Wednesday, 13 February 2013

Cara menyusui yang benar



Menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

b.      Badan bayi menempel pada perut ibu
c.       Mulut bayi terbuka lebar
d.      Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e.       Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
f.       Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g.      Puting susu tidak terasa nyeri
h.      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i.        Kepala bayi agak menengadah.

2.      Teknik dan Posisi menyusui
Tehnik menyusui seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah karena tidak mengetahuinya cara-cara menyusui yang benar, oleh sebab itu untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik menyusui..
Walaupun menyusui itu mudah, namun ibu-ibu yang memiliki bayi tetap harus memahami tehnik menyusui bayi yang baik dan benar. Menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Meskipun memerlukan adaptasi, ibu dapat memilih untuk menyusui dalam berbagai posisi. Dengan meningkatnya rasa percaya diri, ibu dapat mencoba berbagai posisi yang sesuai bagi bayi dan dirinya.
Ada tiga posisi dasar menyusui yang harus diketahui oleh ibu agar proses menyusui dapat berjalan lancar dan nyaman. Ketiga posisi yang dimaksud disini adalah :
a.       Posisi mulut bayi dan payudara ibu (Pelekatan)
Ketika menyusui bayinya, ibu kadang tidak mengetahui cara menyusui yang tepat. Bolah jadi, caranya menyusui bayi dianggap sudah benar, dan pelekatan bayipun dikira sudah sesuai prosedur yang sebenarnya, sehingga bayi bisa menyusu sepuasnya. Padahal, saat menyusui mungkin pelekatan mulut bayi ke puting susu payudara terlepas, sehingga bayi menangis. Inilah pentingnya pelekatan yang baik agar ibu berhasil menyusui bayinya.
Berbagai tatalakasana pelekatan yang tepat adalah :
1)      Bayi datang dari arah badan, sehingga bayi mendongak dengan hidung bayi berhadapan dengan puting payudara. Dagu bayi ditempelkan pada payudara dan pipi bayi tampak menggelembung. (Gambar 1)
2)      Bibir bawah, dagu atau pipi bayi dirangsang dengan payudara. Bayi didekatkan ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi. Ibu tidak boleh menekan kepala bayi atau membenamkan seluruh bagian bawah bayi ke payudara, sehingga bayi sulit bernafas. (Gambar 2).
3)      Ibu memastikan bahwa mulut bayi berada pada posisi sedemikian rupa, sehingga gusinya menggigit daerah areola atau di sekeliling puting payudara ibu. (Gambar 3)
4)      Areola bagian atas mesti terlihat lebih luas ketimbang bagian bawah. Saat itu, mulut bayi terbuka lebar, sedangkan bibir bawahnya terputar keluar.  (Gambar 4).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4

Supaya ibu bisa menyusui dengan baik, ibu juga perlu mencermati pelekatan yang salah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Mulut bayi tidak terbuka lebar, serta bibir bawah ke dalam dan tidak  berputar.
2)      Dagu bayi tidak melekat pada payudara ibu.
3)      Jarak antara hidung dan dagu bayi ke payudara ibu sama jauhnya atau saling melekat.
Adapun gambarnya adalah sebagai berikut:

b.      Posisi Badan Ibu
Posisi bayi juga termasuk faktor pendukung pelekatan yang baik. Diantaranya dalah posisi perut ke perut (tummy to tummy). Ada berbagai macam posisi menyusui yaitu :
1)      Posisi ibu duduk
a)      Ibu duduk tegak dengan punggung lurus dan pangkuan rata, serta kaki dipijakkan ke tanah secara rata.
b)      Ibu bisa menggunakan bantal untuk menyangga berat badan bayi, dan agar bayi sejajar dengan payudara ibu.
c)      Ibu menggendong bayi menggunakan lengan kanan bila menyusui dengan payudara kiri. Demikian pula sebaliknya, pada posisi ini, kepala, leher, dan punggung bayi dalam keadaan lurus dengan kepala agak terangkat ke belakang.
d)     Ibu membuat pangkal leher dan kepala bayi leluasa bergerak ke belakang saat menengadah.
e)      Ibu mengangkat bayi agar hidungnya sejajar dengan puting payudara.
f)       Ibu menyentuh mulut bayi agar hidungnya sejajar dengan puting payudara.
g)      Ketika mulut bayi terbuka lebar, ibu segera mengarahkan mulut bayi ke payudara.
h)      Bila bayi telah dapat menyusu dengan baik, ibu bisa memindahkan bayi ke lengan sebelah..

