Monday, 4 February 2013
Pengertian Kehamilan
16:21
No comments
Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan
(Mandriwati, 2008).
Kehamilan
adalah pertumbuhan dan perkembangan Janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Lamanya kehamilan dari
ovolasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu) (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan
berarti mulainya kehidupan berdua dimana ibu mempunyai tugas penting untuk
memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi proses persalinan
(Manuaba, 2003)
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah, proses
kehamilan merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi (Manuaba, 2007). Kehamilan melibatkan berbagai
perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan,
sistem respirasi, sistem traktus urinarius, sirkulasi darah serta perubahan
fisiologis. Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan
bermasalah selama kehamilan ataupun baik-baik saja (Sarwono, 2006).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara,
pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu
hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan
ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran
khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi
selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya
(Helen, 2001).
Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil
dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui
masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis
atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam kehamilan.
Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain hiperemesis
gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang hebat (Sarwono,
2006).
Glade (2000) mengatakan bahwa,
kehamilan adalah suatu perubahan pada
diri seseorang dimulai dari perut dan payudara akan membesar tangan serta kaki
mungkin membengkak diantara lain yang berubah.
Nadesul (1999) mengatakan bahwa,
kehamilan itu masa yang penting karena di sini mutu seorang anak ditentukan,
benih yang unggul besalah dari tubuh yang sehat, keturunan yang sehat, dan dibesarkan dalam
lingkungan yang sehat pula. Untuk itulah pemeliharaan kehamilan dimulai dari
perencaaan menu yang benar, pemeliharaan
kesehatan dan kebersihan, dan sebagainya. salah satu upaya adalah dengan
menjaga kecukupan makanan. Makanan satu – satunya sumber agar anak tumbuh
dengan sehat.
Hamil adalah tertanamnya atau berimplantasi hasil konsepsi kelapisan endometrium
uterus, lama kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu). Kehamilan dibagi atas 3
triwulan ( tri semister) yakni :
a.
Kehamilan triwulan I,
antara 0 – 12 minggu.
b.
Kehamilan triwulan
II, antara 12 – 28 minggu.
c.
Kehamilan triwulan III,
antara 28 – 40 minggu.
Faktor Pre-eklamsi dan eklamsi
16:18
No comments
Eklamsi
adalah merupakan kumpulan gejala yang
timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri atas :
hipertensi, proteinuria, dan udema, yang kadang – kadang disertai konvulsi
sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya
Eklamsi
adalah pre-eklamsi yang memburuk disertai kejang – kejang. Keadaan ini dapat
terjadi pada masa kehamilan khususnya pada trisemister III, pada saat
persalinan dan pada masa nifas. Eklamsi mengancam kehidupan ibu dan janin,
sehingga merupakan keadaan gawat darurat, komplikasi ini merupakan penyebab
kematian ibu tersering setelah pendarahan
Pre–eklamsi berat bila
tidak tertangani dengan baik maka menimbulkan eklamsi yang ditandai dengan
nyeri kepala didaerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri diepigastrium,
dan hiperrepleksia, bila tidak segera ditangani akan menimbulkan kejang – kejang. pre-eklamsi ringan jarang
sekali menyebabkan kematian ibu, oleh karena itu sebagian besar pemeriksaan
anatomi-patologik berasal dari penderita eklamsi yang meninggal. pada
pemeriksaan akhir-akhir ini pada pemeriksaan biopsy hati dan ginjal ternyata
bahwa perubahan anatomi patogenik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak
banyak perubahan dari pada yang ditemukan pada eklamsi. perlu dikemukan bahwa
tidak ada perubahan hispopatogenik yang khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Faktor penyebab pre-eklamsi adalah tekanan darah tinggi,
proteinuria dan udema.
2.2.1. Hipertensi
Hipertensi
adalah kondisi ukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90 mmHg
(diastolic). Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial (Primer) dan
hipertensi sekunder (Ami, 2008)
Gejala
yang paling sering yang di keluhkan pasien dengan hipertensi antara lain nyeri
kepala, gelisah pusing, jantung berdebar kencang, penglihatan kabur, rasa berat
ditengkuk mudah lelah dan sulit tidur. secara objektif ini dibuktikan dengan
pengukuran tekanan darah.
