Saturday, 15 March 2014
Konsep Dasar Fluor Albus (keputihan)
21:22
No comments
1.
Pengertian Fluor Albus
Fluor Albus adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genetika yang tidak
berupa darah, mungkin Fluor Albus merupakan gejala yang paling sering dijumpai
pada penderita genikologik , adanya gejala ini diketahui karena mengotori celananya.
Secara fisiologi keluarnya getah yang
berlebihan dari vulva (biasanya lendir) dapat dijumpai pada: ()
a.
Waktu Ovulasi
b.
Waktu menjelang dan
sesudah Haid
c.
Rangsangan Sexual
d.
Dalam kehamilan
2.
Gejala Fluor Albus
a. Rasa Nyeri
Rasa nyeri perut, pinggul, pinggang,
atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala dari beberapa kelainan
ginekologik, dalam menilai gejala ini
dapat dialami kesulitan karena factor subjektiftitas memegang peranan penting.
Walaupun biasanya hebatnya rasa nyerisesuai dengan beratnya penderitaan, sukar
rasanya menilai derajat nyeri itu.
§ Dismenoria
yang dapat dirasakan di perut bawah atau pinggang, dapat bersifat seperti
mulas-mulas, seperti ngilu atau seperti ditusuk-tusuk. Mengenai hebatnya rasa nyeri yang diderita. Rasa nyeri
itu bisa timbul menjelang haid, selama satu dua hari atau lenih lama.
Endometriosis hamper selalu disertai dismenorea.
§ Dispareunia,
rasa nyeri waktu bersenggama, dapat disebabkan oleh kelainan organic atau oleh
factor psikologik. Karena itu, perlu dicari sebab-sebab organic, seperti
introitus vagina atau vagina terlampau sempit, peradangan atau perlukaan dan
letaknya lebih dalam.
§ Nyeri perut, sering
menyertai kelainan ginikologik, yang dapat disebabkan oleh kelainan letak
uterus, neoplasma dan terutama peradangan, baik yang mendadk maupunyang
menahun.
§ Nyeri pinggang, bagian bawah diderira oleh wanita yang pernah
mengalami parametritis sebelumnya dengan akibat fibrosis di ligamentum
kardinale dan ligamentum sakrouterium.
b.
Miksi
Keluhan dari
saluran kencing sering menyertai kalainan ginikologik. Karena itu perlu
ditanyakan rasa nyeri ketika waktu kencing.
- Disuria,
Penderita uterhritis dan sistitis merasa nyeri waktu kencing atau sesudah
kencing.
- Retensio
Urine dijumpai pada retrofkelsio uteri grafidi inkarsetara pada kehamilan 16
minggu dan pada mioma uteri dan kistoma ovarii besar yang mengisi rongga perut.
- Siskoter,
kadang kadang penderita harus menekan keras waktu kencing.
- Inkontinensia
Urine, sipenderita baru mengompol jikalau kandung kemihnya penuh.
c.
Defekasi
adalah kesulitan buang air besar dan ada rasa nyeri,
ataukah beraknya encer disertai lendir, nanah ataupun darah.
3.
Klasifikasi Fluor Albus
Fluor Albus dapat di golongan kedalam 2 katagori
yakni
a. Fluor
Albus Fisiologik
Terdiri dari
cairan yang kadang-kadang beberapa mucus yang mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang.
b. Fluor
Albus Patologik
Terdapat banyak
leukosit. disebabkan paling penting dari fluor albus patologik adalah infeksi, Disini cairan banyak
mengandung leukosit dan warnanya agak kekuning kuningan sampai hijau, sering
kali lebih kental dan berbau. Radang vula, Vagina, serviks dan kavum uteri dapat
menyebabkan fluor albus patologik, pada adneksitis gejala tersebut
dapat juga timbul. selanjutnya fluor albus juga dapat ditemukan pada neoplasma
jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya atau sebahagian atau
seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.
Hubungan Pengetahuan Dan Personal Hygiene Remaja Putri Dengan Kejadian Flour Albous (Keputihan)
16:28
3 comments
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang.
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat
2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah
Republik Indonesia
Paradigma sehat adalah cara pandang,
pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan
saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan
upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan
Masalah
keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita.
Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina. Sekret tersebut
dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan dapat diartikan
sebagai semacam lendir yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu
kental dan agak kekuning-kuningan, jika slim atau lendir ini tidak terlalu
banyak, tidak menjadi persoalan. Umumnya wanita yang menderita keputihan
mengeluarkan lendir tersebut terlalu banyak dan menimbulkan bau yang tidak
enak. Ini disebabkan karena terjadinya peradangan dan infeksi pada liang
vagina. Jika keputihan sudah berlarut-larut dan menjadi berat, maka kemungkinan
wanita yang bersangkutan akan menjadi mandul.
Keputihan
adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai
keluar, namum belum tentu bersifat patologis. Pengertian lain setiap cairan
yang keluar dari vagina selain darah, dapat berupa sekret, transsudasi, atau
eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang
berlebih, jadi hanya bersifat sekresi dan transsudasi yang berlebih tidak
termasuk eksudat. Sumber cairan ini dapat berasal dari sektresi vulva, cairan
vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang
dipengaruhi fungsi ovarium.
