Sunday, 3 February 2013
Tip Dukungan suami dalam masa kehamilan
08:14
No comments
Dukungan
dan peran suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil
dalam menghadapi proses persalinannya, bahkan juga memicu produksi ASI.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin dalam kandungannya. Bahkan
keikutsertaan pria secara aktif dalam masa kehamilan membawa keberhasilan
isteri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayi kelak sangat ditentukan oleh
seberapa besar peran dan keterlibatan Anda dalam masa-masa kehamilannya.
Beberapa
dukungan yang dapat dilakukan suami selama masa kehamilan isteri adalah sebagai
berikut.
Trimester I
a. Buatlah pasangan merasa nyaman, sehingga
pasangan dapat beristirahat yang cukup.
b. Lakukan sesuatu yang membuat pasangan
(isteri) bahagia.
c. Tunjukkan rasa bahagia dan antusias
terhadap janin dalam kandungan. Sapaan yang ekspresif terhadap si kecil
merupakan dukungan mental yang menyenangkan hati, juga ungkapan perasaan cinta
suami pada isteri karena pada saat-saat seperti ini istri membutuhkan perhatian
dan kasih sayang suami lebih dari biasanya.
Trimester Kedua
Inilah saatnya pasangan anda
merasakan bahagianya, masa-masa kehamilan. Mulai ikut merasakan gerakan janin,
dan suami akan merasakan peran baru sebagai calon ayah. Dukungan suami adalah
sebagai berikut:
a. Tetap menunjukkan kalau suami mengerti dan
memahami benar perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang
dialaminya, sebab ini wajar dan alami terjadi pada ibu.
b. Dampingi dan antarlah selalu pasangan
setiap kali berkunjun ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya.
c. Dampingi dan berpartisipasilah secara
aktif di kelas senam hamil (senam lamaze) bersamanya.
Trimester ketiga
Masa ini merupakan masa-masa
penantian kelahiran bayi dan menunggu tetapan tanggal persalinan. Dukungan
suami sebagai berikut:
a. Bantu pasangan Anda mengatasi rasa cemas
dan takut dalam menghadapi proses persalinan. Misalnya dengan mengalihkan
perhatiannya dengan cara mengajaknya berbelanja keperluan si bayi.
b. Pujilah kalau dia tetap cantik dan
menarik. Berbagai perubahan fisik tidak sedikpun mengurangi kadar cinta Anda
kepadanya.
c. Bantulah meringankan berbagai keluhan,
misalnya dengan memijat pegal-pegal di belakang tubuhnya.
Bersiaplah untuk membantu dan
menemaninya saat dia sulit tidur.
Perawatan Gigi Selama Hamil
07:54
No comments
Kontrol diet
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Ibu hamil harus mendapt asupan
nutrisi yang cukup, meliputi vitamin A, C, D, protein, kaslium, folat, fluor,
dan lain-lain. Perawatan rutin untuk meningkatkan higienitas rongga mulut yang
meliputi pembersihan karang gigi dan plak aman dilakukan baik pada trimester 1,
2 maupun 3. sebaiknya dilakukan lebih sering untuk meningkatkan derajat
kesehatan rongga mulut. Sikat gigi yang baik dan benar serta kumur dengan obat
antiseptik seperti chlorhexidine 0,12% sangat dianjurkan.
Perawatan lain seperti penambalah gigi dan perawatan saluran akar masih bisa dilakukan. Penambalan dengan bahan amalgam yang mengandung mekuri, terbukti aman. Sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan penambalan pada semua gigi yang rusak untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa sakit pada saat trimester akhir. Kecuali dalam keadaan darurat, disarankan untuk melakukan pencabutan gigi pada trimester ketiga. Pada waktu ini, pembentukan organ sudah lengkap, dan merupakan waktu paling nyaman bagi ibu hamil untuk menerima perawatan dibandingkan saat trimester ketiga akhir. Perawatan lain yang bersifat kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) sebaiknya ditunda dulu.
