Tuesday, 16 December 2014
Oksidasi
15:25
No comments
Reaksi Oksidasi dapat didefinisikan sebagai peristiwa
kehilangan elektron atau kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi
dehidrogenasi. Bila suatu senyawa dioksidasi maka harus ada senyawa lain yang
direduksi, yaitu akan memperoleh elektron atau memperoleh hydrogen.(Sri Widya :
2000)
Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai
pengeluaran electron dan reduksi sebagai penangkapan electron, sebagaimana di
lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e (elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ . Dengan
demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron. Prinsip ini
osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan
konsep penting yang melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. kita ketahui
bahwa banyak oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran serta molekul
oksigen, misalnya : dehidrogenasi.
Pengertian sempit oksidasi biologi: reaksi suatu zat
dengan molekul oksigen.
Pengertian luas oksidasi biologi : pelepasan hidrogen
(dehidrogenasi) atau pelepasan elektron.
Dalam oksidasi biologi diperlukan hidrogen/elektron,
dalam reaksi, apabila ada yang dioksidasi pasti ada yang direduksi.
Akseptor Hidrogen
Reaksi dapat lebih panjang. Sebelum hidrogen diterima
oksigen, dipindah tangankan melalui beberapa aseptor hidrogen
Pada setiap hidrogen pindah ke aseptor hidrogen akan
keluar energi. Hidrogen terakhir diterima oleh oksigen menjadi
H2O. Beberapa aseptor hidrogen adalah :
1.NAD (nikotin amida dinukleotida)
2.NADP (nikotin amida dinukleotida pospat)
3.FAD (flavo adenin dinukleotida)
4.Sitokrom, masing2 dg enz dehidrogenase yg sesuai.
Fungsi Reaksi Oksidasi Biologi
Di dalam system biologi sel makhluk hidup, reaksi
oksidasi reduksi berperan dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energy.
Contohnya pada oksidasi glukosa menjadi CO2, air dan energy.
Proses oksidasi reduksi ini dapat berlangsung secara
anaerob maupun aerob. pada keadaan aerob reaksi berlangsung tanpa adanya
oksigen sebagai penerima akhir elektron atau hydrogen. Contohnya adalah proses
peragian karbohidrat oleh sel ragi. Karbohidrat seperti pati, glukosa, sukrosa,
dll. Dapat diuraikan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam ragi menjadi CO2
dan etanol. Pada keadaan aerob reaksi berlangsung dengan menggunakan
oksigen sebagai penerima akhir elektron atau hydrogen. Keadaan ini dapat
ditemukan pada berbagai sel hidup dalam lingkungan yang cukup oksigen. Hasil
akhir oksidasi aerob adalah CO2 dan air.
Dari uraian tersebut, tampak bahwa baik pada keadaan
aerob maupun anaerob, oksidasi selalu menghasilkan CO2. Perbedaan
hanya pada terbentuknya air (pada oksidasi aerob) dan etanol (anaerob).
Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa oksidasi aerob
merupakan oksidasi lengkap. Hal ini dapat dipahami karena air tidak dapat
dioksidasi lagi, sedangkan etanol masih dapat dioksidasi lebih lanjut.
Oksidasi biologi berbeda dengan oksidasi yang terjadi
dalam system bukan biologi, tidak berlangsung secara sekaligus tanpa kendali,
tetapi secara bertahap. Untuk itu diperlukan sejumlah enzim yang bekerja sama
dalam memindahkan elektron atau hydrogen.
sebuah sel memperoleh energy dari molekul gual atau
protein dengan membiarkan atom-atom karbon dan hidrogennya bersenyawa dengan
oksigen membentuk CO2 dan H2O. oksidasi sel berlangsung
secara bertahap. proses itu dipecah menjadi sejumlah reaksi dan hanya sebagian
kecil saja yang secara langsung melibatkan penambahan oksigen.
Oksidasi tidak hanya diartikan sebagai penambahan
atom-atom oksigen, oksidasi lebih tepat bila digunakan untuk seua reaksi dimana
elektron-elektron dipindahkan dari satu atom ke atom yang lain. Oksidasi dalam
pengertian ini didefinisikan sebagai pelepasan elektron sedangkan reduksi
penambahan elektron.
Walaupun secara energy bentuk karbon yang sering
dijumpai adalah CO2 dan untuk hydrogen adalah H2O. kedua
molekul itu sesungguhnya berada dalam keadaan stabil dan membutuhkan energy
aktifasi agar dapat mencapai konfigurasi yang lebih stabil. Katalisator protein
yang sangat spesifik atau enzim bergabung dalam molekul-molekul biologi
sedemikian rupa sehingga bahan tersebut mengurangi energi aktifasi reaksi-reaksi
tertentu yang harus dijalani oleh molekul-molekul tersebut. Sebagian
energi yang dilepaskan dalam reaksi oksidasi dimanfaatkan dalam pembentukan
ATP. ATP berfungsi sebagai media penyimpan energi yang baik untuk
menggerakkan berbagai reaksi kimia yang dibutuhkan oleh sel.
