This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, 29 January 2013

Etiologi (Penyebab) Infark Miokard



Infark miokard terjadi karena penyumbatan sebagian atau total, satu atau lebih pembuluh darah koroner, adanya penyumbatan ini terjadi gangguan pasokan suplai energi kimiawi ke otot jantung (miokard), sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan.
Penyebab infark miokard adalah pecahnya (rupture) plak aterosklerosis dalam arteri koronaria yang diikuti spasme atrial dan pembentukan trombus. Penyebab lainnya adalah coronary artery vasospasme, hipertrofi ventrikel, hipoxia, emboli arteri koronaria, penggunaan cocain, amphetamines, dan ephedrine, arteritis, koronaria yang abnormal, termasuk aneurisma coronary arteries.  Faktor pencetus infark miokard yang pertama adalah kolesterol tinggi, yang kedua adalah merokok dan faktor pencetus yang lainnya adalah obesitas, umur, jenis kelamin, penderita diabetes mellitus, riwayat keluarga.
Infark  miokard disebabkan oleh penyumbatan arteri koronaria akibat arteriosklerosis atau oklusi arteri komplit akibat emboli atau thrombus; penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syock atau perdarahan; ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
Ketidakadekuatan aliran darah akibat penyempitan sumbatan arteri koronaria akibat terjadinya aterosklerosis atau penurunan alirah darah akibat syok atau perdarahan.
Penyebab tersering infark miocard  adalah penyempitan dari pembuluh darah epicardial oleh plak atherosclerosis. Plak ruptur yang diikuti pembukaan membran menyebabkan agregasi platelet, terbentuknya trombus, akumulasi fibrin, hemoragik dalam plak, dan vasospasme dengan tingkat yang bermacam-macam. Hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan sebagian / menyeluruh pada pembuluh darah dan diikuti dengan iskemik miokard. Total penyumbatan dari vaskular lebih dari 4-6 jam mengakibatkan irreversible nekrosis miokaid, tetapi reperfusi dalam periode ini dapat menyelamatkan miokardium dan mengurangi morbilitas dan mortalitas.
Faktor nonatherosclerotic yang menyebabkan Infark Miocard termasuk vasospasm koroner yang dapat dilihat dalam variasi angina (prinzmetal) dan pasien yang menggunakan kokain dan aphetamin, emboli koroner yang berasal dari katup jantung yang terinfeksi, penyumbatan koroner oleh vaskulitis, atau penyebab lainnya yang menyebabkan ketidak seimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen, seperti anemia akut dari perdarahan G1. IM yang disebabkan oleh trauma dada juga telah dilaporkan, biasanya trauma dada berat pada kecelakaan motor dan kecelakaan olahraga.

