Tuesday, 23 April 2013
Pencatatan selama fase aktif persalinan
17:31
No comments
Halaman depan
partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase
aktif persalinan, termasuk (Depkes RI, 2007):
a.
Informasi tentang ibu: nama, umur, gravida, para, abortus
(keguguran)., nomor catatan medis/nomor puskesmas, tanggal dan waktu mulai
dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai
merawat ibu), waktu pecahnya selaput ketuban.
b.
Kondisi janin: DJJ, warna dan
adanya air ketuban, penyusupan (molase) kepala janin. Dengan menggunakan metode
yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan fisik di bab ini. Setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda
penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada
persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya
bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian
terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.
Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera
di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "" pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala
bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda "" di nomor 4. Hubungkan tanda "" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
c.
Kemajuan persalinan: pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada
dan garis bertindak. Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah
besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak
tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks. Kotak
yang satu dengan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan penambahan
dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan
janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit.
d.
Jam dan waktu: waktu mulainya
fase aktif persalinan, waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
1)
Waktu mulainya fase aktif
persalinan. Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam
sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2)
Waktu aktual saat pemeriksaan
dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu
mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan
dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur
kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan
pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan
ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam
menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda
"X" di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi
luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya
(kotak ketiga dari kiri).
e.
Kontraksi uterus: frekuensi dan
lamanya. Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan
tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri.
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan
lamanya kontraksi dengan:
1)
Beri titik-titik di kotak yang
sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya kurang dari 20 detik.
2)
Beri garis-garis di kotak yang
sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
3)
Isi penuh kotak yang sesuai
untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.
f.
Obat-obatan dan cairan yang
diberikan: oksitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan. Di
bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
g.
Kondisi ibu: nadi, tekanan
darah dan temperatur tubuh, urin (volume, aseton atau protein). Nadi, tekanan
darah dan temperatur tubuh. Angka di sebelah kiri bagian partograf ini
berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
1)
Nilai dan catat nadi ibu setiap
30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih sering jika dicurigai adanya
penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai ().
2)
Nilai dan catat tekanan darah
ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan
adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
3)
Nilai dan catat temperatur
tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2
jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
h.
Asuhan, pengamatan dan
keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf
atau di catatan kemajuan persalinan). Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan
dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah
tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat
catatan persalinan (Depkes RI, 2005). Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik
mencakup:
1)
Jumlah cairan per oral yang
diberikan.
2)
Keluhan sakit kepala atau
pengelihatan (pandangan) kabur.
3)
Konsultasi dengan penolong
persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum).
4)
Persiapan sebelum melakukan
rujukan.
5)
Upaya Rujukan (Depkes RI, 2004).
Bagian-bagian partograf
17:29
No comments
a.
Identitas, Identitas meliputi :
Tanggal, Hari pertama haid terakhir, Gravida, Taksiran parrtus, Para – Nomor
register, Abortus – Pecah ketubaan janin, Nama.
b.
Denyut jantung janin, Denyut
jantung janin dihitung dan dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap
titik (jumlah denyut jantung janin dihubungkan).
c.
Servikograf, Friedman membagi
persalinan dalam 2 fase, yaitu :
1) Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm.
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm.
2) Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
d.
Waktu, Waktu 0 dianggap pada
saat pasien masuk rumah sakit bukan pada saat timbulnya persalinan.
e.
Air ketuban, Air ketuban bisa:
Utuh (U), Jernih (J), Campur mekonium (M), Kering (K).
f.
Kontraksi per 10 menit, Kontraksi
uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas:
1)
Kurang 20 detik : Tanpa arsiran.
2)
20-40 detik : Dengan arsiran.
3)
Lebih 40 detik : Dihitamkan
g.
Oksitosin, Hal yang
diperhatikan : Jumlah unit per 500 cc dan Jumlah tetesan per menit.
h.
Obat-obatan dan cairan intravena.
i.
Nadi dan tekanan darah ibu, Nadi
diukur setiap 30 menit; tekanan darah diukur setiap jam atau lebih sering bila
ada indikasi (edema, hipertensi).
j.
Urin, Yang diukur :Volume,
Albumin, Glukosa.
k.
Temperatur ibu.
l.
Mulase (penyisipan tulang tengkorak janin) ditandai dengan :
1) 0 : Tulang tengkorak
terpisah dan sutura dapat teraba dengan mudah
2) + : Tulang tengkorak
saling berdekatan.
3) ++ : Tulang tengkorak
tumpang tindih.
