Friday, 2 August 2013
Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
10:36
No comments
a. Persiapan Alat.
1) Standar Hemoglobin satu set.
2) HCL 0,1 %.
3) Aquades
4) Lancet Steril.
5) Pinset.
b. Pelaksanaan.
1) Isilah tabung Sahli dengan HCL 0,1 sampai
batas angka 2 pada tabung reaksi.
2) Tusuk ujung jari dengan lanset steril ,
bersihkan darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering.
3) Gunakan pipet untuk menghisap darah
mencapai garis berwarna biru pada tabung atau angka 20 mm.
4) Masukan pipet kedalam tabung sahli
kemudian keluarkan darah sambil menarik pipet keluar.
5) Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar
tercampur.
6) Masukan aquades tetes demi tetes kedalam
tabung sahli , aduk kembali setelah di tetesi sampai warnanya sama dengan warna
standar.
7) Baca permukaan darah menunjukan angka
berapa , itulah kadar Hemoglobin.
Zat Besi dan Asam Folat dalam Kehamilan
10:33
No comments
Zat besi dan Asam Folat merupakan vitamin dan
mineral penting bagi wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan
bayi baru lahir dan kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat gravis.
Zat besi
dan asam folat ditemukan dalam jumlah besar , dalam sayuran berdaun hijau tua ,
buah dan sayuran berwarna kuning tua , buncis dan kacang – kacangan , zat besu
juga dapat ditemukan dalam daging merah . Kebutuhan zat besi dan asam folat
meningkat dalam masa kehamilan.
Asam folat
sangat dibutuhkan janin untuk perkembangan sistim syaraf pusat selama minggu
pertama kehamilan . Tabung neural yang akan menjadi urat syaraf tulang belakang
akan menutup pada hari ke 23 gestasi . Kekurangan folat dapat menyebabkan
penutupan tidak sempurna pada sumsum tulang belakang dan dapat mengakibatkan
cacat sumsum tulang belakang atau spina
bifida dan anen cepalus karena
perkembangan urat saraf tulang belakang akan lengkap sebelum kebanyakan wanita
menyadari bahwa mereka hamil.
Untuk
mencegah terjadinya cacat tulang belakang seorang wanita harus mengkonsumsi 0,4
miligram asam folat setiap harinya. Edialnya jumlah asam folat tersebut
dikonsumsi minimal selama satu bulan sebelum kehamilan dan selama tiga bulan
pertama kehamilan. Bagaimanapun , jika seorang wanita telah memiliki anak
dengan cacat tulang belakang atau cacat
tulang tengkorak akan menyebabkan mereka memerlukan dosis asam folat yang lebih
tinggi 4 miligram perhari karena mereka cenderung memiliki anak dengan cacat
yang sama .
Zat besi
sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak di Indonesia
2700 kematian ibu disebabkan oleh anemia berat dengan penyebab utama adalah
kekurangan zat besi . seorang anak yang kekurangan zat besi tidak mampu
mencapai perkembangan fisik dan mental secara optimal dan mempunyai daya tahan
tubuh yang lemah sehingga sering mengalami sakit.
Untuk
mencegah kekurangan zat besi pada ibi dan bayi baru lahir seorang wanita harus
mengkonsunmsi tablet zat besi sebelum hamil , selama dan sesudah melahirkan ,
dengan menganjurkan dosis 1 tablet (60 mg zat besi + 0,25 mg asam folat ) setiap
hari.
Jika
seorang wanita yang baru menikah atau wanita yang hamil muda datang ke tempat
pelayanan kesehatan maka pekerja kesehatan harus merekomendasikan wanita
tersebut untuk mengkonsumsi zat besi dan asam folat serta memberikan penyuluhan
supaya mereka memakan makanan yang banyak mengandung asam folat, hal ini akan
membantu pengurangan resiko kecacatan pada tulang belakang.
