2.2.1. Definisi
Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama
sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu
hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar
terhadap proses inflamasi. Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada
kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan
kembali normal seperti sebelum hamil. Pembesaran gusi ini dapat
mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat (single/multiple)
bentuk membulat, permukaan licin mengilat, berwarna merah menyala, konsistensi
lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini di dunia
kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum / pregnancy gravidarum / hyperplasia
gravidarum sering muncul pada trisemester pertama kehamilan. Keadaan di
atas tidaklah harus sama bagi setiap ibu hamil.
Pada kehamilan gusi terjadi hiperemi, berongga dan
membengkak, dimana gusi cenderung berdarah karena kadar estrogen yang meningkat
menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pengeluaran
air liur meningkat pada beberapa ibu selama kehamilan sehingga menambah
kesulitan untuk makan dan menyebabkan gangguan pada gigi sehingga terjadi
pembengkakan gusi.
2.2.2. Etiologi
Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat
dibagi 2 bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder:
a.
Penyebab primer
Iritasi
lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama
halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang
menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi
lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami
pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang
baik. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut
ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah
dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan
sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.
b.
Penyebab sekunder
Kehamilan
merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal,
terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi
hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi
pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan
bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah
mengalami perdarahan. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan
baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.
Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan
jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya:
1)
Warna gusi, jaringan gusi yang
mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang
berwarna merah tua.
2)
Kontur gusi, reaksi peradangan
lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat
membulat.
3)
Konsistensi, daerah sela gigi
dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang
membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
4)
Risiko perdarahan, warna merah
tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko
perdarahan gusi.
5)
Luas peradangan, radang gusi
pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses
peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan
kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.
2.2.3. Dampak Radang Gusi
Bila selama
kehamilan si ibu dibiarkan mengalami infeksi gigi, maka dapat mengakibatkan
hormon prostaglandin (senyawa aktif yang diperoleh dari kelenjar prostata dan
kandung mani) meningkat. Akibat peningkatan hormon prostaglandin ini rahim akan
berkontraksi dan menegang. Keadaan kontraksi ini akan menekan si janin. Jika
kontraksi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya
atau prematur).
0 komentar:
Post a Comment