This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 3 February 2013

Tip Dukungan suami dalam masa kehamilan



Dukungan dan peran suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinannya, bahkan juga memicu produksi ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin dalam kandungannya. Bahkan keikutsertaan pria secara aktif dalam masa kehamilan membawa keberhasilan isteri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan Anda dalam masa-masa kehamilannya.
Beberapa dukungan yang dapat dilakukan suami selama masa kehamilan isteri adalah sebagai berikut.
Trimester I
a.   Buatlah pasangan merasa nyaman, sehingga pasangan dapat beristirahat yang cukup.
b.  Lakukan sesuatu yang membuat pasangan (isteri) bahagia.
c.   Tunjukkan rasa bahagia dan antusias terhadap janin dalam kandungan. Sapaan yang ekspresif terhadap si kecil merupakan dukungan mental yang menyenangkan hati, juga ungkapan perasaan cinta suami pada isteri karena pada saat-saat seperti ini istri membutuhkan perhatian dan kasih sayang suami lebih dari biasanya.
Trimester Kedua
Inilah saatnya pasangan anda merasakan bahagianya, masa-masa kehamilan. Mulai ikut merasakan gerakan janin, dan suami akan merasakan peran baru sebagai calon ayah. Dukungan suami adalah sebagai berikut:
a.       Tetap menunjukkan kalau suami mengerti dan memahami benar perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya, sebab ini wajar dan alami terjadi pada ibu.
b.      Dampingi dan antarlah selalu pasangan setiap kali berkunjun ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya.
c.       Dampingi dan berpartisipasilah secara aktif di kelas senam hamil (senam lamaze) bersamanya.

Trimester ketiga
Masa ini merupakan masa-masa penantian kelahiran bayi dan menunggu tetapan tanggal persalinan. Dukungan suami sebagai berikut:
a.       Bantu pasangan Anda mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan. Misalnya dengan mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya berbelanja keperluan si bayi.
b.      Pujilah kalau dia tetap cantik dan menarik. Berbagai perubahan fisik tidak sedikpun mengurangi kadar cinta Anda kepadanya.
c.       Bantulah meringankan berbagai keluhan, misalnya dengan memijat pegal-pegal di belakang tubuhnya.
Bersiaplah untuk membantu dan menemaninya saat dia sulit tidur.

Perawatan Gigi Selama Hamil

Kontrol diet merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Ibu hamil harus mendapt asupan nutrisi yang cukup, meliputi vitamin A, C, D, protein, kaslium, folat, fluor, dan lain-lain. Perawatan rutin untuk meningkatkan higienitas rongga mulut yang meliputi pembersihan karang gigi dan plak aman dilakukan baik pada trimester 1, 2 maupun 3. sebaiknya dilakukan lebih sering untuk meningkatkan derajat kesehatan rongga mulut. Sikat gigi yang baik dan benar serta kumur dengan obat antiseptik seperti chlorhexidine 0,12% sangat dianjurkan.
Perawatan lain seperti penambalah gigi dan perawatan saluran akar masih bisa dilakukan. Penambalan dengan bahan amalgam yang mengandung mekuri, terbukti aman. Sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan penambalan pada semua gigi yang rusak untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa sakit pada saat trimester akhir.
Kecuali dalam keadaan darurat, disarankan untuk melakukan pencabutan gigi pada trimester ketiga. Pada waktu ini, pembentukan organ sudah lengkap, dan merupakan waktu paling nyaman bagi ibu hamil untuk menerima perawatan dibandingkan saat trimester ketiga akhir. Perawatan lain yang bersifat kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) sebaiknya ditunda dulu.
Keadaan darurat seperti abses atau infeksi akut yang memerlukan penanganan segera, dapat dilakukan pada trimester berapapun juga.
Foto rontgen atau x-ray sebaikanya dilakukan hanya bila perlu dan ibu hamil harus memakai pelindung berupa lapisan timah (apron). Apabila memungkinkan sebaiknya tindakan itu ditunda sampai setelah melahirkan. Para ibu hamil perlu memberitahu adanya kehamilan pada petugas yang melayani.
Secara keseluruhan, sangat disarankan untuk mulai menjaga kebersihan dan kontrol gigi secara rutin sejak awal kehamilan. Komunikasi antara dokter gigi, ibu hamil dan dokter ginekologi perlu lebih intensif, sehingga risiko dapat diminimalkan.

