Monday, 8 April 2013
EPIDEMIOLOGI VARISELA
15:23
No comments
Di
Amerika Serikat dan daerah beriklim sedang lain,90-95% individu mendapat VVZ
pada masa anak. Epidemic varisela tahunan terjadi pada musim dingin dan musim
semi. Strain VVZ tipe liar yang menyebabkan epidemic varisela tahunan tidak
menunjukkan perubahan dalam virulensi sebagaimana dinilai dengan keparahan
klinis infeksi VVZ primer dari tahun ke tahun. Angka penularan rumah tanggau
adalah 80-90%; lebih banyak kontak secara kebetulan, seperti pemajanan ruang
kelas sekolah, disertai angka penyerangan 30% atau kurang, varisela menular
dari 24-48 jam sebelum ruam muncul dan vesikel belum berkrusta, yang biasanya
3-7 hari.
Anak yang rentan mendapat varisela sesudah kontak
langsung dekat dengan orang dewasa yang menderita herpes zoster; rute penularan
ini mempertahankan sirkulasi virus dalam populasi. Karena alas an yang tidak
jelas, varisela jauh kurang lazim di daerah tropic sehingga angka kerentanan
pada orang dewasa setinggi 20-30%. Herpes zoster tidak menunjukkan variasi
musim dalam insiden karena herpes ini disebabkan oleh reaktivasi virus laten secara endogen.
Walaupun laporan-laporan anekdot, penelitian
epidemiologis memperagakan bahwa pemajanan terhadap varisela tidak menyebabkan
herpes zoster. Herpes zoster sangat jarang pada anak umur kurangdari 10 tahun
kecuali pada mereka yang diberi terapi imunosupresi untuk keganasan atau
penyakit lain, mereka yang menderita infeksi virus imunodefisiensi manusia
(HIV), dan mereka yang telah terinfeksi dalam rahim atau selama umur tahun
pertama. Resiko infeksi primer atau berulang berat atau mengancam jiwa terkait
terutama pada factor hospes bukannya variasi dalam patogenisitas strain VVZ.
MANIFESTASI KLINIS
VARISELA
Walaupun masa inkubasi varisela
berkisar 10-21 hari, penyakit biasanya mulai dari 14-16 hari sesudah pemajanan.
Hamper semua yang terpajan, anak rentan menderita ruam, tapi ruam ini mungkin terbatas
kurang daripada 10 lesi
Gejala-gejala
prodormal lazim ada, terutama pada anak yang lebih tua; demam, malese,
anoreksia, nyri kepala dan kadang-kadang nyeri abdomen ringan terjadi 24-48 jam
sebelum ruam muncul. Kenaikan suhu biasanya sedang, berkisar dari 100-102’F
tetapi mungkin setinggi 106’F, demam dan gejala sistemik lain menetap selama
2-4 hari pertama sesudah mulai ruam.
Lesi varisela mula-mula pada kulit kepala, Muka atau
batang tubuh. Eksantem awal terdiri atas inakula eritematosayang sangat gatal
yang berkembang membentu vesikel berisi cairan jernih. Pengaburan dan
pembentukan pusat lesi dalam 24-48 jam. Sementara lesi awal berkrusta, kumpulan
baru terbentuk pada batang tuhuh dan kemudian tungkai, adanya lesi simultan
pada berbagai stadium evolusi khas varisela. Lesi ulseratif yang melibatkan
orofaring dan vagina adalah biasa. Beberapa anak mempunyai lesi vesikuler pada
kelopak mata dan konjungtiva, tetapi penyakit okuler serius jarang. Jumlah lesi
varisela rata-rata sekitar 300, tetapi anak sehat dapat kurang dari 10 sampai
lebih dari 1.500 lesi. Pada kasus rumah tangga sekunder dan kasus yang
melibatkan anak yang lebih tua. Lebih banyak hari untuk pebnetukan lesi baru
dan kemungkinan lebih banyak lesi. Eksantem ini lebih luas pada anak dengan
gangguan kulit, seperti eksem atau baru terbakar sinar matahari. Tempat
hipopigmentasi lesi menetap selama beberapa hari sampai beberapa minggu pada
beberapa anak, tetapi parut tida lazim.