Keadaan darurat seperti abses atau infeksi akut yang memerlukan penanganan segera, dapat dilakukan pada trimester berapapun juga.
Foto rontgen atau x-ray sebaikanya dilakukan hanya bila perlu dan ibu hamil harus memakai pelindung berupa lapisan timah (apron). Apabila memungkinkan sebaiknya tindakan itu ditunda sampai setelah melahirkan. Para ibu hamil perlu memberitahu adanya kehamilan pada petugas yang melayani. Secara keseluruhan, sangat disarankan untuk mulai menjaga kebersihan dan kontrol gigi secara rutin sejak awal kehamilan. Komunikasi antara dokter gigi, ibu hamil dan dokter ginekologi perlu lebih intensif, sehingga risiko dapat diminimalkan.
Perawatan lain seperti penambalah gigi dan perawatan saluran akar masih bisa dilakukan. Penambalan dengan bahan amalgam yang mengandung mekuri, terbukti aman. Sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan penambalan pada semua gigi yang rusak untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa sakit pada saat trimester akhir. Kecuali dalam keadaan darurat, disarankan untuk melakukan pencabutan gigi pada trimester ketiga. Pada waktu ini, pembentukan organ sudah lengkap, dan merupakan waktu paling nyaman bagi ibu hamil untuk menerima perawatan dibandingkan saat trimester ketiga akhir. Perawatan lain yang bersifat kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) sebaiknya ditunda dulu.
Keadaan darurat seperti abses atau infeksi akut yang memerlukan penanganan segera, dapat dilakukan pada trimester berapapun juga.
Foto rontgen atau x-ray sebaikanya dilakukan hanya bila perlu dan ibu hamil harus memakai pelindung berupa lapisan timah (apron). Apabila memungkinkan sebaiknya tindakan itu ditunda sampai setelah melahirkan. Para ibu hamil perlu memberitahu adanya kehamilan pada petugas yang melayani. Secara keseluruhan, sangat disarankan untuk mulai menjaga kebersihan dan kontrol gigi secara rutin sejak awal kehamilan. Komunikasi antara dokter gigi, ibu hamil dan dokter ginekologi perlu lebih intensif, sehingga risiko dapat diminimalkan.
2.2.5. Penatalaksanaan
Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi
dalam 5
tahap, yaitu:
a. Tahap jaringan lunak, iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya
gingivitis. Oleh karena itu, tujuan dari penanggulangan gingivitis selama
kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti plak,
kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik.
b. Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut
seperti pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan,
dll.
c. Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu
hamil secara menyeluruh, melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama
kehamilan. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan
yang akan dilakukan.
d. Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya
penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah
pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan pemeriksaan secara periodik
kesehatan jaringan periodontal.
e. Sebagai tindakan pencegahan agar gingivitis selama masa kehamilan
tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan kebersihan mulut di rumah
atau pemeriksaan secara berkala oleh dokter gigi sehingga semua iritasi lokal
selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat
mungkin.
Radang Gusi Dalam Kehamilan
07:47
No comments
2.2.1. Definisi
Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama
sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu
hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar
terhadap proses inflamasi. Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada
kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan
kembali normal seperti sebelum hamil. Pembesaran gusi ini dapat
mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat (single/multiple)
bentuk membulat, permukaan licin mengilat, berwarna merah menyala, konsistensi
lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini di dunia
kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum / pregnancy gravidarum / hyperplasia
gravidarum sering muncul pada trisemester pertama kehamilan. Keadaan di
atas tidaklah harus sama bagi setiap ibu hamil.
Pada kehamilan gusi terjadi hiperemi, berongga dan
membengkak, dimana gusi cenderung berdarah karena kadar estrogen yang meningkat
menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pengeluaran
air liur meningkat pada beberapa ibu selama kehamilan sehingga menambah
kesulitan untuk makan dan menyebabkan gangguan pada gigi sehingga terjadi
pembengkakan gusi.