Zat besi
dan asam folat harus selaku dikonsumsi selama masa kehamilan untuk mencegah
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir, serta selama masa nifas
atau sedikitnya 6 minggu sesudah melahirkan.
Pembelajaran Metode STAD
09:37
No comments
STAD (Student Teams Achievement Divisions) atau Tim Siswa Kelompok
Prestasi merupakan salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin. Metode ini mengacu kepada belajar kelompok siswa,
dimana siswa dibagi kedalam kelompok kecil dan setiap kelompok harus heterogen
tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, kemampuan, agama dan lain-lain. Disamping
itu siswa akan saling membantu memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis,
satu sama lain atau melakukan diskusi.
STAD
memiliki beberapa komponen utama yaitu:
a. Presentasi kelas
Bahan ajar diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi ini biasanya
sering menggunakan pengajaran langsung atau presentasi audio visual. Semua siswa harus
memperhatikan presentasi kelas karena akan membantu mereka dalam tes dan skor
tes mereka dapat dimasukkan.
b. Kerja tim
Tim tersusun atas
empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas. Fungsi utama tim
adalah menyiapkan anggota agar berhasil menghadapi kuis.
c. Kuis atau tes
Kuis dilaksanakan setelah me;aksanakan 1 atau 2 kali pertemuan atu 2 kali
kegiatan kelompok. Dalam menghadapi kuis siswa tidak dibenarkan untuk saling
membantu. Hal ini menjamin agar secara individual siswa bertanggung jawab untuk
memahami bahan ajar tersebut.
d. Skor perbaikan individu
Setiap siswa
dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran. Setiap
siswa diberi skor dasar yang diperoleh rata-rata prestasi siswa pada kuis yang
sebelumnya. Hasil tes siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor terdahulu (skor tes
dasar dengan skor tes akhir). Dalam tipe ini semua siswa ikut aktif dalam
menentukan kemenangan tim mereka karena ikut menyumbang dalam skor perbaikan
individu. Dalam tipe ini setiap siswa mempunyai skor dasar yang didapat dari
hasil ulangan pertama misalnya Arif mendapat skor dasar 85, maka setelah
diadakan kuis Arif mendapatkan nilai 98. Jadi skor perbaikan untuk Arif adalah
30 dan skor ini untuk menambah nilai bagi kelompok. Dengan adanya skor
perbaikan maka siswa baik dari kelompok yang berkemampuan rendah juga ikut
berpartisipasi dalam menyumbang skor biar kelompok mereka menang
e. Penghargaan tim
Setelah dilakukan
poin peningkatan individual, diberikan pengargaan kelompok. Penghargaan
kelompok diberikan atas dasar poin kelompok.
Pengelolaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada tiga
tujuan yang ingin dicapai yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
b. Pengakuan adanya keragaman
Model pembelajaran tipe STAD
bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar
belakang yang berbeda.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Model pembelajaran tipe STAD
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang
dimaksud bisa berupa keterampilan mengeluarkan pendapat, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerjasama dalam kelompok, dan
sebagainya.
Jadi dalam metode
STAD ini setiap siswa tidak akan ada yang merasa rendah diri karena mereka
mempunyai kesempatan yang sama untuk menambah poin bagi kelompoknya.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Pembelajaran Type STAD (Student Teams Achievement Divisions) Menggunakan Media Video Pada Pelajaran Fisika Materi Tata Surya DI SMPN
09:33
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu
pengetahuan dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetisi secara global. Manusia yang mampu berkompetisi adalah manusia yang
mempunyai keterampilan tinggi, mempunyai pikiran yang kritis, sistematis,
logis, kreatif dan punya kemauan bekerjasama yang efektif.
Fisika merupakan
salah satu cabang ilmu sains yang mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini
disebabkan karena fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
menjadi tulang punggung teknologi, terutama teknologi modern seperti
perkembangan komputer, laser yang merupakan andalan senjata perang bintang,
bahan-bahan canggih yang mendukung teknologi maju.