Diagnosa banding varisela meliputi ruam vesikuler
yang disebabkan oleh agen infeksi lain, seperti enterovirus atau Staphylococcus
aureus, reaksi obat, dermatitis kontak dan gigitan serangga. (Arvin, 2006).
VIRUS VARISELLA ZOSTER
15:19
No comments
Virus varisela zoster merupakan salah satu dari 7
herpes manusia. Infeksi primer menimbulkan cacar air, kemudian virus menetap
dalam bentuk laten di ganglia radiks dorsalis. Pada reaktivasi, virus
menyebabkan penyakit ruam syaraf atau shingles (herpes zoster). Cacar air saat hamil
dapat menyebabkan sindroma intauterin tersendiri dan penyakit neonatus yang
serius.
EPIDEMIOLOGI INFEKSI
JANIN
Sekitar 3 juta kasus cacar air terjadi setiap tahun
di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan anak ketularan infeksi ini, sebagian
kecil yang tidak terkena penyakit akan tetap rentan seperti orang dewasa. Bila
wanita hamil ketularan cacar air, mereka jugan dapat menginfeksi janin selama
fase viremia. Resiko yang pasti terhadap janin sulit ditetapkan, tapi tampaknya
sekitar 25%. Namun, tidak setiap janin terinfeksi mengalami varisela kongenita.
Di dasarkan pada studi di Jerman terhadap wanita hamil yang menderita cacar
air, hanya sekitar 3 dari 100 bayi yang dilahirkan oleh mereka memilki stigmata
infeksi congenital. Resiko meluas ke setengah kehamilan pertama.
MANIFESTASI KLINIS
FETOPATI
Pada stigmata sindroma varisela congenital sekuele
pertama melibatkan kulit, tungkai, mata dan otak. Lesi kulit khas disebut
parut, zig zag scarring, seringkali menyebar menurut dermatomnya. Tanda khas
lain sindroma ini adalah adanya satu atau lebih pemendekan atau malformasi
tungkai. Seringkali tunkai atrofi tertutup oleh katrik. Badan sisanya mungkin
secara keseluruhan tampak normal. Atau tidak dijumpai kelainan kulit atau
tungkai, namun bayi dapat menunjukkan katarak atau bahkan aplasia luas seluruh
otak. Kadang-kadang terdapat kalsifikasi nyata dalam kepala yang mikrosefali.
PATOGENESIS FETOPATI
Kebanyakan stigmata dapat dikaitkan dengan jelas
akibat virus pada system syaraf. ,anifestasi tungkai dan mata tampak disebabkan
oleh denervasi akibat daru invasi VVZ pada syaraf janin, seperti medulla
servikal atau lumbosakral atau tungkai optic. Namun, tidak ada penjelasan yang
nyata mengapa daerah tubun tertentu secara istimewa terinfeksi selama
terinfeksi VVZ janin; virus mungkin memilih beberapa jaringan yang berada pada
tahap pengembangan cepat misalnya: pucuk-pucuk tungkai. Pemeriksaan histologist
otak janin yang terinfeksi menunjukkan adanya lesi serebral nekrosis yang
melibatkan leptomenings, korteks, dan substansia alba yang berdekatan.
Perubahan patologis juga diamati pada medulla spinalis, dan perubahan ini
meliputi kornu posterior serta koruma lateralis yang menciut dan gliotik. Parut
sikratik khas dapat menggambarkan sisa infeksi VVZ kulit pada syaraf sensorik.
Periode resiko paling besar pada janin berkorelasi
dengan periode kehamilan ketika terjadi pengembangan utama dan intervesi pucuk
tungkai, serat maturasi mata. Janin yang terinfeksi pada minggu ke 6-12 kehamilan
tampak mengalami gangguan paling berat pada tugkai, kelainan pada janin pada
minggu ke 16-20 kehamilan dapat mencakup mata dan otak, sebagai tambahan,
serangan virus pada serabut simpatis medulla servikalis dan lumbosakral dapat
mengakibatkan pengaruh berbeda seperti
sindroma Horner dan fungsi sfingter uretra dan ani.
