BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu
pengetahuan dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetisi secara global. Manusia yang mampu berkompetisi adalah manusia yang
mempunyai keterampilan tinggi, mempunyai pikiran yang kritis, sistematis,
logis, kreatif dan punya kemauan bekerjasama yang efektif.
Fisika merupakan
salah satu cabang ilmu sains yang mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini
disebabkan karena fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
menjadi tulang punggung teknologi, terutama teknologi modern seperti
perkembangan komputer, laser yang merupakan andalan senjata perang bintang,
bahan-bahan canggih yang mendukung teknologi maju.
Di samping itu,
fisika dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis dengan menggunakan
berbagai kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri akan
semakin meningkat. Tanpa penguasaan fisika yang memadai maka bekal ilmu sumber
daya manusia kita akan kuat untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Fisika mempunyai
peranan yang penting dalam pendidikan, karena dengan kita mempelajari fisika
dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengerti akan apa yang
terjadi di alam ini seperti tata surya.
Mengingat begitu
pentingnya pembelajaran fisika di sekolah maka perlu ditingkatkan mutu
pembelajaran. Pemerintah telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan
melaksanakan peningkatan kualitas guru, memperbaiki kurikulum dan melengkapi
sarana dan prasarana. Peningkatan itu tidak akan berhasil jika tidak
dilaksanakan secara bersama-sama, baik pihak yang terlibat secara langsung
dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika di sekolah. Maka guru dalam proses
pembelajaran, bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tetapi juga sebagai
fasilitator, pembimbing dan organisator.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan,
pembelajaran fisika yang berlangsung di
SMP Negeri 1 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional sehingga saya
tertarik untuk menerapkan pembelajaran kooperatif. Guru memegang peranan
penting dalam menciptakan situasi, sehingga proses belajar mengajar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan, selain itu guru juga harus mampu mengkoordinir
sumber belajar supaya adanya interaksi dalam belajar mengajar.
Guru tidak dapat
disalahkan sepenuhnya dalam proses pembelajaran karena keinginan dan minat
belajar itu tergantung kepada siswa itu sendiri serta banyak juga faktor lain
yang mempengaruhi proses belajar mengajar seperti kurang lengkapnya sarana dan
prasarana serta kurang lengkapnya alat-alat laboratorium yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
Sehingga siswa
kurang memahami konsep dasar fisika dengan baik dan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal fisika. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang mirip
dengan contoh yang diberikan tetapi mengalami kesulitan menyelesaikan soal yang
berbeda dengan contoh yang diberikan. Ini terjadi, karena dalam pembelajaran fisika siswa
kurang dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal dan monoton saja.
Tentunya turut mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan diperlukan peran guru untuk dapat
memilih dan menetapkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat yang tepat
dan sesuai dengan kemampuan siswa, agar fisika itu menjadi pelajaran yang
diminati dan menyenangkan bagi anak didik untuk mempelajarinya serta siswa
belajar aktif dan efisien dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam
diri siswa) mencakup faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik berkaitan
dengan kesehatan badan sedangkan faktor psikis berkaitan dengan motivasi,
perasaan, sikap dan emosi. Disisi lain faktor eksternal (faktor yang berasal
dari luar diri siswa) meliputi bahan pengajaran, metode pengajaran, media
pengajaran dan situasi lingkungan belajar. Hal ini menimbulkan kejenuhan dalam diri
siswa untuk belajar dan PBM cenderung berjalan kurang aktif.
Sifat pembelajaran fisika sekolah yang berkelanjutan membuat masalah di
atas tidak bisa dibiarkan terus menerus, sebab bisa membuat siswa menghadapi
kendala menghadapi kendala untuk mempelajari fisika ke tahap berikutnya. Oleh
karena itu dituntut adanya peranan guru dalam menetapkan strategi, metode atau
pendekatan yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari, sehingga
siswa belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah ”Cooperative
Learning”(pembelajaran kooperatif). Pembelajaran kooperatif adalah metode
pembelajaran dengan kelompok yang dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun
mental sebab dalam kelompok mereka diharapkan dapat bekerjasama dan berdiskusi
untuk menyampaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa yang pandai akan
membimbing temannya yang lemah, karena
keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan masing-masing anggota kelompok
dalam menyumbangkan nilai untuk kelompok.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Student
Teams Achievement Divisions (Tim Siswa Kelompok Berprestasi). STAD
adalah suatu pendekatan yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran.
0 komentar:
Post a Comment