2.2.2. Etiologi
Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat
dibagi 2 bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder:
a.
Penyebab primer
Iritasi
lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama
halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang
menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi
lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami
pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang
baik. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut
ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah
dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan
sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.
b.
Penyebab sekunder
Kehamilan
merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal,
terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi
hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi
pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan
bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah
mengalami perdarahan. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan
baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.
Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan
jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya:
1)
Warna gusi, jaringan gusi yang
mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang
berwarna merah tua.
2)
Kontur gusi, reaksi peradangan
lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat
membulat.
3)
Konsistensi, daerah sela gigi
dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang
membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
4)
Risiko perdarahan, warna merah
tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko
perdarahan gusi.
5)
Luas peradangan, radang gusi
pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses
peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan
kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.
2.2.3. Dampak Radang Gusi
Bila selama
kehamilan si ibu dibiarkan mengalami infeksi gigi, maka dapat mengakibatkan
hormon prostaglandin (senyawa aktif yang diperoleh dari kelenjar prostata dan
kandung mani) meningkat. Akibat peningkatan hormon prostaglandin ini rahim akan
berkontraksi dan menegang. Keadaan kontraksi ini akan menekan si janin. Jika
kontraksi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya
atau prematur).
Permasalahan radang gusi saat hamil
07:40
No comments
Perawatan gigi
selama hamil merupakan hal yang sangat penting. Rasa mual selama kehamilan
dapat mengakibatkan perburukan higiene
mulut dan karies gigi dapat timbul. Tidak ada perubahan fisiologis selama
hamil, yang dapat menimbulkan karies gigi. Kalsium dan fosfor didalam gigi
menetap di email. Karena itu pepatah kuno mengatakan “setiap anak mendapat satu
gigi” adalah tidak benar.
Ada banyak perubahan pada seorang
perempuan ketika dalam masa hamil. Mulai dari gejala hormonal, perubahan
saluran pencernaan dan perubahan fisik. Perubahan hormonal pada
mulut dan gigi Ibu saat hamil menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh
darah dan peningkatan reaksi inflamasi (peradangan) pada gusi (gingiva)
Saat hamil sering
terjadi karies yang berkaitan dengan emisis dan hiperemisis gravidarum,
hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium disekitar gigi. Memeriksa gigi
saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber
infeksi.
Pada kehamilan gusi
terjadi hiperemi, berongga dan membengkak, dimana gusi cenderung berdarah
karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas
selektif dan proliferasi jaringan ikat. Dan pengeluaran air liur meningkat pada
beberapa ibu selama kehamilan sehingga menambah kesulitan untuk makan dan
menyebabkan gangguan pada gigi sehingga terjadi pembengkakan gusi.
Ironisnya, kelainan mulut dan gusi
kerap diacuhkan perempuan yang sedang menjalani masa kehamilan. Padahal
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mencatat radang gusi merupakan masalah
mulut dan gigi yang sering menimpa ibu hamil. Sebanyak 5-10% mengalami
pembengkakan gusi.Berdasarkan
temuan Journal of Periodontology yang diterbitkan 1996. Riset itu mencatat 7
dari 10 perempuan hamil yang menderita radang gusi berpotensi besar memiliki
anak yang lahir secara prematur. Data itu diperkuat Survei Kesehatan Nasional
2002 yang menyebutkan bahwa 77% dari ibu hamil yang menderita radang gusi
melahirkan bayi secara prematur.
Sekitar 50% wanita hamil mengalami
gingivitis (radang pada gusi) pada kehamilan. Gingivitis tersebut terjadi
karena peningkatan kadar hormon progesteron yang berakibat gusi Ibu bereaksi
lebih terhadap bakteri yang terdapat di plak gigi. Peningkatan suplai
pendarahan pada rongga mulut juga dapat meningkatkan sensitivitas gusi dan
perdarahan terhadap gusi. Pencegahan gingivitis kehamilan dilakukan dengan
menjaga kebersihan rongga mulut, gosok gigi secara teratur, dan dental floss.