Didalam sel yang sedang bernafas secara aerobik
oksidasi menjadi aseti co enzim A dan CO2. Oksidasi dalam tahap ini memerlukan
3 kelompok enzim
1. Kelompok piruvat dehidrogenase meng-oksidasi dan
mengadakan dekarboksilasi oksidatif menjadi suatu bentuk asetat yaitu tioester
asetil CoA
2. Daur krebs asam trikarboksilat mengoksidasi
karbon menjadi CO2 dan membentuk NADH dan FADH2
3. Rantai pernafasan dari enzim pemindah elektron
mengoksidasi kembali ko enzim NADH dan FADH2 yang telah diproduksi oleh
reaksi-reaksi dehidrogenase dari katabolisme. Pada pernafasan elektron dan
proton yang semula diturunkan dari molekul-molekul makanan, akhirnya bereaksi
dengan O2 untuk menghasilkan H2O. Rantai pernafasan enzim terletak
di membran mitokondria dalam dan akseptor elektron akhiran adalah oksigen.
Energi redoks yang diperoleh dengan reaksi-reaksi pertukar elektron ini
sebagian di tersimpan oleh penggabungan pemindahan elektron pada fosforilasi
ADP. Selain abekerja sebagai akseptor elektron akhir untuk koenzim-koenzim
FADH2 dan NADH yang di hassilkan pada dehidrogenasi metokondrial, maka rantai
pernafasan dapat memenfaatkan jalur-jalur reaksi tertentu untuk bertindak
sebagai akseptor elektron akhir bagi NADH yang di hasilkan didalam sito plasma
misalnya glikolisis aerobik
Metabolisme lipid
15:20
No comments
Lipid adalah suatu kelompok besar
substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam pelarut zat organik,
seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak atau
sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan
atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam
karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid,
asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau
kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak
teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas.
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak
dengan tiga gugus alkohol dari senyawa gliserol. Bila hanya satu asam lemak
yang teresterisasi dengan gliserol, disebut monoasilgliserol
(rantai asam lemak = rantai asli). Melalui esterisasi dengan asam lemak
lainnya akan dihasilkan diasilgliserol
dan selanjutnya triasilgliserol yang merupakan lemak yang
sesungguhnya.
2 Tujuan
2.1 Memberikan komponen-lomponen lipid dari jaringan-jaringan mamalia,
tidak termasuk sterol dan steroid.
2.2 Membahas biosintesis dan katabolisme lipid-lipid yang banyak terdapat
dalam sel mamalia.
2.3 Membahas
penganagkutan lipid.
2.4 Memerikan biokimia penyakit-penyakit yang bersangkut paut dengan
ketidaknormalan pengakuan atau metbolisme lipid, termasuk hiperlipoproteinemia
dan penyakit penyimpanan lipid.
3 Klasifikasi Lipid
Lipid yang terdapat dalam tubuh
dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup. Asam lemak
kelas pertama berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu,
asam lemak adalah blok pembangun dari asam lemak ini kompleks-kompleks lipid
disintesis. Prostagladin, yang dibentuk dari asam lemak tidak jenuh ganda
tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang merubah taggapan-tanggapan
sel terhadap rangsangan luar.
Kelas lipid kedua terdiri dari
ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asigliserol, yang selain
merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan asam
lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel.
Sfingolipid yang merupakan kelas ketiga
juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari alkohol lemak sfingosin.
Sterol mencakup kelas ke empat
lipid. Derivat sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan
vitamin D sangat penting dari segi kesehatan.
Terpen, kelas terakhir lipid,
mencangkup dolikol dan vitamin-vitamin A, E dan K yang larut dalam lemak.
Derivat-derivat isopreni terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi
metabolik yang sangat penting dan terpisah.
4 Fungsi Biologik Lemak
Lemak dalam bahan makanan merupakan
pembawa energi yang penting. Pada pemberian makana yang benar, lemak dalam
bahan makanan dapat memberikan sekitar 30 – 35 % energi tambahan bagi manusia.
Namun peran sebagai pembawa ebergi bukanlah satu – satunya fungsi lemak dalam bahan
makanan. Lemak juga dapat berperan sebagai pengantara bagi viamin-vitamin yang
larut dalam lmak dan sebagai sumber untuk asam lemak tak jenuh jamak yang
esensial, seperti asam linoleat, asam lonolenat dan asam arakidonat.
Di dalam lemak hewan banyak terdapat
asam lemak januh dam sebaliknya lemak pada tumbuh-tumbuan (kecuali lemak
kelapa) sebagian besar mengandung asam lemak tak jenuh dan yang sering dijumpai
adalah minyak (lemak cair). Melalui hidrasi kimia lemak tumbuh-tumbuhan, minyak
dapat diubah menjadi lemak padat (margarine), yang disebut dengan proses
pemadatan lemak.
Lemak di dalam tubuh membentuk
cadangan energi terbesar pada organisme hewan. Ia dapat digunakan sebagai
sumber atom karbon bagi berbagai sintesis yang terjadidalam tubuh sendiri.
Lemak ditemukan banyak sel dalam bentuk butir-butir lemak kecil. Adiposit merupakan sel lemak yang khusus
menyimpan lemak. Lemak di dalam adiposit menyediakan keperluan manusia akan
energi yang cukup selitar dua sampai tiga bulan.