Gambar : Posisi Duduk

2)      Posisi Ibu Tidur Miring
a)      Ibu berbaring miring dengan nyaman
b)      Letakkan satu atau dua bantal di bawah kepala dan sisipkan satu bantal di belakang punggung ibu.
c)      Letakkan bantal lain atau lipatan selimut di bawah lutut kaki
d)     Baringkan bayi dengan posisi miring ke arah payudara ibu, mulut bayi sejajar dengan puting susu.
e)      Gunakan lengan ibu untuk mengatur posisi bayi agar tetap miring atau sisipkan gulungan selimut atau handuk di belakang punggung bayi.
f)       Gunakan tangan ibu yang bebas untuk memegang payudara yang paling dekat dengan bayi kemudian susui bayi ibu.
g)      Apabila ingin menyusui bayi dengan payudara yang satunya, maka balikkan badan ibu ke sisi yang satunya lagi.
h)      Menyusui dengan posisi berbaring miring sangat sesuai bagi ibu yang menyusui bayi setiap saat pada pagi, siang, sore dan malam hari, ibu ingin istirahat waktu menyusui pada siang hari, ibu pasca operasi SC, duduk terasa nyeri yang biasanya dialami oleh ibu pasca melahirkan atau ada jahitan jalan lahir, puting susu lecet, mengubah-ubah posisi menyusui akan mengurangi lecet.
Posisi menyusui miring dinilai kurang tepat, karena posisi payudara diatas kepala, sehingga mulut bayi sulit mencapai puting payudara ibu. Bila keadaan ini terus berlanjut, bayi akan frustasi dan mulai menangis. Juga pada posisi menyusui miring kepala bayi menghadap ke atas bisa membuat bayi cepat lelah, karena ia harus menahan beban kepala. Posisi tersebut membuatnya menderita, dimana tenaga daya isap lambat laur melemah, dan air susu yang diisap pun tidak maksimal..



 






Gambar : Posisi Ibu Tidur Miring

3)      Posisi Ibu Memegang Bola (Football)
a)      Ibu bersandar duduk di kursi atau tempat tidur
b)      Letakkan satu atau dua bantal atau selimut disamping ibu, tidurkan bayi di atas bantal atau selimut tersebut.
c)      Sangga punggung dan leher bayi dengan siku dan lengan bawah ibu serta sangga kepala bayi dengan tangan.
d)     Tubuh bayi menempel pada ibu, maka bayi langsung menghadap puting susu dan areola payudara.
e)      Pegang payudara dengan tangan ibu yang satunya
f)       Tarik bayi ke arah payudara ibu, atur posisi puting susu dan areola payudara kemudian masukkan puting ke dalam mulut bayi.
g)      Jaga agar lengan ibu santai selama menyusui.
h)      Menyusui dengan posisi memegang bola sangat sesuai bagi ibu yang memiliki payudara besar, puting susu mendatar atau tenggelam pasca SC, bayi kecil (lahir kurang bulan), menyusui lebih dari satu anak (bayi kembar), ibu ingin tangan yang satunya bebas, puting susu lecet.



c.       Posisi Badan Ibu dan Bayi
Setelah perlekatam , bayi akan terlihat sangat bersemangat menyusu. Selanjutnya, gerakannya akan melambat, bahkan ia pun dapat tertidur saat menyusu. Bila hal ini terjadi, sebaiknya ibu membangunkan bayi dengan menyentuh pipinya, menggoyang-goyangkan tanggannya atau menggelitik telapak kakinya agar ia mengisap ASI lagi.
Dimana, ibu kurang mengetahui cara perlekatan bayi yang tepat, sehingga ibu kadang merasa kesakitan ketika menyusui bayinya. Pada masa-masa awal menyusui, walaupun perlekatan sudah benar, puting payudara bisa terasa agak nyeri, yang biasanya akan hilang setelah ibu terbiasa menyusui. Namun, bila ibu merasa sangat kesakitan atau puting payudaranya berdarah, hal ini merupakan indikasi kuat terjadinya perlekatan yang belum benar. Semestinya, menyusui terasa menyenangkan bagi ibu dan bayi, bukan menyakiti ibu..
3.      Langkah-langkah menyusui
a.       Sebelumnya menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
b.      Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
1)      Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2)      Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siki ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
3)      Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
4)      Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
5)      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6)      Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c.       Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja.
d.      Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan  cara:
1)      Menyentuh pipi dengan puting susu atau,
2)      Menyentuh sisi mulut bayi
e.       Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
1)      Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menelan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
2)      Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
f.       Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi:
1)      Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
2)      Dagu bayi ditekan ke bawah
g.      Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan di sekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
h.      Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
1)      Bayi digendong tegak bersandar pada bau ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
2)      Bayi tidur terkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan..

0 komentar:

Post a Comment