This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, 13 February 2013

Cara menyusui yang benar



Menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

b.      Badan bayi menempel pada perut ibu
c.       Mulut bayi terbuka lebar
d.      Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e.       Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
f.       Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g.      Puting susu tidak terasa nyeri
h.      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i.        Kepala bayi agak menengadah.

2.      Teknik dan Posisi menyusui
Tehnik menyusui seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah karena tidak mengetahuinya cara-cara menyusui yang benar, oleh sebab itu untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik menyusui..
Walaupun menyusui itu mudah, namun ibu-ibu yang memiliki bayi tetap harus memahami tehnik menyusui bayi yang baik dan benar. Menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Meskipun memerlukan adaptasi, ibu dapat memilih untuk menyusui dalam berbagai posisi. Dengan meningkatnya rasa percaya diri, ibu dapat mencoba berbagai posisi yang sesuai bagi bayi dan dirinya.
Ada tiga posisi dasar menyusui yang harus diketahui oleh ibu agar proses menyusui dapat berjalan lancar dan nyaman. Ketiga posisi yang dimaksud disini adalah :
a.       Posisi mulut bayi dan payudara ibu (Pelekatan)
Ketika menyusui bayinya, ibu kadang tidak mengetahui cara menyusui yang tepat. Bolah jadi, caranya menyusui bayi dianggap sudah benar, dan pelekatan bayipun dikira sudah sesuai prosedur yang sebenarnya, sehingga bayi bisa menyusu sepuasnya. Padahal, saat menyusui mungkin pelekatan mulut bayi ke puting susu payudara terlepas, sehingga bayi menangis. Inilah pentingnya pelekatan yang baik agar ibu berhasil menyusui bayinya.
Berbagai tatalakasana pelekatan yang tepat adalah :
1)      Bayi datang dari arah badan, sehingga bayi mendongak dengan hidung bayi berhadapan dengan puting payudara. Dagu bayi ditempelkan pada payudara dan pipi bayi tampak menggelembung. (Gambar 1)
2)      Bibir bawah, dagu atau pipi bayi dirangsang dengan payudara. Bayi didekatkan ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi. Ibu tidak boleh menekan kepala bayi atau membenamkan seluruh bagian bawah bayi ke payudara, sehingga bayi sulit bernafas. (Gambar 2).
3)      Ibu memastikan bahwa mulut bayi berada pada posisi sedemikian rupa, sehingga gusinya menggigit daerah areola atau di sekeliling puting payudara ibu. (Gambar 3)
4)      Areola bagian atas mesti terlihat lebih luas ketimbang bagian bawah. Saat itu, mulut bayi terbuka lebar, sedangkan bibir bawahnya terputar keluar.  (Gambar 4).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4

Supaya ibu bisa menyusui dengan baik, ibu juga perlu mencermati pelekatan yang salah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Mulut bayi tidak terbuka lebar, serta bibir bawah ke dalam dan tidak  berputar.
2)      Dagu bayi tidak melekat pada payudara ibu.
3)      Jarak antara hidung dan dagu bayi ke payudara ibu sama jauhnya atau saling melekat.
Adapun gambarnya adalah sebagai berikut:

b.      Posisi Badan Ibu
Posisi bayi juga termasuk faktor pendukung pelekatan yang baik. Diantaranya dalah posisi perut ke perut (tummy to tummy). Ada berbagai macam posisi menyusui yaitu :
1)      Posisi ibu duduk
a)      Ibu duduk tegak dengan punggung lurus dan pangkuan rata, serta kaki dipijakkan ke tanah secara rata.
b)      Ibu bisa menggunakan bantal untuk menyangga berat badan bayi, dan agar bayi sejajar dengan payudara ibu.
c)      Ibu menggendong bayi menggunakan lengan kanan bila menyusui dengan payudara kiri. Demikian pula sebaliknya, pada posisi ini, kepala, leher, dan punggung bayi dalam keadaan lurus dengan kepala agak terangkat ke belakang.
d)     Ibu membuat pangkal leher dan kepala bayi leluasa bergerak ke belakang saat menengadah.
e)      Ibu mengangkat bayi agar hidungnya sejajar dengan puting payudara.
f)       Ibu menyentuh mulut bayi agar hidungnya sejajar dengan puting payudara.
g)      Ketika mulut bayi terbuka lebar, ibu segera mengarahkan mulut bayi ke payudara.
h)      Bila bayi telah dapat menyusu dengan baik, ibu bisa memindahkan bayi ke lengan sebelah..

