This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, 25 January 2013

Aktifitas Fisik Ibu Hamil



Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-jalan dipagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil.
1.      Berjalan-jalan di Pagi hari
Yang banyakdianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar. Jalan-jalan saat hamil terutama pagi hari mempunyai arti penting untuk  dapat menghirup udara pagi yang bersih dan segar, mnguatkan  otot dasar panggul, dapat mempercepat  turunnya kepala bayi ke dalam posisi yang optimal atau normal, dan  mempersiapkan mental menghadapi persalinan. Berjalan juga dapat dengan cukup lembut sehingga walaupun belum pernah mengerjakannya dapat memulai pada waktu hamil.
Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan masalah sebaiknya      :
a.       Konsultasilah dengan tenaga kesehatan mengenai latihan fisik yang diinginkan untuk diteruskan sepanjang masa hamil.
b.      Cari bantuan untuk menentukan latihan fisik rutin, yang sesuai dengan kemampuan terutama jika tidak melakukan latihan fisik secara teratur sebelumnya.
c.       Hindari aktivitas dan latihan berisiko, dan membutuhkan kekuatan seperti berselancar, mendaki gunung, berlari dll. Aktivitas yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi prima bisa membahayakan. Hindari aktivitas yang membutuhkan menahan napas (valsava manver) Gerakan melompat sebaiknya juga dihindari.
d.      Berlatih secara teratur, sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama keadaan sehat, untuk meningkatkan tonus otot dan meningkatkan atau mempertahankan stamina. Latihan yang sporadic tidak  baik untuk otot.
e.       Batasi waktu aktivitas dan kurangi tingkat latihan. Latihan selama 10 sampai 15 menit, istirahat dua sampai tiga menit kemudian latihan lagi selama 10 sampai 15 menit. Latihan berat untuk waktu yang lama dapat menimbulkan stress fisiologis.
f.       Hitung denyut nadi setiap 10 sampai 15 menit sewaktu melakukan latihan fisik. Apabila denyut nadi melampaui 40 kali/menit, kurang latihan sampai denyut nadi mencapai 90. Harus tetap mampu bercakap-cakap dengan mudah selama latihan. Bila tidak mampu, kurangi latihan.
g.      Hindari lungkungan yang terlalu panas dan berendam dalam air panas dan sauna. Sebaiknya tidak melakukan latihan lebih dari 35 menit, terutama dalam kondisi udara panas dan lembab. Seiring peningkatan suhu tubuh, panas akan ditransmisi ke janin untuk waktu yang lama atau berulang dapat menimbulkan defek kelahiran terutama selama tiga bulan pertama. Suhu tubuh tidak boleh melampau 38 C.
h.      Latihan pemanasan dan perenggangan menyiapkan sendi-sendi untuk latihan yang lebih berat dan mengurangi kemungkinan cidera pada sendi. Setelah bulan keempat, jangan lagi melakukan latihan fisik yang mengharuskan berdiri terlentang.
i.        Periode pendinginan setelah latihan dengan melakukan aktivitas ringan yang melibatkan tungkai bawah dapat membuat pernafasan , denyut jantung, dan tingkat metabolisme kembali normal dan menghindari akumulasi darah di otot-otot yang banyak bekerj dalam latihan tersebut.
j.        Istirahat selama 10 menit setelah melakukan latihan, berbaring dan miring kiri. Peningkatan ukuran rahim akan mnenekan vena besar disisi kanan perut, yang membawa darah kembali ke jantung. Hal ini memperbaiki aliran darah ke plasenta dan janin. Saat bangun tidur dari posisi berbaring lakukan secra bertahap agar tidak merasa pusing atau pingsan (hipotensi ortostatik).
k.      Minum dua atau tiga gelas air setelah melakukan latihan fisik untuk mengganti cairan tubuh yang hilang lewat pernafasan. Selagi melakukan latihan fisik, minum air kapan saja jika merasa perlu.
l.        Tambah asupan kalori, untuk mengganti kalori  yang terbakar saat latihan an untuk menyediakan energy tambahan yang dibutuhkan pada masa hamil. Pilih makanan yang berprotein tinggi seperti ikan, keju, telur, dan daging.
m.    Bersantai. Ini bukan saatnya melakukan aktivitas yang membutuhkan ketahanan fisik yang lama.
n.      Kenaikan bra penopang. Peningkatan berat payudara dapat menyebabkan perubahan postur dan menekan syaraf fulnaris.
o.      Kenaikan sepatu penopang. Karena uterus bertambah besar, pusat berat bergeser dan di  imbangi dengan melengkungkan punggung. Perubahan normal ini bias membuat kehilangan keseimbangan dan mudah jatuh.
p.      Segera berhenti berlatih dan kunjungi tenaga kesehatan jika mengalami esak nafas, pusing, nyeri kontraksi lebih dari empat kali dalam satu jam, aktivitas janin berkurang atau terjadi perdarahan pervaginam.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIFITAS FISIK IBU HAMIL DENGAN USIA KEHAMILAN LEBIH DARI 22 MINGGU



