Sunday, 19 October 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS .. .. KABUPATEN ..
11:11
No comments
INTISARI
Latar
belakang: Keluarga
Berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke 20 saat
ini hampir 60 % pasangan usia subur di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi.
Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120
juta wanita negara berkembang tidak memiliki cara mencegah kehamilan. Pada awal
tahun 2000, para pakar kependudukan memproyeksikan penduduk Indonesia pada
tahun 2010 sebanyak 234,1 juta Angka ini merupakan proyeksi modern yang
mengasumsikan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas ... Kabupaten ...
Metodologi
Penelitian : Penelitian ini bersifat analitik
dengan desain crossectional, dilakukan di puskesmas
Kembang Tanjung yang dilakukan pada tanggal 23-30
Juni 2013. Pengambilan
sampel menggunakan tehknik total sampling
pada sebanyak 43 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan
kuesioner
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian menunjukkan akseptor yang memakai
MKJP rendah yaitu sebanyak 14 responden (32,6 %). Dari hasil penelitian tentang
pengetahuan menujukkan bahwa dari 43 responden ternyata responden yang
berpengetahuan rendah yaitu 23 orang (53,5 %). Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 43 responden memiliki pendidikan masih rendah yaitu
sebanyak 18 orang (41,9 %). Dari hasil
penelitian tentang umur menunjukkan bahwa dari 43 responden responden berada dalam kategori dewasa awal yaitu 31 orang (72, 1 %)
Kesimpulan dan Saran: Dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara
pengetahuan, pendidikan, umur terhadap Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas ..
Kabupaten ... Dalam penelitian ini penulis menyarankan kepada responden
agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan mencari informasi baik
melalui petugas kesehatan maupun ke Rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Kata kunci : Pengetahuan + Pendidikan + Umur + Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang
Daftar bacaan
: 19 buku + 5 situs internet (2004-2011)
Jumlah Halaman : xii + 47 halaman + Daftar Pustaka + 9 Tabel + 9 Lampiran
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Di Desa .. Kecamatan .. Kabupaten .. Tahun 2014
11:01
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sumber
Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan
mempertahankan kemerdekaan karena kualitas sumber daya manusia merupakan salah
satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut maka harus dilakukan
upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Dari beberapa faktor yang
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, faktor kesehatan dan gizi memegang
peranan penting, karena orang tidak akan dapat mengembangkan kapasitasnya
secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan
gizi yang optimal.
Fenomena
gizi saat ini lebih merupakan ancaman yang serius karena terjadi di berbagai
strata ekonomi, pendidikan, baik di desa maupun di kota. Prevalensi kurus dan
sangat kurus berdasar BB/TB pada anak balita tidak turun bermakna pada 3 tahun
terakhir yakni 13,3% anak balita masih ditemukan kurus dan sangat kurus. Pada
tahun 2009 ditemukan 56.941 kasus anak balita gizi buruk. Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) dapat diatasi dengan konsumsi garam beryodium tetapi
masalah konsumsi di rumah tangga adalah hanya 62,3%. Cakupan pemberian kapsul
vitamin A secara nasional pada anak balita sebesar 69,8%. Anemia gizi kurang
zat besi masih dijumpai pada 26,3% balita.
Gizi
yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar
untuk kehidupan anak tersebut kelak. Seorang anak yang sehat dan normal akan
tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini
juga akan dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan.
Kekurangan atau kelebihan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertubuhan yang
menyimpang dari pola standar
Gizi atau nutrisi merupakan ilmu yang
mempelajari perihal makanan serta
hubungannya dengan kesehatan. Konsumsi gizi sangat mempengaruhi status
gizi kesehatan seseorang yang merupakan modal utama bagi kesehatan individu.
Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai akan menimbulkan masalah kesehatan.
Lima jenis zat gizi yang harus dipenuhi meliputi karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, ada kelmpok ahli gizi yang menambahkan air dan oksigen
sebagai zat gizi.
Banyak
aspek dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir hingga
proses menua, akhir-akhir ini diakui bahwa faktor lingkungan tidak kalah
pentingnya dalam menentukan karakteristik manusia. Faktor gizi adalah salah
satu faktor lingkungan terpenting yang mempunyai dampak terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan dari tahap pembuahan, bayi, remaja, dewasa, hingga tua. Perhatian
terhadap faktor gizi ini dapat menyebabkan perubahan besar dalam peningkatan
mutu kehidupan secara menyeluruh. Untuk ini kita perlu memahami ilmu gizi dan
cara penerapannya ke dalam makanan sehari-hari dalam seluruh tahap daur
kehidupan.
Dalam
keluarga biasanya seorang ibu akan berperan dalam mengatur makanan keluarga
termasuk persiapan makanan, pengolahan makanan sampai penyajian untuk seluruh
anggota keluarga. Penatalaksanaan gizi seimbang adalah memakan aneka ragam
makanan, memakan makanan yang memenuhi kecukupan energi, memakan makanan sumber
karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi, membatasi konsumsi lemak dan
minyak sampai seperempat dari kebutuhan energy, menggunakan garam beryodium,
memakan makanan yang kaya akan zat besi, memberikan Air Susu Ibu saja kepada
bayi sampai umur empat bulan, membiasakan makan pagi setiap hari, meminum air
bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup, berolah raga dengan teratur untuk
menjaga kebugaran badan, menghindari minum minuman beralkohol, memakan makanan
yang aman bagi kesehatan, membaca label pada makanan yang dikemas.
Oleh karena itu untuk
mendapatkan anak yang tumbuh dengan baik juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan
ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah bayi lahir sampai usia
lima tahun merupakan masa dimana seorang anak akan tumbuh dan berkembang secara
pesat. Pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan dengan pola menu
seimbang sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita, karena kurangnya
pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu
penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita.
Subscribe to:
Posts (Atom)