5 Hidrolisis Lemak
Dalam tabung reaksi (in vitro), lemak dapat
dipecahkan melalui proses hirolisis alkali (penyabunan) menjadi gliserol dan
garan-garam dari asam lemak. Sabun merupakan garam alkali padat dari asam
lemak. Berdasarkan sifat-sifat amfipatiknya dapat larut dengan baik dalam air
dan juga mampu melarutkan lemak.
Di dalam organisme (in vivo) pemecahan
lemak dikatalis oleh enzim lipase. Penghancuran lemak bahan makanan di dlam
usus akan dibantu oleh suatu enzim lipase pankreas. Enzim ini cenderung bekerja
pada atom sn-C-1 dan atom sn-C-3 lemak. Hasil hidrolisis tersebut
ialah monoasigliserol dan dua asam lemak. Berlawanan dengan lemak netral,
senyawa-senyawa ini dapat dengan mudah di absorbsi oleh sel mukosa usus.
6 Penyimpanan Lemak dan Penggunaanya
Kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak
adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari
hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi
trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol
3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari
glukosa.
- Akibatnya,
kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Jika
kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi
gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat
metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi
kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).
7 Struktur Lemak, Fosfolipid dan Glikolipid
7.1 Lemak
Lemak netral merupakan ester dari gliserol dengan tiga asam lemak.
7.2
Fosfolipid
Ciri-ciri
umumnya ialah adanya rantai asam fosfat yang teresterisasi dengan gugus
hidroksi pada atom sn-C-3dari
gliserol. Karena rantai asam fosfat ini, maka fosfolipid paling sedikit
mengandung satu muatan negatif.
7.3
Glikolipid
Kelompok
jaringan ini terdapat pada semua jaringan, bahkan juga pada sisi membran
plasma. Glikolipid tersusun dari sfingosin, satu asam lemak dan satu rantai
oligosakarida yang pada beberapa glikolipid sangat besar. Jadi pada glikolipid
tidak ada rantai fosfat seperti halnya pada fosfolipid.
8 Metabolisme Lemak
Lemak yang tidak segera diperlukan
setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan,
lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol
dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak
terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang
hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi
kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak
mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
Pencernaan
: Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase pankreas
dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal
disalurka ke duktus dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh
jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk
disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta
lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil
pembakaran lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk
air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk
urine serta saluran pencernaan dalam bentuk feases.
Darah
15:08
No comments
Darah adalah
cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat
transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan
tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan,
manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah pada
tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah
(darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar
sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Fungsi
Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat
pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat
pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat
pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat
pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat
pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga
suhu temperatur tubuh
7. Mencegah
infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur
keseimbangan asam basa tubuh.
Macam-macam darah dalam tubuh
manusia :
1. Eritrosit (sel darah
merah)
· Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih
dan cekung di tengahnya)
· Tidak berinti
· Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta –
6 juta eritosit.
· Berwarna merah karena mengandung
haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen.
2. Leukosit (sel darah
putih)
· Memiliki bentuk tidak tetap dandapat
bergerak bebas
· Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi
berinti.
· Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 –
9.000 leukosit.
· Berfungsi melawan kuman yang masuk ke
dalam tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi.
3. Trombosit (keping darah)
· Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan
dan mudah pecah
· Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 -
300.000 trombosit.
· Berfungsi dalam proses pembekuan
darah.
· Trombosit berumur kurang lebih 2-3
hari.
2.2.
Sistem Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena selalu
beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga disebut
sistem peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta
melewati jantung sebanyak dua kali.
2. Sistem peredaran darah
besar
Peredaran
darah besar merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh bagian
tubuh. Skemanya sebagai berikut:
jantung
(bilik kiri) -> seluruh tubuh -> jantung (serambi kanan)
3. Sistem peredaran darah
kecil
Peredaran
darah kecil merupakan peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali
lagi ke jantung. Skemanya sebagai berikut:
jantung
(bilik kanan) -> paru-paru -> jantung (serambi kiri)
2.4. Golongan Darah
Golongan darah adalah
ciri khusus darah dari
suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel
darah merah. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Penggolongan
darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:
- Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA .
- Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB .
- Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang masing –masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
- Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan / atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat resesif baik terhadap antigen IA maupun IB.
Berdasarkan keterangan diatas
jika dibuat tabel hubungan antara fenotip golongan darah, genotip dan
kemungkinan sel gametnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sistem ABO
Karl
Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan
darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah
beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan
mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya
adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan
darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel
darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi
yang disebut golongan O.
Kemudian
Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua
antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada
serum tidak ditemukan antibodi.
Dalam sistem ABO, golongan
darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
|
Sel Darah
Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen A
|
Antibodi A
|
B
|
Antigen B
|
Antibodi B
|
AB
|
Antigen A
& B
|
Tidak ada antibodi
|
O
|
Tidak ada
antigen
|
Antibodi Anti A & Anti B
|
Penyebaran golongan
darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah
satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Subscribe to:
Posts (Atom)