This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 2 June 2013

Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat Daun Katub Terhadap Asi Di Desa



BAB I
PENDAHULUAN



A.        Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta hurufpun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakuan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2004).
Menyusui merupakan hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan orang tua kepada bayinya. Pada keadaan miskin dan darurat, ASI mungkin merupakan hadiah satu satunya yang dapat diberikan. Pada keadaan sakit dan darurat, ASI dapat menjadi pemberian yang menyelamatkan jiwanya (Roesli, 2008).
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi. Hubungan interaksi ibu dan bayi sebaiknya terjadi selama setengah jam pertama dari mulai beberapa menit setelah bayi dilahirkan (Unicef, 2003).
Menurut WHO (2000) bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (Depkes RI, 2005).
Setiap ibu menghasilkan air susu, yang kita sebut Air Susu Ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Roesli, 2008).
Pemberian ASI pada bayi tentulah sangat besar manfaatnya. Banyak sekali manfaat dari ASI yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah aspek gizi. Kalau dilihat dari aspek gizi, ada empat manfaat Kolostrum pada ASI yang penting diketahui para ibu dan sangat berguna bagi bayi.
Menurut Roesli (2008) Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak. Daya tahan tubuh ibu akan cepat menurun, sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASI akan dilindugi oleh daya tahan tubuh dari ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya tahan tubuh.
Di Indonesia, daun Katub umumnya dimanfaatkan untuk melancarkan air susu ibu. Daun ini sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Setidaknya sepuluh produk pelancar ASI  yang mengandung daun Katub telah beredar di Indonesia sejak tahun 2000. Selain itu, konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Namun demikian, penelitian terhadap efek samping penggunaan daun Katub sebagai pelancar ASI ini masih belum pernah dilakukan di Indonesia, sehingga belum teruji 100 persen keamanannya.

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Oedema Selama Kehamilan Di Bidan Praktek Swasta (BPS)



BAB I
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang
Di Indonesia eklamsi masih merupakan penyebab utama kematian ibu disamping pendarahan dan infeksi, dan sebab kematian perinatal yang tinggi, oleh karena itu diaknogsa dini pre – eklamsi  yang merupakan tingkat pendahuluan eklamsi sangat diperlukan, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa syndrome pre – eklamsi ringan dengan hipertensi, udema dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre – eklamsi berat bahkan eklamsi.
Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal dunia karena eklamsi (dullay,1994). Insiden eklamsi dinegara berkembang berkisar dari 1 : 100 sampai 1 : 1700 (Crowther, 1985) karena itu kejadian kejang harus dihindari.(Depkes RI, 2005)
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi mati. Dari sekitar 5 juta kehamilan pertahun, sekitar 20.000 kehamilan berakhir dengan kematian ibu. karena itu upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan (Depkes RI, 2005)
Penyebab langsung kematian ibu terutama disebabkan pendarahan 50%, Eklamsi 13 %, Infeksi 10%, Komplikasi Aborsi 11%, partus lama 9%, dan penyebab tidak langsung 15%. Komplikasi kehamilan dan persalinan dialami oleh 15 – 20 % dari seluruh kehamilan dan kebanyakan terjadi di sekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit diperkirakan sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan terhadap komplikasi ini memerlukan tindakan yang cepat dan tepat (dalam waktu kurang dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan (DepKes RI, 2004)
Hasil survey Kesehatan rumah tangga (SKRT) 2010 mengatakan 13 % kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh eklamsi (Depkes, 2010), sedangkan di Kabupaten Pidie Jaya dari bulan Januari sampai Desember 2012 dari 21 orang ibu bersalin yang meninggal 6  orang (28,6 %) diantaranya meninggal karena eklamsi tahun 2012 (Dinkes Pidie Jaya, 2012), Rumah Sakit Umum Sigli dari 1191 orang ibu bersalin terdapat 236 orang (19,8 %) eklamsi dengan 6 orang meninggal (2,5 %) dari semua penderita eklamsi di Rumah Sakit Umum Sigli. (Data rekam medic RSU Sigli, 2012)
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. (Depkes RI, 2004)
Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
Dengan pengetahuan ini menjadi jelas bahwa pemeriksaan ante natal, yang teratur dan secara rutin mencari tanda – tanda pre-eklamsi, sangat penting dalam upaya mencegah pre-eklamsi berat dan eklamsi. (wiknjosastro, 2005)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Amenorea Sekunder Di Desa