Faktor Resiko Infark Miokard



Penyakit jantung merupakan penyakit tersering dengan tingkat kematian di Eropa mencapai hampir 48%. Kehadiran penyakit jantung erat hubungannya dengan faktor risiko jantung yang dimiliki oleh seseorang. Meningkatnya proporsi populasi usia tua di dunia juga menjadi dasar sebab meningkatnya kejadian penyakit jantung. Oleh karena itu, pengontrolan terhadap faktor risiko merupakan salah satu bagian penting dari manajemen penyakit jantung secara keseluruhan yang optimal.
Faktor risiko penyakit jantung dapat digolongkan pada 3 kriteria utama yaitu risiko tinggi, sedang dan rendah. Risiko tinggi memerlukan terapi definitif untuk menghilangkan risiko tersebut, risiko sedang memerlukan intervensi preventif dengan tetap memperhatikan keamanan dan efikasi intervensi, sedangkan risiko rendah “hanya” memerlukan prevensi primer. Meningkatnya kategori risiko berkaitan dengan meningkatnya risiko terjadinya infark miokard pada seseorang, yang hanya <10% pada kelompok risiko rendah dan menjadi >20% pada kelompok risiko tinggi  .
Faktor risiko juga dapat digolongkan menjadi 2 kategori lain yang berbeda, yakni faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Beberapa faktor risiko yang sering ditemukan antara lain kadar kolesterol darah tinggi, kadar LDL (Low Density Lipoprotein) tinggi, kadar trigliserida tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, aktivitas fisik yang kurang, serta merokok. Semua faktor risiko tadi merupakan faktor risiko yang dapat dikontrol, baik dengan perubahan gaya hidup maupun medikasi. Sedangkan usia tua, jenis kelamin wanita dan riwayat penyakit jantung pada keluarga merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi  .
Hasil penelitian yang dirilis oleh Interheart Study menyatakan adanya 90% keterkaitan antara 9 faktor risiko dengan kejadian infark miokard yang pertama, dengan 70% nya merupakan keterkaitan dengan kebiasaan merokok. Faktor risiko lain meliputi hipertensi, diabetes, obesitas sentral, kurang aktivitas, faktor psikososial, rendahnya konsumsi buah dan sayur, konsumsi alkohol, serta rasio ApoB/ApoA 1.
Infark Miokard lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu faktor resiko yang sering terjadi pada infark miokard, selain itu faktor resiko yang menyebabkan infark miokard seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes. Sejumlah faktor resiko lain yang berkaitan dengan gaya hidup pada penyakit jantung koroner juga dapat menjadi faktor resiko dari infark miokard seperti stres, obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Infark Miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI) pada pemeriksaan Ekokardiografi umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu, STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid.
Terdapat 8 karakteristik seseorang dikatakan hidup sehat seperti dipublikasikan oleh Panduan Klinis Eropa, yakni tidak merokok, memilih makanan yang sehat, melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit per hari, BMI <25 kg/m2, tekanan darah <140/90 mmHg, kolesterol total <190 mg/dl, LDL <115 mg/dl dan kadar glukosa <110 mg/dl.
Kebiasaan merokok sendiri merupakan satu faktor risiko independen penting yang sebenarnya dapat dicegah. Kebiasaan merokok ini diperkirakan menjadi penyebab sekitar 30% penyakit gagal jantung. Pada suatu penelitian, didapatkan data penurunan risiko kematian akibat infark miokard setelah berhenti merokok (RR 0,64; 95% CI 0,58-0,71) serta penurunan kejadian infark miokard non fatal (RR 0,68; 95% CI 0,57-0,82).
Keterkaitan aktivitas fisik yang cukup dengan risiko penyakit jantung nyata terlihat dengan hasil metaanalisis dimana aktivitas fisik yang cukup dapat menurunkan risiko kematian total sebesar 27% dan risiko kematian akibat jantung sebesar 31%. Meskipun faktor risiko ini dapat dicegah, namun setidaknya 60% populasi global dinyatakan gagal memenuhi rekomendasi minimum aktivitas 30 menit per hari .
Keterlibatan obesitas sentral sebagai salah satu faktor risiko bersifat kompleks karena melibatkan beberapa kadar lipid dan glukosa dalam darah, yang masing-masing juga memiliki risiko independen terhadap penyakit jantung. Hipertensi sendiri, yang memiliki keterlibatan lebih dari 50% dari semua penyakit jantung di dunia, merupakan faktor risiko tersembunyi yang terkait usia. Sehingga perlu untuk dilakukan screening tekanan darah terutama saat usia menginjak 50 tahun, dimana risiko hipertensi sudah mulai meningkat .
Dalam dekade terakhir peran kondisi psikososial terhadap kejadian penyakit jantung koroner semakin terlihat nyata. Kondisi psikososial yang dimaksud adalah depresi yang secara klinis meningkatkan kejadian ulang penyakit jantung pada seseorang. Meski demikian, terapi medikasi depresi hingga saat ini belum terbukti dapat menurunkan risiko tersebut, sehingga peran dukungan sosial menjadi prioritas.
Penyakit jantung dapat dicegah. Dengan kompleksitas faktor risiko terhadap penyakit jantung yang ada, perhatian sudah seharusnya diberikan pada faktor-faktor yang dapat dimodifikasi dengan melakukan tindakan preventif dan promotif. Dengan demikian diharapkan tingkat kejadian penyakit jantung maupun kesakitan dan kematian karenanya dapat berangsur turun.

