Friday, 25 January 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK PADA MASA PREMENOPAUSE



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada abad 21 ini, menopause merupakan masalah nasional, khususnya di Indonesia masalah menopause telah mulai dirasakan untuk diatasi (Pakasi, 2000). Masa premenopause dapat berakhir dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Ada mitos yang mengatakan bahwa normal jika perempuan yang memasuki masa menopause akan mengalami kecemasan. Perempuan yang mengalaminya harus diperlakukan dan mendapat perhatian yang sama seperti mereka yang mengalami gangguan penyakit lainnya. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami kecemasan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Kecemasan dapat menjadi penyakit yang sangat menganggu, menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu, kecemasan dapat menyebabkan depresi. Pada perubahan fisik premenopause wanita sering mengalami rasa panas dimalam hari yang menggangu tidur sampai muncul perasaaan depresi, kekerigan pada vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit saat hubungan sexual  (Kusuma,w, 2006)
Premenopause menjadi hal yang ditakutkan oleh wanita, karena banyak wanita akan mengalami berbagai macam gejala yang tidak menyenangkan yang mengganggu aktifitas wanita selama premenopause seperti sulit tidur di malam hari yang mungkin di sebabkan adanya keringat yang berlebihan dimalam hari, kerapuhan tulang yang lazim terjadi pada orang yang sudah berumur, dan kegemukan terutama wanita yang kurang berolahraga. Secara medis istilah premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki masa penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. (Siswono, 2008)
Perubahan premenopause yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menopause yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause hormon progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa premenopause dan post menopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi indung telur yang terus menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktifitas kehidupan para wanita bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. (Siswono, 2008)
Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.
Jumlah wanita berusia diatas 50 tahun pada tahun 2000 mencapai 15.2 %  dari jumlah seluruh perempuan yang ada di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mencapai 15,8% dari jumlah seluruh perempuan yang ada. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mengalami peningkatan sebesar 1,03% (Martaadisoebrata,2009 ).
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia di tahun 2005 - 2010 dengan jumlah penduduk perempuan diatas 50 tahun 16,3 juta jiwa. Jumlah penduduk usia lanjut. Besarnya proporsi orang yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup sehingga semakin meningkatnya usia harapan hidup maka semakin tinggi pula jumlah penduduk usia menopause (Hidayati, 2006).
Keterlibatan pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah menopause antara lain bekerja sama dengan tim dari berbagai disiplin keahlian ilmu misalnya Psikologi dan Spesialis Obstetri Ginekologi melalui berbagai posyandu khusus ibu menopouse sebagai tempat efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause, menopause dan pascamenopause. Penyertaan organisasi-organisasi wanita atau organisasi khusus menopause misalnya organisasi PPKW (Perhimpunan Penyantun Kesejahteraan Wanita), Komunitas Internasional Menopause atau Internasional Menopouse Sosiety (IMS) sebagai salah satu organisasi dunia yang menangani masalah menopause (Pakasi, 2000).
Perubahan yang dialami seorang wanita menjelang premenopause adalah perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi meliputi vasomotor hot flashes, perubahan pada kulit, kekeringan vagina berkeringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk dan perubahan psikologis pada masa premenopause meliputi mudah tersinggung, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, lemas dan depresi, ada juga wanita yang merasa kehilangan harga dirinya karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka juga merasa tidak dibutuhkan lagi oleh suami dan anak-anak mereka serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang. (Hurlock, 2008)
Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan menopause adalah dengan kenali gejala-gejalanya dan atasi dengan bijak serta penting bagi wanita untuk sering berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami. Tentunya sikap positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup serta kesiapan fisik, mental dan spiritual yang dilakukan pada masa sebelumnya, “Masa lalu adalah masa kini dan masa yang akan datang” ketika masa ini datang keluhan-keluhan ketidak nyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi bahkan ditiadakan. (Purwatyastuti, 2008)

0 komentar:

Post a Comment