4) +++ : Tulang tengkorak
tumpang tindih dengan nyata (Depkes RI, 2007).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat
pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara. Pembukaan mulut rahim dicatat dengan tanda “X”. Bila pasien masuk rumah sakit dalam fase aktif, tanda “X” diletakkan pada garis waspada sedangkan waktu masuknya pasien ditulis dibawah tanda “X”. Apabila pembukaan mulut rahim ketika pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian masuk kedalam fase aktif dalam jangka waktu kurang 8 jam maka tanda “X” dipindahkan kegaris waspada. Perpindahan ini digambarkan dengan garis putus-putus sampai pada garis waspada dan diberi tanda “Tr” (Saifuddin, 2002).
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara. Pembukaan mulut rahim dicatat dengan tanda “X”. Bila pasien masuk rumah sakit dalam fase aktif, tanda “X” diletakkan pada garis waspada sedangkan waktu masuknya pasien ditulis dibawah tanda “X”. Apabila pembukaan mulut rahim ketika pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian masuk kedalam fase aktif dalam jangka waktu kurang 8 jam maka tanda “X” dipindahkan kegaris waspada. Perpindahan ini digambarkan dengan garis putus-putus sampai pada garis waspada dan diberi tanda “Tr” (Saifuddin, 2002).
Untuk menentukan seberapa jauh bagian depan
anak turun ke dalam rongga panggul, digunakan bidang HODGE (H) sebagai
berikut :
a.
HI : Sama dengan pintu atas panggul
b.
HII : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simfisis pubis
c.
HIII : Sejajar dengan H I melalui spina iskiadika
d.
HIV : Sejajar dengan H I melalui
ujung tulang koksigeus.
Porsio dinilai dengan memperhatikan
kekakuan, lunak, tebal, mendatar
atau melepasnya porsio (Cunningham, 2006).
atau melepasnya porsio (Cunningham, 2006).
Partograf
17:26
No comments
- Pengertian
Partograf
merupakan gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatan yang berhubungan dengan penatalaksanaannya. Hasil rekaman ini lebih efisien daripada catatan panjang dan memberikan gambaran pictogram terhadap hal-hal yang penting dari persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkembangan persalinan yang
abnormal.
Partograf atau partogram adalah metode grafik
untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001).
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai
pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin
tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi.
Partograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat
keputusan klinik. Partograf adalah alat bantu
yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan
partograf adalah untuk:
a.
Mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b.
Mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan
deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf
dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam
mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm
fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa
menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi.
2. Tujuan
Partograf
Menurut Depkes RI jika
digunakan secara tepat maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
a.
Mencatat
kemajuan persalinan
b.
Mencatat
kondisi ibu dan janinnya
c.
Mencatat
asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d.
Menggunakan
informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit
e.
Menggunakan
informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
3. Aplikasi Partograf
Penggunaan atau aplikasi partograf
secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman
dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat
mengancam keselamatan jiwa mereka. Partograf
harus digunakan:
a.
Untuk semua ibu dalam fase
aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf
harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu
penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik
baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
b.
Selama persalinan dan kelahiran
di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
c.
Secara rutin oleh semua
penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan
kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa
kedokteran)
Penggunaan
partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan
yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang
dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Jika digunakan secara tepat dan
konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
a.
Mencatat kemajuan persalinan.
b.
Mencatat kondisi ibu dan
janinnya.
c.
Mencatat asuhan yang diberikan
selama persalinan dan kelahiran.
d.
Menggunakan informasi yang
tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
e.
Menggunakan informasi yang ada
untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu (Depkes RI, 2007).
Kondisi ibu dan bayi juga harus
dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
a. Denyut jantung janin
setiap 1/2 jam.
b. Frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus setiap 1/2 jam
c. Nadi: setiap 1/2 jam.
d. Pembukaan serviks setiap 4
jam.
e. Penurunan: setiap 4 jam.
f. Tekanan darah dan
temperatur tubuh setiap 4 jam.
g. Produksi urin, aseton dan
protein setiap 2 sampai 4 jam
Nilai suatu partograf meliputi:
a.
Pencatatan yang jelas.
b.
Urutan waktu yang jelas.
c.
Diagnosis suatu kemajuan
persalinan yang abnormal.
d.
Memudahkan saat penggantian
staf atau gilliran dinas.
e.
Untuk pendidikan.
f.
Untuk penelitian (Saifuddin,
dkk, 2005).
Subscribe to:
Posts (Atom)