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang.
Menstruasi atau haid merupakan periode pengeluaran cairan darah dari uterus, yang disebabkan oleh lepasnya endometrium. Lamanya menstruasi biasanya 3-5 hari. Menstruasi yang pertama atau menarche biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun. Hal ini tergantung pada berbagai faktor termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat badan tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi kira-kira berlangsung sekali dalam sebulan sampai wanita mencapai umur 45-50 tahun, hal ini tergantung pula pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir kemampuan wanita bermenstruasi disebut menoupause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita (Safira, 2006).
Amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorea terbagi menjadi amenorea fisiologik dan patologik. Amenorea fisiologik yaitu terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masalaktasi, dan sesudah menopause. Amenorea patologik yaitu amneorea yang terjadi karena sebab tertentu diluar amenorea fisiologik. Amenorea dapat dibagi menjadi amenorea primer dan amenorea sekunder.
Amenorea sekunder adalah penderita pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian tidak mendapatkan lagi atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebabyang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain
Frekuensi Amerika Serikat Setiap tahun, sekitar 5-7% wanita mengalami amenore sekunder selama 3bulan. Internasional Tidak ada bukti menunjukkan bahwa prevalensi amenore bervariasi menurut asal-usul kebangsaan atau kelompok etnis. Namun, faktor lingkungan setempat yang berhubungan dengan gizi dan prevalensi penyakit kronis diragukan berpengaruh. Misalnya, usia menstruasi pertama (menarche) bervariasi tergantung lokasi geografis, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah studi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang membandingkan 11 negara,melaporkan rata-rata usia menarche dari 13-16 tahun. Data terbaru adanya peningkatan tingkat obesitas di seluruh dunia juga berkontribusi untuk onset menarche yang lebih awal dan meningkatan prevalensi gangguan menstruasi terkait obesitas, terutama di daerah di mana obesitas lebih dominan. Paparan racun lingkungan, yaitu hormonally active endocrine disruptors dapat juga meningkatkan gangguan haid dan gangguan reproduksi didaerah endemik.
Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa amenorea dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.
Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur, atau penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode (Henderson, 2004).

Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang Toilet Training Di Desa



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
  Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 26 telah menyebutkan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, tumbuh kembanag anak sesuai dengan kemampuan, bakat minatnya, serta mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak sehingga orang tua/ keluarga benar-benar memperhatikan dan memahami apa yang telah di tetapkan (BKKBN, 2006)
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, ketika diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Sebaliknya lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Dompas, 2010).
Perilaku anak adalah sikap dan tindakan anak balita yang bersifat alami. Perilaku dan tindakannya yang baik atau buruk itu cenderung dilakukan dibawah kesadaran anak. Oleh karena itu, orang tua senan tiasa harus memperhatikan sikap dan tindakan anak-anaknya. Apabila sikap dan tindakan anak banyak yang menyimpang, maka sebaiknya orang tua mendidik, mengajarkan, menunjukan dan mengarahkannya ke jalan yang baik. Sikap dan tindakan anak balita yang baik harus tetap diperhatikan akar menjadi perilaku yang diinginkan. Orang tua harus menyadari, bahwa anak balita belum mempunyai pengalaman dan belum mampu menilai sikap dan tindakannya sendiri. Peran orang tua senantiasa harus mengembangkan perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam 8 fungsi keluarga. Hanya perilaku anak-yang baik-baik sajalah yang perlu dikembangkan agar membentiuk karakter anak (BKKBN, 2006)
Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30 % dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, dan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK (ngompol) di usia sampai prasekolah mencapai 75 juta anak. Fenomena ini dipicu karna banyak hal, pengetahuan ibu yang kurang tentang cara melatih BAB dan BAK, pemakaian (PEMPRES) popok sekali pakai, hadirnya saudara baru dan masih banyak lainnya ( Riblat, 2003).
Toilet training adalah latihan untuk berkemih dan defikasi adalah tugas perkembangan anak usia todler, pada tahapan usia 1 sampai 3 tahun atau usia toller, kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin berkemih dan sfingter ani untuk mengntrol rasa ining defikasi mulai berkembang, wong mengemukaan bahwa biasanya sejalan dengan anak mampu berjalan kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa ingin berkemih dan defikasi walaupun demikian dari satu anak ke orang lain berbeda kemampuan dalam pencapaian tersebut bergantung pada beberapa faktor baik fisik maupun psikologis yang biasanya sampai usia 2 tahunpun kedua faktor baik fisik dan psikologis belum siap (Supartini, 2004).
Pengetahuan tentang toilet training sangat penting untuk dimiliki oleh seorang ibu. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan toilet training pada anak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik berarti mempunyai pemahaman yang baik tentang manfaat dan dampak toilet training, sehingga ibu akan mempunyai sikap yang positif terhadap konsep toilet training. Sikap merupakan kecenderungan ibu untuk bertindak atau berperilaku (Suryabudhi, 2003).