Infark Miokard



Infark miokard adalah kematian jaringan otot miokard akibat dari sumbatan total pada arteri koronaria, perkembangan yang cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan yang kritis antara suplai oksigen dengan kebutuhan myocardium. Infark miokard (IM) merupakan penyebab kematian pertama penyakit jantung di dunia.
Infark Miokard adalah oklusi koroner akut disertai iskemia yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel dan kematian (infark) miokard. Iskemia sendiri merupakan suatu keadaan transisi dan reversible pada miokard akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan ke butuhan miokard yang menyebabkan hipoksia miokard.1, 6.
Serangan jantung atau infark miokard adalah keadaan dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. Dengan demikian, gejala serangan jantung akan berupa serangan angina pektrosis dengan intensitas berat, terjadi secara mendadak dan disertai dengan keringat dingin, sesak napas atau perasaan mau pingsan.
Apabila dinding arteri koroner terbentuk plak, maka endotel setempat sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Berbagai zat vasoaktif yang dihasilkan menjadi tidak seimbang.
Infark miokard mengacu pada proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan dalam region jantung yang mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner. Penyebabnya dapat karena penyempitan kritis arteri koroner akibat arterosklerosis atau oklusi arteri komplet akibat embolus atau trombus. Penurunan darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragi. Pada setiap kasus, terdapat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
Infark miokard adalah keadaan dimana otot jantung mengalami iskemia atau bahkan nekrosis akibat adanya penurunan suplai darah yang melibatkan satu atau lebih dari arteri koroner yang disebabkan oleh berbagai gangguan pada aliran darah.
Infark berdasarkan nekrosis dan tidaknya dinding miokard di bedakan menjadi 2, yaitu : IMAQ – WAFE (Acute MCI Q-Wafe) adalah infark miokard yang ditemukan gelombang dan patologis dan ST elevasi disertai T inverted, yang kedua adalah IMA non Q-Wafe (acute MC non Q-WAFE) adalah infark miokard yang hanya terdapat ST elevasi disertai T inverted tanpa & patologis. Sedangkan berdasarkan evolusinya infark dapat dikategorikan menjadi STEMI (ST elevation miocardial infark) dan NSTEMI (non-ST elevation miocardial infark)
Infark dibedakan menjadi beberapa macam menurut luasnya, yaitu : infark transmural, infark yang mengenai seluruh tabel dinding ventrikel, infark subendokardial, yaitu daerah yang secara normal mengalami penurunan perfusi.

EPIDEMIOLOGI MALARIA



Epidemiologi Malaria adalah ilmu yang mempelayari penyebaran  penyakit malaria dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
Dalam Epidemiologi malaria hal penting yang harus diperhatikan adalah hubungan antara Host ( penjamu ) , Agent ( Penyebab penyakit ), dan Environment ( Lingkungan )  .                 
    1. HOST ( Pejamu )
Adalah makluk hidup termasuk manusia    yang bisa terinfeksi oleh agent atau penyakit . Bagi penjamu ada beberapa faktor intrinsic yang dapat mempengaruhi kerentanan penjamu  terhadap faktor agent. Faktor – faktor itu mencakup :
·         Usia  :  biasanya merupakan faktor  pejamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit  . karena ada suatu penyakit yang hanya menyerang anak anak  usia tertentu pula , atau adapula yang hanya menyerang mereka yang telah berusia lanjut.
·          Jenis kelamin : ada penyakit  tertentu  yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu pula.
·         Status Perkawinan  : faktor ini berkaitan dengan cara hidup . secara statistic didapatkan bahwa morbiditas ( angka kesakitan ) dan mortalitas (angka kematian ) dari suatu atau banyak penyakit yang berbeda di pengaruhi oleh perkawinan ( menikah, tridak menikah,janda dan duda )
·          Riwayat Penyakit Sebelumnya  : bagi mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah menderita suatu penyakit atau sakit keras akan lebih rentan terhadap infeksi suatu penyakit tertentu , dibandingkan dengan yang tidak pernah menderita penyakit kronis.
·          Cara hidup  : cara hidup dipengaruhi oleh keadaan social ekonomi , tingkat pendidikan , ras atau golongan etnis , kebiasaan makan, minum, membuang kotoran .
·         Sosial Ekonomi : Keadaan social ekonomi erat hubungannya dengan cara hidup.
·         Hereditas (keturunan )  : faktor ini berkaitan dengan ras .
·          Status Gizi  : faktor gizi yang berhubungan dengan baik tidaknya gizi seseorang  . secara umum makin baik gizi seseotang , maka akan semakin baik sistim pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit.
·          Tingkat Imunitas : Faktor imunitas sangat berpengaruh terhadap serangan penyakit , khususnya terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
faktor tersebut penting diketahui diketahui karena akan mempengaruhi resiko untuk terpapar oleh sumber penyakit atau penyakit.  sedangkan  manusia disebut Host Intermediate karena dalam tubuh manusia  terjadi siklus aseksual penyakit malaria., nyamuk malaria disebut Host divinitif karena didalam tubuh nyamuk terjadi siklus sexsual.