Gambar : Posisi Duduk

2)      Posisi Ibu Tidur Miring
a)      Ibu berbaring miring dengan nyaman
b)      Letakkan satu atau dua bantal di bawah kepala dan sisipkan satu bantal di belakang punggung ibu.
c)      Letakkan bantal lain atau lipatan selimut di bawah lutut kaki
d)     Baringkan bayi dengan posisi miring ke arah payudara ibu, mulut bayi sejajar dengan puting susu.
e)      Gunakan lengan ibu untuk mengatur posisi bayi agar tetap miring atau sisipkan gulungan selimut atau handuk di belakang punggung bayi.
f)       Gunakan tangan ibu yang bebas untuk memegang payudara yang paling dekat dengan bayi kemudian susui bayi ibu.
g)      Apabila ingin menyusui bayi dengan payudara yang satunya, maka balikkan badan ibu ke sisi yang satunya lagi.
h)      Menyusui dengan posisi berbaring miring sangat sesuai bagi ibu yang menyusui bayi setiap saat pada pagi, siang, sore dan malam hari, ibu ingin istirahat waktu menyusui pada siang hari, ibu pasca operasi SC, duduk terasa nyeri yang biasanya dialami oleh ibu pasca melahirkan atau ada jahitan jalan lahir, puting susu lecet, mengubah-ubah posisi menyusui akan mengurangi lecet.
Posisi menyusui miring dinilai kurang tepat, karena posisi payudara diatas kepala, sehingga mulut bayi sulit mencapai puting payudara ibu. Bila keadaan ini terus berlanjut, bayi akan frustasi dan mulai menangis. Juga pada posisi menyusui miring kepala bayi menghadap ke atas bisa membuat bayi cepat lelah, karena ia harus menahan beban kepala. Posisi tersebut membuatnya menderita, dimana tenaga daya isap lambat laur melemah, dan air susu yang diisap pun tidak maksimal..



 






Gambar : Posisi Ibu Tidur Miring

3)      Posisi Ibu Memegang Bola (Football)
a)      Ibu bersandar duduk di kursi atau tempat tidur
b)      Letakkan satu atau dua bantal atau selimut disamping ibu, tidurkan bayi di atas bantal atau selimut tersebut.
c)      Sangga punggung dan leher bayi dengan siku dan lengan bawah ibu serta sangga kepala bayi dengan tangan.
d)     Tubuh bayi menempel pada ibu, maka bayi langsung menghadap puting susu dan areola payudara.
e)      Pegang payudara dengan tangan ibu yang satunya
f)       Tarik bayi ke arah payudara ibu, atur posisi puting susu dan areola payudara kemudian masukkan puting ke dalam mulut bayi.
g)      Jaga agar lengan ibu santai selama menyusui.
h)      Menyusui dengan posisi memegang bola sangat sesuai bagi ibu yang memiliki payudara besar, puting susu mendatar atau tenggelam pasca SC, bayi kecil (lahir kurang bulan), menyusui lebih dari satu anak (bayi kembar), ibu ingin tangan yang satunya bebas, puting susu lecet.



