Saturday, 24 August 2013
penggunaan metode tebak kata untuk meningkatkan hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VII semester II materi organisasi kehidupan di SMP Negeri
09:58
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pembaharuan pendidikan yang dilakukan pemerintah pada
saat ini, adalah merupakan upaya untuk meningkatkan mutu relevansinya dengan
tingkat kemajuan sain dan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya antara lain melalui penataran guru bidang studi
atau mata pelajaran, melengkapi sarana dan prasarana, laboratorium dan
perpustakaan sekolah. Namun sampai saai ini upaya tersebut masih belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan akan menjadi pusat
perhatian kita bersama. Melalui pendidikan ini manusia akan dapat meningkatkan
pengetahuan, kecerdasan, sikap, dan keterampilan serta kemampuan berkomunikasi
dengan sesama.
Untuk mewujudkan mutu pendidikan,
salah satu aspek yang perlu diterapkan adalah pelaksanaan proses belajar yang
fungsional dan efektif. Yang mana sistem pengajarannya
lebih keaktifan siswa. Supanya hal ini bisa tercapai, harus di lakukan
usaha-usaha seperti mengatasi masalah pendidikan, masalah keaktifan masalah
calon anak didik, guru dan pendidikan serta sarana dan prasarana lain. Kualitas guru dan tenaga kependidikan
turut menentukan keberhasilan pendidikan karena, guru sebagai tenaga pelaksana
pendidikan yang merupakan kunci dalam sistem pendidikan nasional.
Metode mengajar yang digunakan
guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil
dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan
sebagi dampak langsung (Instructional
effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama
disebut dampak pengiring (nurturant
effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. Banyak metode mengajar
yang dapat digunakan oleh seorang guru, oleh karena iru guru harus terampil
memilih dan menggunakan bermacam-macam metode yang tepat dan bervariasi. Agar
proses pembelajaran berhasil, maka guru harus menggunakan metode pengajaran
yang tepat dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal dan maksimal. Sebab
jika guru tidak menggunakan metode mengajar dengan tepat sesuai dengan tujuan,
materi dan kemampuan siswa, kemampuan guru maupun keadaan waktu dan peralatan
yang tersedia, maka guru tersebut tidak mencapai apa yang diharapkan dalam
proses belajar mengajar.
Guna mencapai hasil maksimal
dalam proses belajar mengajar, maka diterapkan suatu metode yang diharapkan
akan lebih menarik sikap intelektual siswa. Metode yang dimaksud adalah metode
tebak kata. Metode tebak kata merupakan salah satu metode pembelajaran dengan
bermain, metode pembelajaran ini baik digunakan, karena dalam metode tebak kata
siswa diajak belajar sambil bermain.
Dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran secara bermain dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. Metode tebak kata melibatkan 2 oarang siswa dimana salah
satu dari mereka menebak satu kata disebutkn ciri-cirinya oleh siswa yang
satunya dalam kertas berukukuran kurang lebih 10 x 10 cm kemudian jawaban yang ditebak
dicocokan dengan kata yang tertulis dalam kertas yang berukuran 5 x 2 cm. Situasi
belajar yang seperti inilah yang akan membuat siswa menjadi senang sehingga
menjadi lebih bersemangat dalam pembelajaran. Jadi dengan menggunakan metode
tebak kata diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Coperative Learning tipe Numbered Head Together
09:49
No comments
Metode pembelajaran model NHT
adalah salah satu bagian dari metode pembelajaran struktural. Model NHT
dikembangkan oleh Spencer Kagan dan teman- temannya. Meskipun memiliki banyak
persamaan dengan metode lainnya, namun metode pembelajaran struktural yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan
maksud agar menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih
tradisional, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh
siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu
mengangkat tangan dan ditunjukkan oleh guru. Struktur Kagan menghendaki agar
para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum (goal) untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula
struktur yang tujuannya untuk mengerjakan keterampilan sosial.
Model NHT dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan
masing-masing siswa dalam setiap kelompoknya mendapatkan nomor urut, (2) guru
memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakan permasalahan, (3)
kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap
anggota kelompok mengetahui jawaban ini, (4) guru menyebutkan salah satu nomor
dan siswa yang bernomor tersebut melaporkan hasil kerja kelompok, dan (5) jika
memungkinkan, guru dapat mengubah komposisi kelompok sehingga siswa yang
memiliki nomor sama membentuk kelompok baru.