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Salah satu strateginya adalah meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif (Depkes RI, 2010)
Salah satu indikator yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu dari 228/100.000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014, menurunkan angka kematian bayi dari 34/1000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 24/1000 kelahiran hidup tahun 2014 (Mediacom, 2009)
Lebih dari 50 ibu meninggal dunia setiap hari karena berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Hingga saat ini masih banyak ibu yang menderita komplikasi kehamilan yang mengancam kehidupan atau menyebabkan kecacatan berat pada ibu dan bayinya (Unicef, 2006)
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembangan, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, eklamsi, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah, melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hamper semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah (Depkes RI, 2008).
Pada ibu hamil sangat dibutuhkan tubuh yang sehat dan bugar, diupayakan dengan makan teratur, cukup istirahat dan oleh tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh segar dan sehat, ibu hamil tetap dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan stress akibar rasa cemas yang dihadap menjelang persalinan. Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar (dengan senam hamil). Namun olah raga yang dilakukan, juga harus disesuaikan dengan perubahan fisik, senam yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil. Jenis oleh tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut kian membesar dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan (www.bidanku.com)

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK PADA MASA PREMENOPAUSE



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada abad 21 ini, menopause merupakan masalah nasional, khususnya di Indonesia masalah menopause telah mulai dirasakan untuk diatasi (Pakasi, 2000). Masa premenopause dapat berakhir dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Ada mitos yang mengatakan bahwa normal jika perempuan yang memasuki masa menopause akan mengalami kecemasan. Perempuan yang mengalaminya harus diperlakukan dan mendapat perhatian yang sama seperti mereka yang mengalami gangguan penyakit lainnya. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami kecemasan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Kecemasan dapat menjadi penyakit yang sangat menganggu, menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu, kecemasan dapat menyebabkan depresi. Pada perubahan fisik premenopause wanita sering mengalami rasa panas dimalam hari yang menggangu tidur sampai muncul perasaaan depresi, kekerigan pada vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit saat hubungan sexual  (Kusuma,w, 2006)
Premenopause menjadi hal yang ditakutkan oleh wanita, karena banyak wanita akan mengalami berbagai macam gejala yang tidak menyenangkan yang mengganggu aktifitas wanita selama premenopause seperti sulit tidur di malam hari yang mungkin di sebabkan adanya keringat yang berlebihan dimalam hari, kerapuhan tulang yang lazim terjadi pada orang yang sudah berumur, dan kegemukan terutama wanita yang kurang berolahraga. Secara medis istilah premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki masa penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. (Siswono, 2008)
Perubahan premenopause yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menopause yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause hormon progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa premenopause dan post menopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi indung telur yang terus menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktifitas kehidupan para wanita bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. (Siswono, 2008)
Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.
Jumlah wanita berusia diatas 50 tahun pada tahun 2000 mencapai 15.2 %  dari jumlah seluruh perempuan yang ada di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mencapai 15,8% dari jumlah seluruh perempuan yang ada. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mengalami peningkatan sebesar 1,03% (Martaadisoebrata,2009 ).
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia di tahun 2005 - 2010 dengan jumlah penduduk perempuan diatas 50 tahun 16,3 juta jiwa. Jumlah penduduk usia lanjut. Besarnya proporsi orang yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup sehingga semakin meningkatnya usia harapan hidup maka semakin tinggi pula jumlah penduduk usia menopause (Hidayati, 2006).
Keterlibatan pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah menopause antara lain bekerja sama dengan tim dari berbagai disiplin keahlian ilmu misalnya Psikologi dan Spesialis Obstetri Ginekologi melalui berbagai posyandu khusus ibu menopouse sebagai tempat efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause, menopause dan pascamenopause. Penyertaan organisasi-organisasi wanita atau organisasi khusus menopause misalnya organisasi PPKW (Perhimpunan Penyantun Kesejahteraan Wanita), Komunitas Internasional Menopause atau Internasional Menopouse Sosiety (IMS) sebagai salah satu organisasi dunia yang menangani masalah menopause (Pakasi, 2000).
Perubahan yang dialami seorang wanita menjelang premenopause adalah perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi meliputi vasomotor hot flashes, perubahan pada kulit, kekeringan vagina berkeringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk dan perubahan psikologis pada masa premenopause meliputi mudah tersinggung, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, lemas dan depresi, ada juga wanita yang merasa kehilangan harga dirinya karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka juga merasa tidak dibutuhkan lagi oleh suami dan anak-anak mereka serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang. (Hurlock, 2008)
Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan menopause adalah dengan kenali gejala-gejalanya dan atasi dengan bijak serta penting bagi wanita untuk sering berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami. Tentunya sikap positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup serta kesiapan fisik, mental dan spiritual yang dilakukan pada masa sebelumnya, “Masa lalu adalah masa kini dan masa yang akan datang” ketika masa ini datang keluhan-keluhan ketidak nyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi bahkan ditiadakan. (Purwatyastuti, 2008)

