This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, 26 April 2013

Pentingnya Masa Remaja bagi Kesehatan Reproduksi Remaja



Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bari Kesehatan Reproduksi:
1.      Masa Remaja (usia 10 – 19 tahun), merupakan masa yang khusus dan sering disebut masa pubertas merupakan periode peralihan dari masa anak  ke masa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan spikhis.
2.      Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang  dengan perubahan  kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan disekitarnya.agar mereka dapat tumbuh  dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial.
3.      Dalam lingkungan social tertentu, sering terjati perbedaan  perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi laki-laki masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan, sewmentara untuk remaja perempuan merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pingitan). Walaupun  dewasa ini praktek seperti itu telah jarang dilakukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remja laki-laki dan perempuan ini dapat menempatkan remaja perempuan dalam posisi yang dirugikan. kesetaraan perlakuan terhadap remaya laki-laki dan perempuan diperlukan dalam mengatasi masalah Kesehatan Reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas.
2.1.4.2. Ciri Perkembangan (Non-Fisik) Remaja
            1. Masa Remaja Awal (10 – 12 tahun ).
Dengan ciri khas antara lain : Lebih dekat dengan teman sebaya. Ingin bebas. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak.
2. Masa Remaja Tengah (13 – 15 tahun ).
Mencari identitas diri. Timbulnya keinginan untuk berkencan. Mempunyai rasa cinta yang mendalam. Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak. Berkhajat tentang aktifitas sex.



2.   Masa Remaja Akir ( 16 – 19 tahun )
Pengungkapan kebebasan diri. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya . Mempunyai  citra jasmani dirinya. Dapat mewujudkan rasa cinta. Mampu berfikir abstrak.
2.1.4.3. Ciri Perubahan Fisik pada Masa Remaja.
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan  organ organ reproduksi  (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda – tanda adalah :
1.      Tanda – tanda seks primer,
Yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks : Terjadinya Haid pada remaja putri. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.
2.      Tanda – tanda seks sekunder, yaitu :
·         Pada remaja laki = laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya eraksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
·         Pada remaja putri, pinggul melebar, pertumbuhan rahim  dan vagina, payudara  membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan ( pubis ).

KESEHATAN REPRODUKSI PERORANGAN DI PENGARUHI OLEH



1.      Kemiskinan.
Diperkirakan sekitar 40 % penduduk Indonesia masih berada dibawah garis kemiskinan. Hal itu menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan, yang pada akirnya dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan dan kematian.
2.      Kedudukan perembuan dalam keluarga dan masyarakat.
Ditentukan oleh banyak faktor, misalnya keadaan social ekonomi, budaya dan nilai nilai yang berlaku dimasyarakat dimana mereka menetap. dewasa ini masih banyak ditemukan perilaku diskriminatif terhadap perempuan, antara lain :
·         Perempuan dinomor duakan dalam segala aspek kehidupan. Misalnya dalam pemberian makanan sehari – hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan.
·         Perempuan sering kali terpaksa menikah dapa usia muda, karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorongnya untuk menikah,agar terlepas dari beban ekonomi.
·         Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan diri nya, misalnya dalam ber KB, dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan dan lain sebagainya.
·         Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyababkan informasi yang diterima  sangat terbatas.
3.      Akses kefasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan  kesehatan reproduksi belum memadai, antara lain karena.
·         Jarak ke fasilitas kesehatan cukup jauh dan sulit tercapai.
·         Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan.
·         Keterbatasan biaya.
·         Tradisi yang menghambat pemamfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan.
4.      Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai antara lain karena
·         Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klain.
·         Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.

PRINSIP DASAR UTAMA KESEHATAN REPRODUKSI



Kesehatan Reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, dan social secara utuh, yang tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi serta fungsi dan prosesnya.(DepKes RI, 2005)
Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi  sesuai dengan difinisi yang tertera diatas sebenarnya sangat luas karena mencakup seluruh kelidupan manusia mulai dari lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup Kesehatanm Reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup ( life-cycle approach ), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan (Depkes RI, 2005).
Untuk kepentingan Indonesia saat ini secara nasional disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi yaitu :
1.      Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
2.      Keluarga Berencana.
3.      Kesehatan Reproduksi Remaja.
4.      Pencegahan dan penanganan Penyakit Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas  diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan palayanan ksehatan reproduksi usia lanjut maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi  Komprehensif (PKRK) (Depkes RI, 2003)
2.1.2.      PENDEKATAN SIKLUS HIDUP.
Pendekatan siklus hidup merupakan uraian ruang lingkup Kesehatan Reproduksi, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistim reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesiambungan antara – fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masaalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka lah itu dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. (BKKBN, 2001)
Dalam pendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahab, yaitu :Tahab Konsepsi. Tahab Bayi dan Anak. Tahab Remaja. Tahab Usia subur. Tahab Usia Lanjut.
Gambaran pendekatan siklus hidup  Kesehatan Reproduksi  untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunya kebutuhan khusus  dibandingkan laki-laki  karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperkukan  perhatian khusus terhadap perempuan (BKKBN, 2001)