2. Agent ( Penyebab Penyakit )
Adalah semua unsure atau elemen hidup ataupun tidak  hidup dimana didalam kehadirannya  atau tidak hadirnya , bila diikuti dengan kontak yang efektif  dengan manusia yang rentan , akan menjadi  stimulasi untuk memudahkan  terjadinya suatu proses suatu penyakit . Agent penyakit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·         Agent Biologis : adalah protozoa, metazoan, bakteri, virus, jamur dan rickatsia.
·         Agent Kimia  : adalah pestisida, obat-obatan, limbah industri, bahan pengawet makanan, (food additives), selain itu termasuk juga bahan – bahan yang diproduksi tubuh akibat suatu penyakit, misalnya diabetic asidosi , uretik uremia.
·         Agent Nutrisi : adalah Karbohidrat, lemak, protein , vitamin, mineral dan air.
·         Agent Mekanik :  adalah friksi yang kronik dan lain – lain kekuatan mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi dan atau patah tulang.
·         Agent Fisik : adalah radiasi, ionisasi, suhu udara, kelembaban , intensitas suara, getaran, panas,cahaya dan lain lain.

3. Envirotment ( Lingkungan ).
·         Lingkungan Fisik : meliputi kondisi udara, musim cuaca, dan kondisi giografi serta giologinya.
·         Lingkungan Biologik : meliputi hewan dan tumbuh tumbuhan yang berfungsi sebagai agen , reservoir, maupun vector , dan mikroorganisme safrofit serta tumbuh tumbuhan yang merupakan sumber nutrient tetapi mungkin juga menjadi menjadi allergen.
·         Lingkungan social – ekonomi : meliputi kepadatan penduduk ,stratifikasi social ( tingkat pendidikan,pekerjaan dan lain lain ) , nilai – nilai social , kemiskinan.
Diagram Hubungan Antara Host, Agent dan Environment

                       HOST                                                   AGENT
 


                                               
                                            ENVIRONMENT

Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Host ( Penjamu) , manusia dan nyamuk  - adalah tempat berkembang biaknya agent (parasit/plasmodium ). Agent ( parasit/plasmodium ) hidup didalam tubuh manusia dan didalam tubuh nyamuk. Plasmodium/parasit hidup didalam tubuh nyamuk secara seksual ( pembiakan melalui kawin ) dan hidup didalam tubuh manusia dengan cara asexual ( pembiakan secara tidak kawin  melalui pembelahan diri ) . Envoronment ( LIngkungan ) adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada . Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungannya sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk tersebut. Perlu diketahui tidak semua nyamuk Anopeles penyadi vector malaria.
Di Indonesia terdapat nyamuk Anopeles kurang lebih 80 jenis, dari 80 jenis itu yang telah terbukti menjadi vector penyebar penyakit malaria kurang  lebih 10 jenis.