PENGOBATAN DAN
PENCEGAHAN PADA BAYI NEONATUS
Rekomendasi untuk globulin imun
varisela zoster menggambarkan peningkatan resiko pada bayi yang terpapar. Bayi
yang cukup bulan yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air kurang dari
1 minggu sebelum persalinan harus
mendapatkan 1 botol VZIG lewat injeksi intramuscular. Setiap bayi premature
yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air aktif (walaupun muncul lebih
lama dari 1 minggu) harus menerima VZIG. Karena angka mortalitas cacar air pada
usia tahun pertama lebih tinggi, suspense asiklovir oral dapat diberikan
sesegera mungkin saat bayi mulai menderita cacar air. Dosisnya 80 mg/kg/24 jam,
diberikan sebanyak 20 mg/kg setiap 6 jam. Jika bayi yang menderita cacar air
memiliki tanda-tanda pneumonia, hepatitis, atau ensefalitis, segera rawat inap
ke RS dan pengobatan menggunakan asiklovir intravena harus di pertimbangkan.
PROGNOSIS
Banyak bayi dengan sindroma varisela
congenital mengalami defesiensi neurologis berat. Namun kelompok lain, (mungkin
mereka terinfeksi pada akhir kehamilan) dapat hanya memilki stigmata tertentu,
seperti katarak yang dapat ditangani dengan pembedahan. Bayi kelompok kedua ini
berkembang secara normal semasa kanak-kanak. Bayi dengan cacar air neonatus mempunyai
prognosis yang sangat baik sepanjang mereka mendapatkan pengobatan dengan
asiklovir sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan (Nelson, 2005).
Konsep varisella
15:15
No comments
Varisella adalah
Infeksi akut primer oleh virus herpes zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh.
SINONIM
Cacar air, chicken pox.
EPIDEMIOLOGI
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama
anak-anak,tapi dapat juga menyerang orang dewasa.teansmisi penyakit ini secara
aerogen, masa penularannya kurang lebih 7 hari dihitung dari timbulnya gejala
di kulit.
ETIOLOGI
Virus varisella zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela,
sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster.
GEJALA KLINIS
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21
hari. Gejala klinis mulai gejala prodormal, yakni demam yang tidak terlalu
tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa
papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk
vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berybah menjadi
pustule kemudian berubah menjadi krusta.. sementara proses ini berlangsung
timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama di daerah badan kemudian
menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang
selaput lender mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi
skunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini
biasanya disertai gatal.
Komplikasi pada anak-anak biasanya jarang timbul dan
lebih sering pada orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia,
glomerolonefritis, karditis, hepatitis, keratitis,konjungtifitis, otitis,
atritis, dan kelainan darah.
Infeksi yang timbul pada trismester pertama
kehamilan dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjdi
beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada
neonates.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat
sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar
vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak..
DIAGNOSIS BANDING
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, member gambaran monomorf, dan
penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak
kaki.
PENGOBATAN
Bersifat simptomatik dengan antipiretik dan
analgetik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Lokal
diberikan bedak yang ditambah anti gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah
pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul
infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salap dan oral. Dapat pula
diberikan obat-obat anti virus (lihat pengobatan herpes zoster). V.Z.I.G (vaeisela zoster immuglobuline) dapat mencegah atau meringankan
varisela, diberikan intramuscular dalam 4 hari setelah terpajan.
VAKSINASI
Vaksin varisela berasal dari galur yang telah
dilemahkan. Angka serokonversi mencapai 97%-99%. Diberikan pada yang berumur 12
bulan atau lebih. Lama proteksi belim diketahui pasti, meskipun demikian
vaksinasi ulang dapat diberikan setelah 4-6 tahun.
Pemberiannya secara subkutan, 0,5ml pada yang
berusia 12 tahun, begitu juga pada usia di atas 12 tahun., setelah 4-8 minggu
di ulangi dengan dosis yang sama.
Bila terpajannya baru kurang dari 3 hari
perlindungan vaksin yang diberikan masih terjadi, sedangkan antibody yang cukup
sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi (Djuanda, 2006).