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENITALIA DI SMAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa meliputi perubahan penampilan fisik dan karakteristik fisiologis tubuh yang sangat besar. Perubahan ini ditimbulkan oleh kematangan fisik indifidu yang komplek. Saling berkaitan dan memuncak, serta oleh kemampuan reproduksi. Traspormasi biologis ini dikenal dengan pubertas, dan disertai dengan perubahan besar dalam status psikologis. (Handerson, 2003).
Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi. (sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan (Junita, 2009).
Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi yang terjadi divagina dibiarkan bisa masuk sampai kerahim (Junita, 2009).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika mengungkapkan lebih dari 20 juta perempuan Amerika menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara rutin. Sekitar 37% perempuan Amerika yang berusia 15-44 tahun menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur separoh dari perempuan yang menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur seminggu sekali. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun (18%) pembersih cair dengan berbagai merek (Septian, 2009).
Diketahui bahwa perempuan yang secara rutin menggunakan cairan pembersih kedalam vagina cenderung mempunyai lebih banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan vaginanya. Masalah – masalah yang dapat ditimbulkan karena menggunakan cairan pembersih kedalam vagina adalah iritasi vagina, infeksi vagina serta dapat mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.
Untuk menjaga organ intim wanita agar selalu sehat dan juga terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin maka hindarilah penggunaan sabun apapun diwilayah vagina dan hindari penggunaan cairan kimia pewangi (cairan yang khusus untuk membersihkan vagina). Karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Jika terlalu sering menggunakannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang terdapat di vagina. Efeknya justru akan menimbulkan tumbuhnya jamur, sehingga akan timbul gatal-gatal di daerah organ intim. Dan jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina (Septian, 2009).
Terlalu seringnya mencuci vagina ternyata menimbulkan gejala kanker servik. Mencucinya walaupun dengan antiseptic atau deodorant manpu menimbulkan iritasi diserviks, jika pencucian terlalu sering maka dapat menimbulkan iritasi yang berlebihan, dengan begitu akan merangsang terjadinya perubahan sel. Dan pada akhirnya berubah menjadi kanker (Sukaca, 2009).
Pengetauan remaja yang kurang tentang personal hygiene, khususnya dalam merawat daerah genetalia masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan, kurangnya informasi yang diterima oleh remaja, kurang informasi dikarenakan remaja tidak memiliki akses yang luas untuk mendapatkan informasi disamping keinginan remaja untuk mendapatkan informasi yang memang kurang (Anonimous, 2004).
Banyak orang tua sendiri kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan infoemasi kepada anak remaja mereka. Selain sikap orang tua yang masih krang terbuka tentang seks. Orang tua juga sering memang kurang paham perihal masalah yang satu ini. Pengetahuan terbatas itulah yang menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai nara sumber dalam pendidikan seks (Said, 2002)
Dengan memberikan informasi – informasi tentang cara – cara mencapai hidup sehat pemeliharaan kesehatan dan cara – cara menghindari penyakit melalui penyuluhan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan , sikap dan tindakan kesehatan dalam hal ini perubahan perilaku yang diharapkan akan berdasarkan pengertian dan kedasaran orang yang bersangkutan (Henderson, 2003)