Hipertensi
pada kehamilan merupakan keadaan pada masa kehamilan dengan kenaikan tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari
30 mmHg dan atau diastol lebih dari 140/90 mmHg. kenaikan tekanan darah
tersebut terjadi akibat kehamilan. Hipertensi pada kehamilan yang sering
dijumpai adalah : pre-eklamsi dan eklamsi.
Keadaan
ini, terutama pre-eklamsi berat dan khususnya eklamsi, merupakan keadaan gawat
karena dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin, Namun demikian, pre-eklamsi
mudah berubah menjadi pre-eklamsi berat mudah terjadi eklamsi dengan terjadinya
kejang.
1.
Pembagian Hipertensi
Sims
Menganjurkan pembagian hipertensi sebagai berikut:
a.
Penyakit Hipertensi
1) Hipertensi esensial
2)
Penyakit pembuluh darah
ginjal (Hipertensi Renovaskuler)
3) Koarktasio Aoutae
4) Aldosteronismus primer
5) Feogromositoma
b.
Penyakit ginjal dan
saluran kencing
1) Glomerulenofritis
2) Pielonefritis
3) Lupus Eritematosus
4)
Skleloderma
dengan keadaan ginjal
5)
Periarteritis nodosa
dengan kelainan ginjal
6)
Gagal ginjal mendadak
7)
Penyakit Poli Kistik
8) Nefropatia diabetik
Wanita
hamil dengan hipertensi esensial biasanya hanya menunjukan gejala hipertensi
tanpa gejala gejala lain. Gejala-gejala sekunder seperti kelainan jantung arteriosklerosis umum dalam otak, penyakit
ginjal, perdarahan atau eksudat retina baru timbul apabila penyakitnya sudah
lanjut.
Meningkatnya
tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan dalam pembuluh-pembuluh
darah perifer, terutama akibat vasokontriksi umum.
Sebagian
besar berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira sepertiga diantara para wanita penderita
tekanan darahnya meningkat setelah kehamilan 30 minggu tampa disertai
gejala-gejala lain. Kira-kira 20% menunjukan kenaikan yang lebih mencolok dan
dapat disertai satu gejala pre-eklamsi
atau lebih, seperti edema, proteinurea, nyeri kepala, nyeri epigastrium, muntah, gangguan visus (superimposed pre – eclamsia) , bahkan
dapat timbul serangan eklamsi dan pendarahan otak. Hipertensi esensial lebih
sering dijumpai pada multipara dalam usia lanjut, Selain itu factor keturunan
dan obesitas merupakan vaktor predisposisi.
2.2.2. Udema
Udema
ialah
penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Udema pretibial yang ringan sering
ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau
meninggikan kaki. Udema yang mengkhawatirkan ialah udema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Udema biasa menjadi menunjukkan adanya
masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan,
bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan
fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dan
lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre-eklampsi
Berbaringlah
dengan posisi bertumpu pada tubuh bagian samping kiri. Istirahatkan kaki anda
dengan mengangkatnya ke atas sehingga darah akan mengalir lebih lancar dari
kaki ke jantung anda. Jangan mengkonsumsi pil diuretik. Sebaiknya konsultasikan
dokter anda terlebih dahulu bila anda bermaksud hendak mengurangi konsumsi
garam untuk mengurangi keringat berlebih pada tubuh anda. Karena bagaimanapun
tubuh membutuhkan garam untuk keseimbangan cairan tubuh, dan mengurangi
konsumsi garam bukan merupakan cara terbaik untuk mengatasi keringat berlebih
pada tubuh anda. Kaki bengkak pada ibu hamil kerap disebut dengan udema atau
oedema yang artinya penimbunan cairan. Pembengkakan ini bukan hanya bisa
terjadi di kaki tapi juga memungkinkan di bagian tubuh lain. Tapi yang paling kerap
dialami adalah pada kaki. Perubahan metabolisme tubuh, utamanya pada
keseimbangan volume cairan tubuh. Ketika sedang tidak hamil, volume air yang
masuk ke dalam tubuh, kurang lebih sama banyaknya dengan volume yang
dikeluarkan. Apabila volume air berlebihan, tubuh otomatis akan mengelurkan
dalam bentuk keringat, saat buang air besar dan terutama saat buang air kecil. Cara
tersebut membuat keseimbangan cairan di dalam tubuh kita akan selalu terjaga.
