BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
abad 21 ini, menopause merupakan masalah nasional, khususnya di Indonesia
masalah menopause telah mulai dirasakan untuk diatasi (Pakasi, 2000). Masa premenopause
dapat berakhir dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Ada mitos yang
mengatakan bahwa normal jika perempuan yang memasuki masa menopause akan
mengalami kecemasan. Perempuan yang mengalaminya harus diperlakukan dan
mendapat perhatian yang sama seperti mereka yang mengalami gangguan penyakit
lainnya. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami kecemasan jauh lebih tinggi
daripada laki-laki. Kecemasan dapat menjadi penyakit yang sangat menganggu,
menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu, kecemasan dapat menyebabkan
depresi. Pada perubahan fisik premenopause wanita sering mengalami rasa panas
dimalam hari yang menggangu tidur sampai muncul perasaaan depresi, kekerigan
pada vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit saat hubungan sexual (Kusuma,w, 2006)
Premenopause menjadi hal yang
ditakutkan oleh wanita, karena banyak wanita akan mengalami berbagai macam
gejala yang tidak menyenangkan yang mengganggu aktifitas wanita selama
premenopause seperti sulit tidur di malam hari yang mungkin di sebabkan adanya
keringat yang berlebihan dimalam hari, kerapuhan tulang yang lazim terjadi pada
orang yang sudah berumur, dan kegemukan terutama wanita yang kurang berolahraga.
Secara medis istilah premenopause adalah suatu
kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki masa penuaan yang ditandai
dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium yang sangat berperan
dalam hal reproduksi dan seksualitas. (Siswono,
2008)
Perubahan premenopause yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menopause
yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau
tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause hormon progesteron dan estrogen
masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa premenopause dan post
menopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi indung telur yang terus
menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang
sangat mengganggu aktifitas kehidupan para wanita bahkan mengancam kebahagiaan
rumah tangga. (Siswono, 2008)
Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan menopause
dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10%
di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling
banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur,
37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung,
26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari
seluruh jumlah wanita premenopause.
Jumlah
wanita berusia diatas 50 tahun pada tahun 2000 mencapai 15.2 % dari jumlah seluruh perempuan yang ada di Indonesia.
Sedangkan pada tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan
diperkirakan telah memasuki usia menopause mencapai 15,8% dari jumlah seluruh
perempuan yang ada. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan
diperkirakan telah memasuki usia menopause mengalami peningkatan sebesar 1,03% (Martaadisoebrata,2009
).
Menurut
proyeksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia di
tahun 2005 - 2010 dengan jumlah penduduk perempuan diatas 50 tahun 16,3 juta
jiwa. Jumlah penduduk usia lanjut. Besarnya proporsi orang yang berusia lanjut
mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup sehingga semakin meningkatnya usia
harapan hidup maka semakin tinggi pula jumlah penduduk usia menopause
(Hidayati, 2006).
Keterlibatan
pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah menopause antara lain
bekerja sama dengan tim dari berbagai disiplin keahlian ilmu misalnya Psikologi
dan Spesialis Obstetri Ginekologi melalui berbagai posyandu khusus ibu
menopouse sebagai tempat efektif untuk memberikan informasi tentang
premenopause, menopause dan pascamenopause. Penyertaan organisasi-organisasi
wanita atau organisasi khusus menopause misalnya organisasi PPKW (Perhimpunan Penyantun
Kesejahteraan Wanita), Komunitas Internasional Menopause atau Internasional
Menopouse Sosiety (IMS) sebagai salah satu organisasi dunia yang menangani masalah
menopause (Pakasi, 2000).
Perubahan yang dialami seorang wanita menjelang premenopause adalah
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi meliputi vasomotor hot flashes, perubahan pada
kulit, kekeringan vagina berkeringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada
mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk dan perubahan psikologis pada masa
premenopause meliputi mudah tersinggung, tertekan, gugup, kesepian, tidak
sabar, tegang, lemas dan depresi, ada juga wanita yang merasa kehilangan harga
dirinya karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka juga merasa
tidak dibutuhkan lagi oleh suami dan anak-anak mereka serta merasa kehilangan
feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang. (Hurlock, 2008)
Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan kecemasan dan
kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan menopause adalah dengan
kenali gejala-gejalanya dan atasi dengan bijak serta penting bagi wanita untuk
sering berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya
alami. Tentunya sikap positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi
atau pengetahuan yang cukup serta kesiapan fisik, mental dan spiritual yang
dilakukan pada masa sebelumnya, “Masa lalu adalah masa kini dan masa yang akan
datang” ketika masa ini datang keluhan-keluhan ketidak nyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi bahkan ditiadakan. (Purwatyastuti, 2008)
0 komentar:
Post a Comment