Wednesday, 13 February 2013

gambaran dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui



   Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.
   Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Berdasarkan data WHO, cakupan ASI eksklusif masih rendah untuk negara berkembang dan negara miskin termasuk Indonesia. Berdasarkan penelitian, bayi dibawah usia 6 bulan yang tidak diberikan ASI mempunyai risiko lima kali lipat terhadap kesakitan dan kematian akibat diare dan pneumonia dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif. Pentingnya kematian bayi ini untuk diturunkan, terkait dengan tujuan ke empat Millenium Development Goal “reduce infant mortality”. Angka kematian Bayi (AKB) Indonesia sekarang ini berada pada kisaran 30 per 1000 kelahiran hidup dan sekitar 5% kematiannya diakibatkan oleh penyakit infeksi yang terkait dengan rendahnya imunitas bayi.
Berdasarkan data terbaru Departemen Kesehatan, angka kematian bayi dan balita di Indonesia semakin meningkat. Setidaknya, tiap 6 menit bayi baru lahir di Indonesia meninggal. Dr. Utami Roesli SpA, dokter spesialis anak dari RS. St Carolus mengatakan angka kematian bayi dan balita yang tinggi itu, dapat ditekan dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan memberikan ASI ekslusif. Pasalnya, ASI memiliki kandungan "ajaib" yang tidak ada pada susu atau makanan apapun.
   Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.

0 komentar:

Post a Comment