Friday, 26 April 2013
Pentingnya Masa Remaja bagi Kesehatan Reproduksi Remaja
21:38
No comments
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bari Kesehatan Reproduksi:
1.
Masa Remaja (usia 10 – 19
tahun), merupakan masa yang khusus dan sering disebut masa pubertas merupakan
periode peralihan dari masa anak ke masa
dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik, emosi dan spikhis.
2.
Pada masa remaja terjadi
perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang
cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu
pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan disekitarnya.agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang menjadi manusia
dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial.
3.
Dalam lingkungan social
tertentu, sering terjati perbedaan
perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi laki-laki masa
remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan, sewmentara untuk remaja perempuan
merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pingitan). Walaupun dewasa ini praktek seperti itu telah jarang
dilakukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remja laki-laki dan perempuan ini
dapat menempatkan remaja perempuan dalam posisi yang dirugikan. kesetaraan
perlakuan terhadap remaya laki-laki dan perempuan diperlukan dalam mengatasi
masalah Kesehatan Reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara
tuntas.
2.1.4.2. Ciri Perkembangan
(Non-Fisik) Remaja
1. Masa Remaja Awal (10 – 12 tahun ).
Dengan ciri khas antara lain : Lebih dekat dengan teman
sebaya. Ingin bebas. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berfikir abstrak.
2. Masa Remaja
Tengah (13 – 15 tahun ).
Mencari identitas diri. Timbulnya keinginan untuk
berkencan. Mempunyai rasa cinta yang mendalam. Mengembangkan kemampuan berfikir
abstrak. Berkhajat tentang aktifitas sex.
2. Masa Remaja Akir ( 16 – 19
tahun )
Pengungkapan kebebasan diri. Lebih selektif dalam
mencari teman sebaya . Mempunyai citra
jasmani dirinya. Dapat mewujudkan rasa cinta. Mampu berfikir abstrak.
2.1.4.3. Ciri Perubahan
Fisik pada Masa Remaja.
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada
remaja, termasuk pertumbuhan organ organ
reproduksi (organ seksual) untuk
mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan
munculnya tanda – tanda adalah :
1.
Tanda – tanda seks primer,
Yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks : Terjadinya
Haid pada remaja putri. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.
2.
Tanda – tanda seks sekunder, yaitu :
·
Pada remaja laki = laki terjadi
perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya eraksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya
kumis, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
·
Pada remaja putri, pinggul
melebar, pertumbuhan rahim dan vagina,
payudara membesar, tumbuhnya rambut di
ketiak dan sekitar kemaluan ( pubis ).
KESEHATAN REPRODUKSI PERORANGAN DI PENGARUHI OLEH
21:34
No comments
1.
Kemiskinan.
Diperkirakan sekitar 40 % penduduk Indonesia masih berada dibawah garis
kemiskinan. Hal itu menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan, yang pada
akirnya dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan dan kematian.
2.
Kedudukan perembuan dalam
keluarga dan masyarakat.
Ditentukan oleh banyak faktor, misalnya keadaan social
ekonomi, budaya dan nilai nilai yang berlaku dimasyarakat dimana mereka menetap.
dewasa ini masih banyak ditemukan perilaku diskriminatif terhadap perempuan,
antara lain :
·
Perempuan dinomor duakan dalam
segala aspek kehidupan. Misalnya dalam pemberian makanan sehari – hari, kesempatan
memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan.
·
Perempuan sering kali terpaksa
menikah dapa usia muda, karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorongnya
untuk menikah,agar terlepas dari beban ekonomi.
·
Keterbatasan perempuan dalam
pengambilan keputusan untuk kepentingan diri nya, misalnya dalam ber KB, dalam
memilih bidan sebagai penolong persalinan dan lain sebagainya.
·
Tingkat pendidikan perempuan
yang belum merata dan masih rendah menyababkan informasi yang diterima sangat terbatas.
3.
Akses kefasilitas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
belum memadai, antara lain karena.
·
Jarak ke fasilitas kesehatan
cukup jauh dan sulit tercapai.
·
Kurangnya informasi tentang
kemampuan fasilitas kesehatan.
·
Keterbatasan biaya.
·
Tradisi yang menghambat
pemamfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan.
4.
Kualitas pelayanan kesehatan
reproduksi yang kurang memadai antara lain karena
·
Pelayanan kesehatan yang kurang
memperhatikan kebutuhan klain.
·
Kemampuan fasilitas kesehatan
yang kurang memadai.
PRINSIP DASAR UTAMA KESEHATAN REPRODUKSI
21:32
No comments
Kesehatan Reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik,
mental, dan social secara utuh, yang tidak semata mata bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi serta fungsi
dan prosesnya.(DepKes RI, 2005)
Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi sesuai dengan difinisi yang tertera diatas
sebenarnya sangat luas karena mencakup seluruh kelidupan manusia mulai dari
lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup Kesehatanm Reproduksi
yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup ( life-cycle approach ), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang
nyata dan dapat dilaksanakan (Depkes RI, 2005).
Untuk kepentingan Indonesia saat ini secara nasional
disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi yaitu :
1.
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir.
2.
Keluarga Berencana.
3.
Kesehatan Reproduksi Remaja.
4.
Pencegahan dan penanganan
Penyakit Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan palayanan ksehatan reproduksi usia
lanjut maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) (Depkes RI, 2003)
2.1.2.
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP.
Pendekatan siklus hidup merupakan uraian ruang lingkup
Kesehatan Reproduksi, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan
penanganan sistim reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesiambungan
antara – fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masaalah kesehatan
reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak
ditangani dengan baik maka lah itu dapat berakibat buruk pada masa kehidupan
selanjutnya. (BKKBN, 2001)
Dalam pendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahab,
yaitu :Tahab Konsepsi. Tahab Bayi dan Anak. Tahab Remaja. Tahab Usia subur. Tahab
Usia Lanjut.