2.2.5.   Penatalaksanaan
Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi dalam 5 tahap, yaitu:
a.  Tahap jaringan lunak, iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh karena itu, tujuan dari penanggulangan gingivitis selama kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti plak, kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik.
b.  Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan, dll.
c.  Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan.
d.  Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan pemeriksaan secara periodik kesehatan jaringan periodontal.
e.  Sebagai tindakan pencegahan agar gingivitis selama masa kehamilan tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan kebersihan mulut di rumah atau pemeriksaan secara berkala oleh dokter gigi sehingga semua iritasi lokal selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat mungkin.

Radang Gusi Dalam Kehamilan



2.2.1. Definisi
Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses inflamasi. Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil. Pembesaran gusi ini dapat mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat (single/multiple) bentuk membulat, permukaan licin mengilat, berwarna merah menyala, konsistensi lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini di dunia kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum / pregnancy gravidarum / hyperplasia gravidarum sering muncul pada trisemester pertama kehamilan. Keadaan di atas tidaklah harus sama bagi setiap ibu hamil.
Pada kehamilan gusi terjadi hiperemi, berongga dan membengkak, dimana gusi cenderung berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pengeluaran air liur meningkat pada beberapa ibu selama kehamilan sehingga menambah kesulitan untuk makan dan menyebabkan gangguan pada gigi sehingga terjadi pembengkakan gusi.
2.2.2.   Etiologi
Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat dibagi 2 bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder:
a.    Penyebab primer
Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.
b.        Penyebab sekunder
Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya:
1)   Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
2)   Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat.
3)   Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
4)   Risiko perdarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko perdarahan gusi.
5)   Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.

2.2.3.   Dampak Radang Gusi
Bila selama kehamilan si ibu dibiarkan mengalami infeksi gigi, maka dapat mengakibatkan hormon prostaglandin (senyawa aktif yang diperoleh dari kelenjar prostata dan kandung mani) meningkat. Akibat peningkatan hormon prostaglandin ini rahim akan berkontraksi dan menegang. Keadaan kontraksi ini akan menekan si janin. Jika kontraksi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya atau prematur).