VARISELLA
15:12
No comments
Varisella
ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput
lender yang disebabkan oleh virus varisela. Varisela disebabkan oleh Herpes
virus varisela atau disebut juga virus varisela zoster (virus V-Z). Virus
tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai
manifestasi klinik yang berbeda. Diduga setelah ada kontak dengan virus V-Z
akan terjadi varisela, kemudian setelah pasien varisela tersebut sembuh,
mungkin virus itu teta[ ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinik)
dan kemudian V-Z diaktifasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah pasien varisela,
dapat dilihat dengan mikroscop electron dan dapat diisolasi dengan biakan dari
fibroblasparu embrio manusia.
Varisela sangat mudah menular, melalui percikan
ludah dan kontak. Dapat mengenai semua golongan umur termasuk neonates
(varisela kongenita), tetapi yang sering pada masa kanak-kanak. Pasien dapat
menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul sampai
6-7 hari kemudian. Biasanya seumur hidup varisella hanya di derita 1 kali.
Resedif dapat terjadi pada pasien penyakit keganasan dan pada anak dengan
pencangkokan ginjal yang sedang diberi pengobatan imonosupresif.
Patologi
Terjadi
vesikel di epidermis dengan degenerasi dan badan inklusi did lam nukleu.
Terdapat pula infiltrasi sel bulat dikorium dan dilatsi kapiler.
Komplikasi
Pneumonia
varisela hnya terdapat 0,8% pada anak, biasanya disebabkan oleh infeksi
sekunder dan anak sembuh sempurna. Pneumonia yang disebabkan oleh V-Z jarang
didapatkan pada anak dengan system
imunologis normal; pada anak dengan defisiensi imunologi atau orang
dewasa tidak jarang ditemukan. Pada keadaan ini kelainan radiologis paru-paru
masih didapatkan selama 6-12 minggu da angka kematiannya sebesar 20%.
Mungkin juga terjadi kmplikasi pada
susunan saraf seperti ensefalitis, ataksia, nistagmus,tremor,mielitis
tranversa, kelumpuhan saraf muka, neomilitis optika atau penyakit devic dengan
kebutaan sementar,sindrom hipotalamus yang disertai dengan obesitas dan panas
badan berulang-ulang.
Pasien varisela
dengan komplikasi ensefalitis setelah sembuh dapat menggalkan gejala
sisa seperti kejang, retardasi mental, dan kelainan tingkah laku. Anak dengan
system imunologis yang normal jarang mendapat komplikasi tersebut, sedangkan
anak dengan defisiensi imunologis, pasien leukemia dan anak yang sedang
mendapatkan pengobatan anti metabolit atau steroid (pasien sindrom nefrotik,
demam reumatik) dan orang dewasa sering mendapat komplikasi tersebut. Kadang –
kadang varisela pada pasien tersebut dapat menyebabkan kematian.
Gambaran Klinis
Masa
tunas 11-12 hari, terbiasanya 13-17
hari. Perjalanan penyakit dibagi menjadi 2 stadium yaitu :
Stadium prodromal
: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul terdapat gejala
panas,perasaan lemah (malaise), anoreksia. Kadang-kadang terdapat kelainan
skarlatinaform atau morbiliform.
Stadium erupsi
: dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil yang
berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempu yai dasar
eritematous. Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan ditengah
(unumbilicated). Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24
jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4
hari erupsi tersebar, mula-mula di dada kemudian kemuka,bahu dan anggota
gerak.erupsi ini disertai perasaan gatal.
Pada suatu saat terdapat bermacam-macam stadium
erupsi, ini merupakan tanda khas penyakit varisela. Vesikel tidak hanya
terdapat di kulit, tetapi juga diselaput lender mulut. Jika terdapat infeksi
sekunder, maka akan terjadi limfadenopatia umum. Karena kemungkinan mendapat
varisela selam masa kanak-kanak sangat besar, maka varsela jarang ditemukan
pada wanita hamil (hanya 0,7% tiap 1000 kehamilan). Diperkirakan 17% dari anak
yang dilahirkan oleh wanita yang mendapat varisela ketika hamil akan menderita
kelainan bawaan berupa bekas luka di kulit (cutaneous scare), berat badan lahir
rendah, hipoplasia tungkai,kelumpuhan dan atrofik tungkai, retardasi mental,koreoretinitis,atrofik
kortikal,katarak atau kelainan mata lainnya. Angka kematian tinggi, bila
seseoran wania hamil mendapat varisela dalam
21 hari sebelum melahirkan, maka 25% dari neunatus yang dilahirkan akan
memperlihatkan…….