Reaksi peradangan ini ditandai
dengan perubahan warna gusi menjadi lebih merah, mudah berdarah, dan gusi
membengkak (hiperplasi gingiva). Lima dari 10 perempuan yang menjalani masa
kehamilan mengalami radang gusi. Jika tidak ditangani berpotensi besar memiliki
anak yang lahir prematur.Kelainan ini disebut dengan istilah Pregnancy
Gingivitis atau radang gusi selama kehamilan.
Permasalahan
gigi dan gusi di masyarakat cenderung tidak diperhatikan, termasuk penyakit
radang gusi saat kehamilan berlangsung. Kalau belum bermasalah malas ke dokter,
tapi ketika sudah ketahuan penyakitnya baru ke dokter.Selain masalah hormonal,
penyebab utama radang gusi pada saat hamil adalah bakteri plak. Plak merupakan
suatu lapisan bahan organik yang melekat pada permukaan gigi disertai koloni
bakteri. Plak akan selalu terbentuk bahkan sesaat setelah pembersihan gigi.
Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama, plak tidak hanya menyebabkan gingivitis,
tetapi juga gigi berlubang (karies).Pada gigi yang tidak terawat, satu gram
plak mengandung 10 miliar bakteri berbahaya. Sebelum bakteri menyebabkan gigi
berlubang, ribuan bakteri menuju saluran pencernaan. Bakteri-bakteri yang
berupa toksin dengan mudah masuk ke saluran genital melalui pembuluh darah dan
terjadilah infeksi bakteri.
Infeksi ini menimbulkan peradangan
di dalam saluran rahim. Zat yang dihasilkan, berupa liposakarida, akan menyebar
ke dalam rongga rahim. Bakteri-bakteri lalu berinteraksi pada membran plasenta,
yang kemudian menimbulkan kontraksi otot rahim dan pelebaran leher rahim,
sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut. Adanya
intervensi bakteri selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan dalam pematangan
leher rahim, pengaturan kontraksi rahim dan pengiriman nutrisi ke janin serta
hormon yang mengatur kehamilan. Hal ini memungkinkan robeknya membran plasenta
sebelum waktunya.
Akibatnya, bayi lahir prematur dan
berat badannya saat lahir sangat rendah. Oleh karena itu, saat merencanakan
kehamilan, ada baiknya ibu melakukan perawatan mulut dan gigi. Dengan cara itu,
ibu bisa menghindarkan diri dari kelahiran bayi secara premature.
Permasalahan radang gusi saat hamil
tidak terlepas dari keberadaan mitos kehamilan. bukan tidak mungkin untuk
mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat tentang kehamilan selama
tidak berbahaya bagi janin yang dikandung.Setidaknya ada lima mitos yang
mengatakan ibu hamil tidak boleh cabut gigi, Ibu hamil tidak boleh merawat
gigi, ibu hamil tidak boleh menggunakan pasta gigi, ibu hamil tidak boleh minum
antibiotika dan ibu hamil tidak boleh melakukan rontgen gigi.
Pada saat kehamilan
tidak ada salahnya mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat tentang
kehamilan asalkan tidak berbahaya bagi janin yang anda kandung. Namun,
adakalanya mitos-mitos yang beredar ternyata berbahaya bagi kandungan anda jika
di ikuti. Hal ini tidak jauh dari pengaruh pengetahuan dari ibu-ibu yang sangat
minim tentang kesehatan khususnya. Sebab itu, permasalahan radang gusi saat
hamil sebaiknya disikapi dengan sikap proaktif dari ibu untuk mengkonfirmasikan
persoalan mitos kepada dokter atau referensi buku yang dapat dipercaya, sehingga
dapat diketahui kebenaranya dan tidak hanya mengikuti sesuatu yang anda sendiri
tidak mengetahui alasnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)