2.1.3. HAK REPRODUKSI
Hak Reproduksi Perorangan dapat diartikan bahwa “ Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tampa memandang perbedaan selas social, suku, umur, agama, dan lain lain) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab  kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan”. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak azasi manusia yang diakui dunia internasional. (DepKes RI, 2005)
2.1.3.1.         JABARAN HAK REPRODUKSI SECARA PRAKTIS.
1.      Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan Kesehatan Reproduksi yang baik .
2.      Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang sexualitas, kesehatan reproduksi, dan mamfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
3.      Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif terjangkau, dapat diterima, sesuai denmgan pilihan, tampa paksaan  dan tak melawan hukum.
4.       Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan nya , yang memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh  bayi yang sehat.
5.      Hubungan suami istri  didasari penghargaan terhadap pasangan masing – masing  dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tampa unsure pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
6.      Para remaja, laki- laki maupun, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
7.      Laki – laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat  mengenai penyakit menular seksual termasul HIV/AIDS. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya hak reproduksi ini akan tergambarkan dalam derajat kesehatab reproduksi  masyarakat.
Di Indonesia derajat Kesehatan Reproduksi masih sangat rendah  yang antara lain ditunjukan oleh angka kematian ibu  (AKI) yang masih sangat tinggi, banyaknya ibu hamil yang mempunyai keadaan “ 4 terlalu “  ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kehamilan ), atau banyak yang mempunyai masaalah kesehatan dan kurang energi kronis sehingga memperburuk derajat kesehatan reproduksi masyarakat.(Depkes RI, 2004)   
Perempuan juga terlihat kurang terlindunggi terhadap penularan penyakit menular seksual  (PMS), sementara laki – laki  kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularannya, yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi laki – laki dan perempuan, serta kesehatan keturunannya.

gambaran hubungan pengetahuan dengan Kesehatan Reproduksi para remaja putri di SMAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Upaya kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan bayi,balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Rawannya masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia, tidak lepas dari belum meratanya jangkauan pelayanan antenatal, khususnya pelayanan KIA/KB serta rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagian ditolong oleh dukun bayi. Keterbatasan jangkauan pelayanan ini antara lain disebabkan oleh kondisi geografis, penyebaran penduduk dan keterbatasan fasilitas pelayanan dan tenaga KIA baik kualitatif maupun kuantitatif, serta factor lain yang berkaitan dengan kondisi social ekonomi, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat. Pembangunan kesehatan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat . melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tercapainuya kemampuan hidup sehat serta derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapt diukur melalui penurunan angka kesakitan dan angka kematian, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dab anak, pencapaian sasaran imunisasi, penyediaan obet – obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat, penyediaan tenaga kesehatan yang memcukupi, peningkatan status gizi terutama pada bayi, balita, ibu hamil dan menyusui serta peningkatan mutu lingkungan yang sehat. (Depkes RI, 1995)
Tujuan pembangunan kesehatan daerah untuk Aceh sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agarterwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat Aceh yang sehat ditandai dengan penduduknya yang sehat dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. (Dinkes NAD, 2002)
Kesehatan ibu memberi dampak yang bukan hanya terbatas pada kesehatan ibu saja tetapi berpengaruh secara langsung terhadap kesehatan  janin dan bayi. dalam upaya peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu sejak pelita V Depertemen Kesehatan telah melakukan terobosan terobosan dengan penambahan tenaga kesehatan, seperti bidan di desa. kegiatan yang diupayakan untuk meningkatkan kegiatan terhadap penurunan angka kenatian ibu dan anak yang saat ini merupakan masalah yang besar. (Depkes RI,1994).
Remaja khususnya remaja putri merupakan generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa dimasa – masa yang akan datang, dalam rangka menurunkan angka kekematian ibu dan bayi maka pengetahuan dan sikap remaja putri adalah tentang Kesehatan Reproduksi adalah hal yang sangat diperlukan kerena menyangkut generasi muda sebagai penurus bangsa, pengetahuan dan sikap yang mendukung program dan sesuai dengan ilmu kesehatan merupakan hal yang muklak diperlukan oleh para remaja putri.