badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd.
c)
Berat badan menurut Tinggi
Pengukuran berat
badan menurut tinggi badan ini diperoleh denganmengkonbinasikan berat badan dan
tinggi badan per umur menurut standar Harverd juga. Klasikasinya adalah senagai
berikut :
-
Gizi Baik, adalah apabila Berat
badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 90% standard Harverd.
-
Gizi kurang, adalha apabila
berat badan bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 90 % standar
Harverd.
-
Gizi buruk, adalah apabila
berat badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd
Gambar
2.1
Standar Tinggi & Berat Badan Balita
|
|
Usia & Jenis Kelamin
|
Tinggi
|
Berat
|
( Cm)
|
( Kg)
|
Laki-Laki
|
|
|
6 Bulan
|
67.8
|
7.58
|
9 Bulan
|
72.3
|
9.18
|
12 Bulan
|
76.1
|
10.15
|
18 Bulan
|
82.4
|
11.47
|
24 Bulan
|
87.6
|
12.59
|
30 Bulan
|
92.3
|
13.67
|
36 Bulan
|
96.5
|
14.69
|
Perempuan
|
|
|
6 Bulan
|
65.9
|
7.21
|
9 Bulan
|
704
|
8.56
|
12 Bulan
|
74.3
|
9.53
|
18 Bulan
|
80.9
|
10.82
|
24 Bulan
|
86.5
|
11.9
|
30 Bulan
|
91.3
|
12.93
|
36 Bulan
|
95.6
|
13.93
|
d)
Lingkat Lengan atas (LILA) menurut umur
Klasifikasi
pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar lengan atas, yang sering
digunakan adalah dengan mengacu pada stander wolanski, Klasifikasinya adalah
sebagai berikut :
-
Gizi Baik, adalah apabila LILA
bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standard Harverd.
-
Gizi kurang, adalha apabila
LILA bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 85 % standar Harverd.
-
Gizi buruk, adalah apabila
LILA bayi/anak menurut umurnya 70% atau
kurang dari standar Harverd.
Pengukuran status gizi bayi/balita berdasarkan lingkar
lengan atas secara terperinci adalah mengunakan tabel seperti terlihat dalam
tabel 2.2
Tabel 2.2
Standar baku Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Umur
|
Standar LLA (Cm)
|
85 % Standar LLA (Cm)
|
70 % Standar LLA (Cm)
|
Tahun
|
Bulan
|
0
0
1-
2-
3-
4-
5-
|
6 – 8
9 - 11
|
14,75
15,1
16,0
16,25
16,50
26,75
17,0
|
12,50
13,25
13,50
13,75
14,00
14,25
14,50
|
10,50
11,00
11,25
11,50
11,60
11,75
12.00
|
Sumber : Puslitbang Depkes RI dalam Notoadmodjo, 2005.