Dalam metode NHT setiap tu\im
atau anggota terdiri dari 3-5 siswa dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa
yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Di sini ketergantungan positif
juga dikembangkan, sehingga siswa yang berkemampuan rendah terbantu oleh siswa
yang berkemampuan tinggi. Selain itu setiap siswa dalam kelompok diberi nomor
yang berbeda-beda, misalnya jika dalam satu kelompok terdiri dari 5 siswa maka
akan terdapat 5 nomor yang berbeda, sehingga dapat memudahkan guru dalam
menilai tingkat kemampuan siswa. Kemudian guru memberikan soal untuk
didiskusikan. Adapun tahan pelaksanaan NHT digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.1 Tahapan
pelaksanaan metode pembelajaran NHT
Kelebihan metode struktural
NHT adalah melibatkan lebih banyak siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat
pertanyaan diajukan keseluruh kelas, masing-masing anggota kelompok memliki
kesempatan yang sama untuk mewakili kelompok memberikan jawaban melalui
pemanggilan nomor anggota secar acak. Wakil kelompok yang menjawab pertanyaan
guru, tidak hanya terfokus pada siswa yang lebih mampu atau didasarkan pada
kesepakatan kelompok, tetapi semua siswa mempunyai kesempatan untuk mewakili
kelompok tanpa dibeda- bedakan. Selain itu kelebihannya adalah dapat mengubah
struktur kelas tradisional, seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu sebelum
ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan. Suasana seperti ini dapat menimbulkan
persaingan antar siswa, bahkan dapat menimbulkan kegaduhan di kelas karena para
siswa saling berebut untuk mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan dari
guru. Namun dengan menggunakan metode ini suasana kegaduhan akibat
memperebutkan kesempatan menjawab pertanyaan dari guru tidak akan dijumpai
karena para siswa yang menjawab pertanyaan ditunjuk langsung oleh guru
berdasarkan pemanggilan nomor secara acak.
Kelemahan dari metode NHT
adalah membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dan guru sehingga sulit
mencapai target kurikulum. Selain itu membutuhkan kemampuan khusus bagi guru
dalam melakukan atau menerapkan model belajar kooperatif serta menuntut sifat
tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. Meskipun demikian,
kelemahan tersebut dapat diatasi bila guru senantiasa berusaha mempelajari dan
menerapkan pembelajaran kooperatif metode NHT secara sungguh- sungguh, serta
diimbangi dengan penggunaan fasilitas pembelajaran secara optimal.
Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Peta Konsep dan Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem Eksresi Pada Manusia di SMP Negeri
09:40
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan berkembang
sangat pesat dan segala informasi menjadi berlipat ganda setiap detiknya. Hal ini erat kaitannya dengan teknologi yang memberikan peluang
berkembangnya sains. Berbagai macam penemuan dalam bidang teknologi banyak
bermunculan selaras dengan perkembangan sains. Meningkatkan kualitas sumber
daya manusia merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
dengan perembangan sains. Solusi untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah
melalui pendidikan.
Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dirasa
mampu untuk meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti proses belajar
mengajar, karena dengan pembelajaran secara kooperatif semaksimal mungkin
partisipasi siswa dalam memperoleh pengetahuan sangat diperlukan. Metode pengajaran yang akan diterapkan
harus memperhatikan sasaran atau subyek pelaku tindakan. Subyek penellitian ini
adalah siswa SMP dimana mereka termasuk dalam kategori remaja. siswa pada kategori remaja cenderung bersifat ingin mandiri, ingin
segala sesuatunya serba bebas, menuntut kreativitas, ingin dihargai sebagai
anak gede yang tidak mau dikungkung tetapi ingin bebas.
Oleh karena itu, metode
pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan dan dapat diterapkan pada siswa
SMP adalah pembelajaran kooperatif. Saat ini masih banyak guru menggunakan
metode ceramah, pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang terpusat
pada siswa. Siswa hanya diberi tugas dan berdiskusi
pada bagian materi tertentu saja. Hal ini menyebabkan siswa kurang merespon
selama kegiatan pembelajaran berlangsung karena siswa merasa bosan, jenuh,
mengantuk dan kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa menganggap bahwa apa yang disampaikan guru sudah
banyak tanpa mereka berinisiatif untuk mencoba memecahkan masalah. mereka hanya
bergantung pada penyampaian materi guru yang berlanjut sampai mereka lulus. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar
siswa yang menjadi kurang optimal dalam mencapai ketuntasan belajar. Oleh
karena itu, dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran diharapkan siswa
akan merasa lebih dihargai keberadaannya dalam proses pembelajaran karena guru
berusaha memberikan suatu tanggung jawab kepada masing-masing siswa atas tugas
atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Kolaborasi model pembelajaran
Peta Konsep dan Numbered Head Together merupakan suatu kegiatan
berkesinambungan, setelah siswa memahami materi dengan peta konsep yang ada
kemudian pengetahuan siswa akan diperkuat dengan diskusi kelompok dimana
masing-masing siswa memiliki tanggung jawab menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru sebelum mereka melakukan praktikum. Kegiatan
ini merupakan suatu bentuk penguatan bagi siswa dalam memahami materi pelajaran
yang telah dipelajari. Dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran siswa
tidak akan pasif karena pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa, guru merupakan fasilitator bagi
siswa dalam proses pemahaman terhadap materi pelajaran yang nantinya akan
berdampak pada hasil belajar yang akan diperoleh siswa, serta kemampuan mereka
dalam melakukan praktikum.
Diharapkan dengan penerapan kolaborsi kedua
model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti
berkeinginan untuk melakukan penelitian pada proses belajar mengajar yang
terjadi di SMP Negeri
Subscribe to:
Posts (Atom)