Keputihan yang dialami remaja saat ini akibat
faktor keinginan remaja putri untuk melakukan hubungan intim, 56% remaja putri
berusia 13-16 tahun sudah pernah berhubungan intim. Keputihan yang dialami
remaja dalam 3bulan berturut-turut dan tidak diobati dengan benar akan
menyebabkan terjadinya kanker servik
Faktor-faktor yang memicu berkembangnya keputiahan antara lain karena
pengetahuan yang rendah, apalagi remaja yang secara biologis servik-nya
belum matang. Karena berada dalam masa peralihan, maka pada remaja sering
ditemukan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang tubuhnya.
Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi dampak besar
terhadap kehidupan remaja di masa datang. Terlebih pada remja putri yang memang
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan bentuk dan fungsi tubuh yang sangat
istimewah dan juga sangat rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dengan gejala yang umum adalah keputihan.
Manuaba dalam bukunya memaparkan bahwa keputihan merupakan manifestasi klinik
dari berbagi macam infeksi. Reaksi kejiwaan ini bermanifestasi sebagai ras
kecemasan yang berlebihan, minder bahkan membatasi kegiatan sosialnya. Ditambah
lagi remaja putri pada umumnya malu untuk menceritakan masalah yang berkaitan
organ kelamin apalagi untuk memeriksakannya.
Untuk itulah sangat penting bagi remaja
putri untuk mendapat pengetahuan yang memadai kesehatan reproduksi khususnya
keputihan agar mereka tahu bagai mana seharusnya mereka bersikap ketika
menghadapi keputihan yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputihan yang
dialaminya, apakah berperilaku sehat atau tidak sehat.
Jumlah wanita di Dunia yang permah mengalami
keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di
Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali
dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali
atau lebih.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tantrum (Prilaku Marah Pada Balita)
15:39
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Anak adalah amanah dan karunia
Tuhan yang maha esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya. Anak adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa yang
memiliki peran strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan
dapat menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara dimasa depan. Anak
perlu mendapat seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik
secara fisik, mental maupun sosial dan mempunyai aklak yang mulia.
Usia anak prasekolah merupakan masa yang amat
khusus bagi kehidupan seorang anak karena selama masa ini, seorang anak mulai
membangun rasa percaya terhadap dunia lain disekitarnya selain lingkungan
keluarganya. Pada usia 2-3 tahun anak cenderung memiliki keinginan sendiri
sehingga menjadi hal yang berat bagi anak ketika mereka harus melakukan apa
yang disuruh orang lain (orang tua / guru ), suka ataupun tidak. Bahkan ada
sebagian anak yang cenderung memiliki sikap temperamen, suka marah-marah,
mempunyai sikap agresif, mudah menangis, suka menjerit-jerit serta
menghentak-hentakkan kaki dan tangan pada lantai atau tanah
Menurut C.P.Chaplin perilaku temper tantrum adalah
suatu ledakan emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif,
menangis, menjerit-jerit, serta menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan pada
lantai atau tanah. Perilaku temper tantrum sering dikatakan sebagai reaksi yang
berlebihan dari seorang anak ketika keinginanya tidak dipenuhi.
Definisi
tantrum menurut kamus adalah luapan kemarahan atau kekesalan, dan ini bisa
terjadi pada setiap orang. Namun, saat orang-orang membicarakan mengenai
tantrum, mereka biasanya membicarakan mengenai satu hal spesifik, yaitu luapan
kemarahan yang dilakukan anak kecil
Temperamen merupakan suatu gaya
perilaku individual dan cara merespons yang khas. Respon ini tidak saja
berkaitan dengan cara bereaksi terhadap dunia luar, tetapi juga cara individu
meregulasi fungsu mental, emosional, dan perilaknya. Jika kita memerhatikan
beberapa bayi, tampak ada bayi yang sangat aktif, tenang, mudah menangis, atau
merespon dengan hangat pada orang lain. Kondisi ini memang merupakan perangai
temperamennya
Pada dasarnya perilaku temper tantrum memiliki
aspek positif yaitu sebagai suatu cara mempertahankan diri ketika seorang anak
berada dalam keadaan frustasi, diganggu, atau ketika sesuatu dari milik mereka
diambil. Temper tantrum akan menjadi masalah yang serius bila ia menjadi cara
pemecahan masalah favorit bagi anak untuk memperoleh keinginannya. Jadi setiap
saat ia menginginkan sesuatu maka anak akan menunjukkan temper tantrum
Kebanyakan balita sudah menampakan karakteristik
perilaku tertentu sejak dini, yang menunjukan bahwa ada suatu komponen biologis
dalam kepribadian anak. Sejumlah peneliti mengemukaan bahwa perangai sebagai
suatu karakteristik tetap seseorang bayi akan dibentuk dan diperbaharuhi oleh
pengalaman yang diterima anak dikemudian hari. Mereka menemukan suatu indeks
keturunan didalam rentang 0,50-0,60 yang menunjukan adanya pengaruh keturuann
yang sedang terhadap temperamen, tetapi kelerasi-korelasi ini biasanya menurun
seiring dengan bertambahnya usia bayi. Temuan ini mendukung keyakinan bahwa
perangai/temperamen makin dapat ditempa oleh pengalaman, dengan kata lain ada
kemungkinan makan anak menjadi besar, indikator temperamen perilaku lebih sulit
dikenali. Konsistensi perangai ini juga bergantung pada “kesesuaian” antara
sifat anak dengan sifat orang tuanya
Subscribe to:
Posts (Atom)