Sunday, 2 June 2013

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Oedema Selama Kehamilan Di Bidan Praktek Swasta (BPS)



BAB I
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang
Di Indonesia eklamsi masih merupakan penyebab utama kematian ibu disamping pendarahan dan infeksi, dan sebab kematian perinatal yang tinggi, oleh karena itu diaknogsa dini pre – eklamsi  yang merupakan tingkat pendahuluan eklamsi sangat diperlukan, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa syndrome pre – eklamsi ringan dengan hipertensi, udema dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre – eklamsi berat bahkan eklamsi.
Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal dunia karena eklamsi (dullay,1994). Insiden eklamsi dinegara berkembang berkisar dari 1 : 100 sampai 1 : 1700 (Crowther, 1985) karena itu kejadian kejang harus dihindari.(Depkes RI, 2005)
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi mati. Dari sekitar 5 juta kehamilan pertahun, sekitar 20.000 kehamilan berakhir dengan kematian ibu. karena itu upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan (Depkes RI, 2005)
Penyebab langsung kematian ibu terutama disebabkan pendarahan 50%, Eklamsi 13 %, Infeksi 10%, Komplikasi Aborsi 11%, partus lama 9%, dan penyebab tidak langsung 15%. Komplikasi kehamilan dan persalinan dialami oleh 15 – 20 % dari seluruh kehamilan dan kebanyakan terjadi di sekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit diperkirakan sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan terhadap komplikasi ini memerlukan tindakan yang cepat dan tepat (dalam waktu kurang dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan (DepKes RI, 2004)
Hasil survey Kesehatan rumah tangga (SKRT) 2010 mengatakan 13 % kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh eklamsi (Depkes, 2010), sedangkan di Kabupaten Pidie Jaya dari bulan Januari sampai Desember 2012 dari 21 orang ibu bersalin yang meninggal 6  orang (28,6 %) diantaranya meninggal karena eklamsi tahun 2012 (Dinkes Pidie Jaya, 2012), Rumah Sakit Umum Sigli dari 1191 orang ibu bersalin terdapat 236 orang (19,8 %) eklamsi dengan 6 orang meninggal (2,5 %) dari semua penderita eklamsi di Rumah Sakit Umum Sigli. (Data rekam medic RSU Sigli, 2012)
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. (Depkes RI, 2004)
Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
Dengan pengetahuan ini menjadi jelas bahwa pemeriksaan ante natal, yang teratur dan secara rutin mencari tanda – tanda pre-eklamsi, sangat penting dalam upaya mencegah pre-eklamsi berat dan eklamsi. (wiknjosastro, 2005)

0 komentar:

Post a Comment