c.       Posisi Badan Ibu dan Bayi
Setelah perlekatam , bayi akan terlihat sangat bersemangat menyusu. Selanjutnya, gerakannya akan melambat, bahkan ia pun dapat tertidur saat menyusu. Bila hal ini terjadi, sebaiknya ibu membangunkan bayi dengan menyentuh pipinya, menggoyang-goyangkan tanggannya atau menggelitik telapak kakinya agar ia mengisap ASI lagi.
Dimana, ibu kurang mengetahui cara perlekatan bayi yang tepat, sehingga ibu kadang merasa kesakitan ketika menyusui bayinya. Pada masa-masa awal menyusui, walaupun perlekatan sudah benar, puting payudara bisa terasa agak nyeri, yang biasanya akan hilang setelah ibu terbiasa menyusui. Namun, bila ibu merasa sangat kesakitan atau puting payudaranya berdarah, hal ini merupakan indikasi kuat terjadinya perlekatan yang belum benar. Semestinya, menyusui terasa menyenangkan bagi ibu dan bayi, bukan menyakiti ibu..
3.      Langkah-langkah menyusui
a.       Sebelumnya menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
b.      Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
1)      Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2)      Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siki ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
3)      Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
4)      Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
5)      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6)      Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c.       Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja.
d.      Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan  cara:
1)      Menyentuh pipi dengan puting susu atau,
2)      Menyentuh sisi mulut bayi
e.       Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
1)      Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menelan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
2)      Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
f.       Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi:
1)      Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
2)      Dagu bayi ditekan ke bawah
g.      Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan di sekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
h.      Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
1)      Bayi digendong tegak bersandar pada bau ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
2)      Bayi tidur terkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan..

ASI Eksklusif



ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.lie.web.id
     Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan. ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare.lie
     WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:
  1. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
  2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
  3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.
  4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.
    Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tempat kerja. Apabila tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan.lie e.web.id
Komposisi ASI Eklusif  menurut suherni adalah :
a.       Kolostrum
Kolostrum adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan dalam waktu 24 jam pertama setelah melahirkan.
b.      ASI Transisi
ASI peralihan adalah ASIyaang keluar setelah kolostrum sampai dengan sebelum menjadi ASI matang.
c.       ASI Matang(Mature)
ASI Matang (Mature) adalah ASI yang dikeluarkan kira-kira pada hari ke -14 dan seterusnya. Komposisinya relatife konstan
d.      Perbedaan ASI dariwaktu ke waktu dari menit kemenit
ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan Foremilk.


e.       Lemak ASI nutrisi ajaib untuk kesehatan dan otak bayi
Lemak ASI kadarnya bisa berubah-ubah dengan sendirinya menyesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh bayi yang sedang tumbuh
f.        Lemak ikatan panjang dibutuhkan otak
ASI mengandung lemak ikatan panjang, justru sebagai lemak utama, yakni omega 3, omega-6, DHA, arachidonic acid.
g.      Kolesterol meningkatkan pertumbuhan otak
Kolesterol merupakan salah satu komponen bahan yang digunakan untuk pertumbuhan otak.
h.      Karbhidrat ASI juga untuk nutrisi otak
i.        Protein ASI
j.        Lysosyme
Adalah protein lain lagi yang masuk kedalam kelompok antibiotic alami di dalam ASI.
k.      ASI member zat kekebalan
l.        Leukosit ASI
m.    Immunoglobulin atau antibiotic alami dalam ASI
n.      Imunisasi aktif ASI dan pasif oleh ASI
o.      Vitamin dan mineral dalam ASI

Fisiologi Menyusui



Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI Pengeluaran ASI.
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1.      RefleksProlaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.
Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
2.      Refleks aliran (let down reflek).
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
  1. Refleks menangkap (rooting refleks)
  2. Refleks menghisap
  3. Refleks menelan
a.      Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
b.      Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
c.       Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

A.    Manfaat pemberian ASI Eklusif
1.      Manfaat ASI Bagi Bayi
a.    ASI sebagai nutrisi.
b.   Makanan "terlengkap" untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama.
c.     Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap penyakit terutama diare dan gangguan pernapasan.
d.   Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif akan lebih cepat bisa jalan.
e.    Meningkatkan jalinan kasih sayang
f.    Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.
g.   Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.
h.   Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat menimbulkan alergi.

2.   Manfaat ASI Bagi Ibu
a.    Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan.
b.   Menjarangkan Kehamilan.
c.    Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan resiko pendarahan pasca persalinan
d.    Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit), membantu meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.
e.     Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara bengkak.
f.    Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok.
g.   Pemberian ASI ekonomis/murah.
h.   Menurunkan resiko kanker payudara.
i.     Aspek Psikologis