Permasalahan radang gusi saat hamil



Perawatan gigi selama hamil merupakan hal yang sangat penting. Rasa mual selama kehamilan dapat mengakibatkan  perburukan higiene mulut dan karies gigi dapat timbul. Tidak ada perubahan fisiologis selama hamil, yang dapat menimbulkan karies gigi. Kalsium dan fosfor didalam gigi menetap di email. Karena itu pepatah kuno mengatakan “setiap anak mendapat satu gigi” adalah tidak benar.
Ada banyak perubahan pada seorang perempuan ketika dalam masa hamil. Mulai dari gejala hormonal, perubahan saluran pencernaan dan perubahan fisik. Perubahan hormonal pada mulut dan gigi Ibu saat hamil menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan peningkatan reaksi inflamasi (peradangan) pada gusi (gingiva)
Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emisis dan hiperemisis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium disekitar gigi. Memeriksa gigi saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.
Pada kehamilan gusi terjadi hiperemi, berongga dan membengkak, dimana gusi cenderung berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Dan pengeluaran air liur meningkat pada beberapa ibu selama kehamilan sehingga menambah kesulitan untuk makan dan menyebabkan gangguan pada gigi sehingga terjadi pembengkakan gusi.
Ironisnya, kelainan mulut dan gusi kerap diacuhkan perempuan yang sedang menjalani masa kehamilan. Padahal Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mencatat radang gusi merupakan masalah mulut dan gigi yang sering menimpa ibu hamil. Sebanyak 5-10% mengalami pembengkakan gusi.Berdasarkan temuan Journal of Periodontology yang diterbitkan 1996. Riset itu mencatat 7 dari 10 perempuan hamil yang menderita radang gusi berpotensi besar memiliki anak yang lahir secara prematur. Data itu diperkuat Survei Kesehatan Nasional 2002 yang menyebutkan bahwa 77% dari ibu hamil yang menderita radang gusi melahirkan bayi secara prematur.
Sekitar 50% wanita hamil mengalami gingivitis (radang pada gusi) pada kehamilan. Gingivitis tersebut terjadi karena peningkatan kadar hormon progesteron yang berakibat gusi Ibu bereaksi lebih terhadap bakteri yang terdapat di plak gigi. Peningkatan suplai pendarahan pada rongga mulut juga dapat meningkatkan sensitivitas gusi dan perdarahan terhadap gusi. Pencegahan gingivitis kehamilan dilakukan dengan menjaga kebersihan rongga mulut, gosok gigi secara teratur, dan dental floss.
Reaksi peradangan ini ditandai dengan perubahan warna gusi menjadi lebih merah, mudah berdarah, dan gusi membengkak (hiperplasi gingiva). Lima dari 10 perempuan yang menjalani masa kehamilan mengalami radang gusi. Jika tidak ditangani berpotensi besar memiliki anak yang lahir prematur.Kelainan ini disebut dengan istilah Pregnancy Gingivitis atau radang gusi selama kehamilan.
Permasalahan gigi dan gusi di masyarakat cenderung tidak diperhatikan, termasuk penyakit radang gusi saat kehamilan berlangsung. Kalau belum bermasalah malas ke dokter, tapi ketika sudah ketahuan penyakitnya baru ke dokter.Selain masalah hormonal, penyebab utama radang gusi pada saat hamil adalah bakteri plak. Plak merupakan suatu lapisan bahan organik yang melekat pada permukaan gigi disertai koloni bakteri. Plak akan selalu terbentuk bahkan sesaat setelah pembersihan gigi. Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama, plak tidak hanya menyebabkan gingivitis, tetapi juga gigi berlubang (karies).Pada gigi yang tidak terawat, satu gram plak mengandung 10 miliar bakteri berbahaya. Sebelum bakteri menyebabkan gigi berlubang, ribuan bakteri menuju saluran pencernaan. Bakteri-bakteri yang berupa toksin dengan mudah masuk ke saluran genital melalui pembuluh darah dan terjadilah infeksi bakteri.
Infeksi ini menimbulkan peradangan di dalam saluran rahim. Zat yang dihasilkan, berupa liposakarida, akan menyebar ke dalam rongga rahim. Bakteri-bakteri lalu berinteraksi pada membran plasenta, yang kemudian menimbulkan kontraksi otot rahim dan pelebaran leher rahim, sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut. Adanya intervensi bakteri selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan dalam pematangan leher rahim, pengaturan kontraksi rahim dan pengiriman nutrisi ke janin serta hormon yang mengatur kehamilan. Hal ini memungkinkan robeknya membran plasenta sebelum waktunya.
Akibatnya, bayi lahir prematur dan berat badannya saat lahir sangat rendah. Oleh karena itu, saat merencanakan kehamilan, ada baiknya ibu melakukan perawatan mulut dan gigi. Dengan cara itu, ibu bisa menghindarkan diri dari kelahiran bayi secara premature.
Permasalahan radang gusi saat hamil tidak terlepas dari keberadaan mitos kehamilan. bukan tidak mungkin untuk mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat tentang kehamilan selama tidak berbahaya bagi janin yang dikandung.Setidaknya ada lima mitos yang mengatakan ibu hamil tidak boleh cabut gigi, Ibu hamil tidak boleh merawat gigi, ibu hamil tidak boleh menggunakan pasta gigi, ibu hamil tidak boleh minum antibiotika dan ibu hamil tidak boleh melakukan rontgen gigi.
Pada saat kehamilan tidak ada salahnya mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat tentang kehamilan asalkan tidak berbahaya bagi janin yang anda kandung. Namun, adakalanya mitos-mitos yang beredar ternyata berbahaya bagi kandungan anda jika di ikuti. Hal ini tidak jauh dari pengaruh pengetahuan dari ibu-ibu yang sangat minim tentang kesehatan khususnya. Sebab itu, permasalahan radang gusi saat hamil sebaiknya disikapi dengan sikap proaktif dari ibu untuk mengkonfirmasikan persoalan mitos kepada dokter atau referensi buku yang dapat dipercaya, sehingga dapat diketahui kebenaranya dan tidak hanya mengikuti sesuatu yang anda sendiri tidak mengetahui alasnya.