Pencegahan infeksi
virus varisela
Aktif
Dilakukan
dengan pemberian vaksin varisela yang live attenuated, dianjurkan agar vaksin
varosela ini hanya diberikan pada pasien leukemia, pasien dengan keganasan
lainnya dan pasien dengan defisiensi imunologis untuk mencegah komplikasi dan kematian bila kemudian
terinfeksi oleh varisela. Pada anak yang sehat vaksin ini tidak diberikan
karena jika terkena perjalanan penyakit ringan. Selain itu semua virus herpes
dapat menyebabkan suatu penyakit laten akibat baru akan nyata beberapa
dasawarsa setelah vaksin diberikan.
Pasif
Dilakukan
dengan memberikan zoster imum globulin (ZIG) dan zoster imun plasma (ZIP). ZIG
adalah globulin-gama dengan titer antibodi yang tinggi, yang didapatkan dari
pasien yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster, pemberian ZIG sebanyak 5ml
dalam 72 jam setelah kontak dengan pasien varisela dapat mencegah penyakit ini
pada anak sehat. Tetapi pada anak defisiensi imunologis,leukemia atau penyakit
keganasan lainnya, pemberian ZIG tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna;
lagi pula diperlukan ZIG dengan titer yang tinggi dan dalam jumlah yang lebih
besar.
ZIP adalah plasma yang berasal dari
pasien yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena
sebanyak 3-14,3 ml/kgBB. Pemberian ZIP dalam 1-7 hari setelah kontak dengan
pasien varisela pada anak dengan defisiensi imunologis,leukemia atau penyakit
keganasan lainya mengakibatkan menurunnya insidens varisela dan dapat mengubah
perjalanan penyakit varisela menjadi ringan serta dapat mencegah varisela untuk
kedua kalinya.
Pemberian globulin gama akan
menyebabkan perjalanan penyakit varisela menjadi ringan tetapi tidak dapat
mencegah timbulnya varisela Gama-globulin dianjurkan diberikan pada bayi yang
baru dilahirkan dalam waktu 4 hari setelah terlihat ibunya mempunyai
tanda-tanda varisela dari dapat dilaksanakan pada jam pertama kehidupan bayi
tersebut.
Gejala varisela kongenital pada umur 5-10 hari.
Dalam hal ini perjalanan penyakit varisela sering berat dab menyebabkan
kematian sebesar 25-30%. Diduga ada hubungannya dengan kurun waktu fetus kontak
dengan varisela dan dilahrkan antibodi itu melalui plaseta fetus.
Seorang neonates jarang mendapat
varisela di bangsal perinatologi dari perawat atau petugas bangsal lainnya.
Jika terjadi, perjalanan penyakitnya lebih ringan dan gejalanya seperti pada
anak yang lebih besar. Pernah terdapat anak dilahirkan oleh ibi yang menderita
varisela ketika mengandung kemudian sebelum berusia 2 tahun menderita herpes
zoster. Herpes zoster biasanya jarang terdapat pada anak dibawah umur 10 tahun,
hanya sebanyak 0,7% tiap tahun.
Penatalaksanaan Medik
Pengobatan
Simtomatik ; lokal bedak salisilat 1% dan mencegah infeksi sekunder (dengan
menggunting kuku anak agar pendek, mengganti pakaian dan linen sesering
mungkin). Serum imunologlobulin gama tidak dianjurkan kecuali pada pasien
leukemia, penyakit keganasan lain dan bila terdapat defisiensi imunologis.
Vidarabine atau adenine arabinosidein vitro mempunyai sifat antivirus terdapat
virus V-V Vidarabine dapat digunakan dengan hasil yang baik pada pasien
pneumonia varisela. Dosis yang dianjurkan ialah 15 mg/kg BB/ hari tidak toksik
terhadap sumsum tulang dan tidak menekan respons imun. Jika terdapat infeksi
sekunder diberikan antibodi.
Subscribe to:
Posts (Atom)