Di samping itu,
fisika dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis dengan menggunakan
berbagai kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri akan
semakin meningkat. Tanpa penguasaan fisika yang memadai maka bekal ilmu sumber
daya manusia kita akan kuat untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Fisika mempunyai
peranan yang penting dalam pendidikan, karena dengan kita mempelajari fisika
dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengerti akan apa yang
terjadi di alam ini seperti tata surya.
Mengingat begitu
pentingnya pembelajaran fisika di sekolah maka perlu ditingkatkan mutu
pembelajaran. Pemerintah telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan
melaksanakan peningkatan kualitas guru, memperbaiki kurikulum dan melengkapi
sarana dan prasarana. Peningkatan itu tidak akan berhasil jika tidak
dilaksanakan secara bersama-sama, baik pihak yang terlibat secara langsung
dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika di sekolah. Maka guru dalam proses
pembelajaran, bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tetapi juga sebagai
fasilitator, pembimbing dan organisator.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan,
pembelajaran fisika yang berlangsung di
SMP Negeri 1 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional sehingga saya
tertarik untuk menerapkan pembelajaran kooperatif. Guru memegang peranan
penting dalam menciptakan situasi, sehingga proses belajar mengajar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan, selain itu guru juga harus mampu mengkoordinir
sumber belajar supaya adanya interaksi dalam belajar mengajar.
Guru tidak dapat
disalahkan sepenuhnya dalam proses pembelajaran karena keinginan dan minat
belajar itu tergantung kepada siswa itu sendiri serta banyak juga faktor lain
yang mempengaruhi proses belajar mengajar seperti kurang lengkapnya sarana dan
prasarana serta kurang lengkapnya alat-alat laboratorium yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
Sehingga siswa
kurang memahami konsep dasar fisika dengan baik dan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal fisika. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang mirip
dengan contoh yang diberikan tetapi mengalami kesulitan menyelesaikan soal yang
berbeda dengan contoh yang diberikan. Ini terjadi, karena dalam pembelajaran fisika siswa
kurang dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal dan monoton saja.
Tentunya turut mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan diperlukan peran guru untuk dapat
memilih dan menetapkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat yang tepat
dan sesuai dengan kemampuan siswa, agar fisika itu menjadi pelajaran yang
diminati dan menyenangkan bagi anak didik untuk mempelajarinya serta siswa
belajar aktif dan efisien dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam
diri siswa) mencakup faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik berkaitan
dengan kesehatan badan sedangkan faktor psikis berkaitan dengan motivasi,
perasaan, sikap dan emosi. Disisi lain faktor eksternal (faktor yang berasal
dari luar diri siswa) meliputi bahan pengajaran, metode pengajaran, media
pengajaran dan situasi lingkungan belajar. Hal ini menimbulkan kejenuhan dalam diri
siswa untuk belajar dan PBM cenderung berjalan kurang aktif.
Sifat pembelajaran fisika sekolah yang berkelanjutan membuat masalah di
atas tidak bisa dibiarkan terus menerus, sebab bisa membuat siswa menghadapi
kendala menghadapi kendala untuk mempelajari fisika ke tahap berikutnya. Oleh
karena itu dituntut adanya peranan guru dalam menetapkan strategi, metode atau
pendekatan yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari, sehingga
siswa belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah ”Cooperative
Learning”(pembelajaran kooperatif). Pembelajaran kooperatif adalah metode
pembelajaran dengan kelompok yang dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun
mental sebab dalam kelompok mereka diharapkan dapat bekerjasama dan berdiskusi
untuk menyampaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa yang pandai akan
membimbing temannya yang lemah, karena
keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan masing-masing anggota kelompok
dalam menyumbangkan nilai untuk kelompok.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Student
Teams Achievement Divisions (Tim Siswa Kelompok Berprestasi). STAD
adalah suatu pendekatan yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran.
Subscribe to:
Posts (Atom)