Gambaran pendekatan siklus hidup Kesehatan Reproduksi untuk laki-laki dan perempuan dengan
memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunya kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan,
menyusui dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan
yang lebih intensif selama hidupnya. ini berarti bahwa pada masa-masa kritis,
seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperkukan perhatian khusus terhadap perempuan (BKKBN,
2001)
2.1.3. HAK REPRODUKSI
Hak Reproduksi Perorangan dapat diartikan bahwa “ Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan
(tampa memandang perbedaan selas social, suku, umur, agama, dan lain lain)
mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab kepada diri, keluarga dan
masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk menentukan waktu
kelahiran anak dan dimana akan melahirkan”. Hak reproduksi ini didasarkan
pada pengakuan akan hak-hak azasi manusia yang diakui dunia internasional. (DepKes RI, 2005)
2.1.3.1.
JABARAN HAK REPRODUKSI SECARA PRAKTIS.
1.
Setiap orang berhak memperoleh
standar pelayanan Kesehatan Reproduksi yang baik .
2.
Perempuan dan laki-laki,
sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap
tentang sexualitas, kesehatan reproduksi, dan mamfaat serta efek samping obat-obatan,
alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan
reproduksi.
3.
Adanya hak untuk memperoleh
pelayanan KB yang aman, efektif terjangkau, dapat diterima, sesuai denmgan
pilihan, tampa paksaan dan tak melawan
hukum.
4.
Perempuan berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan nya , yang memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan, serta memperoleh
bayi yang sehat.
5.
Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing
– masing dan dilakukan dalam situasi dan
kondisi yang diinginkan bersama, tampa unsure pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
6.
Para remaja, laki- laki maupun,
berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja,
sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang
bertanggung jawab.
7.
Laki – laki dan perempuan
berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual termasul
HIV/AIDS. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya hak reproduksi ini akan
tergambarkan dalam derajat kesehatab reproduksi
masyarakat.
Di Indonesia derajat Kesehatan Reproduksi masih sangat
rendah yang antara lain ditunjukan oleh
angka kematian ibu (AKI) yang masih
sangat tinggi, banyaknya ibu hamil yang mempunyai keadaan “ 4 terlalu “ ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak
anak, dan terlalu dekat jarak kehamilan ), atau banyak yang mempunyai masaalah
kesehatan dan kurang energi kronis sehingga memperburuk derajat kesehatan
reproduksi masyarakat.(Depkes RI, 2004)
Perempuan juga terlihat kurang terlindunggi terhadap
penularan penyakit menular seksual (PMS),
sementara laki – laki kurang paham
terhadap upaya pencegahan dan penularannya, yang dapat berakibat buruk terhadap
kesehatan reproduksi laki – laki dan perempuan, serta kesehatan keturunannya.
gambaran hubungan pengetahuan dengan Kesehatan Reproduksi para remaja putri di SMAN
21:29
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai satu upaya
untuk meningkatkan status kesehatan bayi,balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Rawannya masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia, tidak lepas dari belum
meratanya jangkauan pelayanan antenatal, khususnya pelayanan KIA/KB serta
rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan persalinan oleh tenaga kesehatan,
sebagian ditolong oleh dukun bayi. Keterbatasan jangkauan pelayanan ini antara
lain disebabkan oleh kondisi geografis, penyebaran penduduk dan keterbatasan
fasilitas pelayanan dan tenaga KIA baik kualitatif maupun kuantitatif, serta
factor lain yang berkaitan dengan kondisi social ekonomi, budaya dan tingkat
pendidikan masyarakat. Pembangunan kesehatan diarahkanuntuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) serta kualitas kehidupan dan usia harapan
hidup manusia serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
arti sehat . melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tercapainuya
kemampuan hidup sehat serta derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapt diukur melalui
penurunan angka kesakitan dan angka kematian, peningkatan pelayanan kesehatan
ibu dab anak, pencapaian sasaran imunisasi, penyediaan obet – obatan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat, penyediaan tenaga kesehatan yang memcukupi,
peningkatan status gizi terutama pada bayi, balita, ibu hamil dan menyusui serta
peningkatan mutu lingkungan yang sehat. (Depkes RI, 1995)
Tujuan pembangunan kesehatan daerah untuk Aceh sehat 2010
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agarterwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat Aceh yang sehat ditandai dengan penduduknya yang sehat
dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. (Dinkes NAD, 2002)
Kesehatan ibu memberi dampak yang bukan hanya terbatas
pada kesehatan ibu saja tetapi berpengaruh secara langsung terhadap
kesehatan janin dan bayi. dalam upaya
peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta menurunkan angka
kematian bayi dan kematian ibu sejak pelita V Depertemen Kesehatan telah
melakukan terobosan terobosan dengan penambahan tenaga kesehatan, seperti bidan
di desa. kegiatan yang diupayakan untuk meningkatkan kegiatan terhadap
penurunan angka kenatian ibu dan anak yang saat ini merupakan masalah yang besar.
(Depkes RI,1994).
Remaja khususnya remaja putri merupakan generasi yang
akan meneruskan pembangunan bangsa dimasa – masa yang akan datang, dalam rangka
menurunkan angka kekematian ibu dan bayi maka pengetahuan dan sikap remaja
putri adalah tentang Kesehatan Reproduksi adalah hal yang sangat diperlukan
kerena menyangkut generasi muda sebagai penurus bangsa, pengetahuan dan sikap yang
mendukung program dan sesuai dengan ilmu kesehatan merupakan hal yang muklak
diperlukan oleh para remaja putri.
Subscribe to:
Posts (Atom)