Virus varisela zoster merupakan salah satu dari 7
herpes manusia. Infeksi primer menimbulkan cacar air, kemudian virus menetap
dalam bentuk laten di ganglia radiks dorsalis. Pada reaktivasi, virus
menyebabkan penyakit ruam syaraf atau shingles (herpes zoster). Cacar air saat hamil
dapat menyebabkan sindroma intauterin tersendiri dan penyakit neonatus yang
serius.
EPIDEMIOLOGI INFEKSI
JANIN
Sekitar 3 juta kasus cacar air terjadi setiap tahun
di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan anak ketularan infeksi ini, sebagian
kecil yang tidak terkena penyakit akan tetap rentan seperti orang dewasa. Bila
wanita hamil ketularan cacar air, mereka jugan dapat menginfeksi janin selama
fase viremia. Resiko yang pasti terhadap janin sulit ditetapkan, tapi tampaknya
sekitar 25%. Namun, tidak setiap janin terinfeksi mengalami varisela kongenita.
Di dasarkan pada studi di Jerman terhadap wanita hamil yang menderita cacar
air, hanya sekitar 3 dari 100 bayi yang dilahirkan oleh mereka memilki stigmata
infeksi congenital. Resiko meluas ke setengah kehamilan pertama.
MANIFESTASI KLINIS
FETOPATI
Pada stigmata sindroma varisela congenital sekuele
pertama melibatkan kulit, tungkai, mata dan otak. Lesi kulit khas disebut
parut, zig zag scarring, seringkali menyebar menurut dermatomnya. Tanda khas
lain sindroma ini adalah adanya satu atau lebih pemendekan atau malformasi
tungkai. Seringkali tunkai atrofi tertutup oleh katrik. Badan sisanya mungkin
secara keseluruhan tampak normal. Atau tidak dijumpai kelainan kulit atau
tungkai, namun bayi dapat menunjukkan katarak atau bahkan aplasia luas seluruh
otak. Kadang-kadang terdapat kalsifikasi nyata dalam kepala yang mikrosefali.
PATOGENESIS FETOPATI
Kebanyakan stigmata dapat dikaitkan dengan jelas
akibat virus pada system syaraf. ,anifestasi tungkai dan mata tampak disebabkan
oleh denervasi akibat daru invasi VVZ pada syaraf janin, seperti medulla
servikal atau lumbosakral atau tungkai optic. Namun, tidak ada penjelasan yang
nyata mengapa daerah tubun tertentu secara istimewa terinfeksi selama
terinfeksi VVZ janin; virus mungkin memilih beberapa jaringan yang berada pada
tahap pengembangan cepat misalnya: pucuk-pucuk tungkai. Pemeriksaan histologist
otak janin yang terinfeksi menunjukkan adanya lesi serebral nekrosis yang
melibatkan leptomenings, korteks, dan substansia alba yang berdekatan.
Perubahan patologis juga diamati pada medulla spinalis, dan perubahan ini
meliputi kornu posterior serta koruma lateralis yang menciut dan gliotik. Parut
sikratik khas dapat menggambarkan sisa infeksi VVZ kulit pada syaraf sensorik.
Periode resiko paling besar pada janin berkorelasi
dengan periode kehamilan ketika terjadi pengembangan utama dan intervesi pucuk
tungkai, serat maturasi mata. Janin yang terinfeksi pada minggu ke 6-12 kehamilan
tampak mengalami gangguan paling berat pada tugkai, kelainan pada janin pada
minggu ke 16-20 kehamilan dapat mencakup mata dan otak, sebagai tambahan,
serangan virus pada serabut simpatis medulla servikalis dan lumbosakral dapat
mengakibatkan pengaruh berbeda seperti
sindroma Horner dan fungsi sfingter uretra dan ani.
PENGOBATAN DAN
PENCEGAHAN PADA BAYI NEONATUS
Rekomendasi untuk globulin imun
varisela zoster menggambarkan peningkatan resiko pada bayi yang terpapar. Bayi
yang cukup bulan yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air kurang dari
1 minggu sebelum persalinan harus
mendapatkan 1 botol VZIG lewat injeksi intramuscular. Setiap bayi premature
yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air aktif (walaupun muncul lebih
lama dari 1 minggu) harus menerima VZIG. Karena angka mortalitas cacar air pada
usia tahun pertama lebih tinggi, suspense asiklovir oral dapat diberikan
sesegera mungkin saat bayi mulai menderita cacar air. Dosisnya 80 mg/kg/24 jam,
diberikan sebanyak 20 mg/kg setiap 6 jam. Jika bayi yang menderita cacar air
memiliki tanda-tanda pneumonia, hepatitis, atau ensefalitis, segera rawat inap
ke RS dan pengobatan menggunakan asiklovir intravena harus di pertimbangkan.
PROGNOSIS
Banyak bayi dengan sindroma varisela
congenital mengalami defesiensi neurologis berat. Namun kelompok lain, (mungkin
mereka terinfeksi pada akhir kehamilan) dapat hanya memilki stigmata tertentu,
seperti katarak yang dapat ditangani dengan pembedahan. Bayi kelompok kedua ini
berkembang secara normal semasa kanak-kanak. Bayi dengan cacar air neonatus mempunyai
prognosis yang sangat baik sepanjang mereka mendapatkan pengobatan dengan
asiklovir sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan (Nelson, 2005).
0 komentar:
Post a Comment