Akan tetapi pada keadaan tertentu, misalnya fungsi ginjal terganggu akibat
adanya infeksi, cairan yang berlebih tidak selalu dapat dikeluarkan dengan
lancar. Jika ini terjadi, cairan yang berlebihan akan tertimbun dan tersimpan
di jaringan-jaringan tubuh. Penimbunan cairan itulah yang nampak sebagai pembengkakan
pada jaringan yang mengakumulasi kelebihan air. Itu yang disebut udema atau
oedema.
Sesuai
sifat air yang rajin mengalir ke tempat yang letaknya lebih rendah, maka
jaringan yang menjadi tujuannya adalah bagian-bagian tubuh yang letaknya dibawah.
Itulah mengapa tangan dan utamanya kaki paling kerap bengkak pada pagi hari.
Sebab saat tidur, proses metabolisme pada sel-sel tubuh akan menghasilkan
sejumlah cairan sebagai salah satu hasil “buangan”. Cairan buangan itulah yang
akan terkumpul sepanjang malam. Pada pagi harinya, jumlahnya akan cukup
berlimpah dan mengakibatkan pembengkakan pada ibu hamil. Bila udema yang Anda
derita saat hamil masih tergolong ringan, gejalanya akan berupa pembengkakan
pada betis dan telapak kaki yang dapat hilang dengan sendirinya setelah beristirahat
dengan cukup. Bila udema ini lebih parah, pembengkakan tidak hanya terjadi pada
kaki dan betis tapi menyebar hingga ke paha, alat kelamin (terutama bibir
kemaluan sebelah luar), serta daerah sekitar perut. Sedangkan jika masuk
kategori parah, dapat terjadi hingga seluruh bagian perut dan disertai gejala
acites (akumulasi cairan di dalam perut).
Kunci utama mencegah ataupun mengatasi udema adalah dengan mengetahui penyebabnya. Jadi, bila kesehatan Anda saat hamil telah diperiksa dan dipantau secara keseluruhan, maka udema ini bisa dicegah. Misal, bila terdapat gangguan fungsi jantung pada calon ibu, tetapi kemudian secara bertahap gangguan tersebut diatasi atau diobati, maka kemungkinan timbulnya udema bisa dikurangi.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan sebelum hamil calon ibu menderita hipertensi akibat gemar mengkonsumsi makanan bercita rasa asin. Jika sudah dideteksi sebelum kehamilan terjadi, kemungkinan edema bisa dicegah. Antara lain dengan mengubah kebiasaan mengkonsumsi garam.
Kunci utama mencegah ataupun mengatasi udema adalah dengan mengetahui penyebabnya. Jadi, bila kesehatan Anda saat hamil telah diperiksa dan dipantau secara keseluruhan, maka udema ini bisa dicegah. Misal, bila terdapat gangguan fungsi jantung pada calon ibu, tetapi kemudian secara bertahap gangguan tersebut diatasi atau diobati, maka kemungkinan timbulnya udema bisa dikurangi.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan sebelum hamil calon ibu menderita hipertensi akibat gemar mengkonsumsi makanan bercita rasa asin. Jika sudah dideteksi sebelum kehamilan terjadi, kemungkinan edema bisa dicegah. Antara lain dengan mengubah kebiasaan mengkonsumsi garam.
1. Penanganan Udema
a. Saat
bangun pagi di waktu Anda hamil, angkatlah kaki anda untuk beberapa saat,
misalnya dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal. Sehingga aliran darah
tidak mengumpul pada daerah pergelangan dan telapak kaki
b.
Apabila saat hamil
masih bekerja di kantor, usahakan posisi kaki lebih tinggi pada saat duduk.
Gunakan bangku kecil atau tatakan lain yang cukup tebal sebagai penopang kaki
c.
Angkat kaki Anda
sesering mungkin sewaktu Anda hamil, sehingga memberi kesempatan cairan yang
ada di bagian kaki megalir ke atas
d.
Perbanyak istirahat
degan cara berbaring miring
e.
Anda bisa mencoba
memakai stocking penyangga otot perut untuk menghindari terjadinya penimbunan
pada perut sekaligus kaki
f.
Jangan memakai stocking
atau kaus kaki yang memiliki karet elastik yang dapat “mengigit” betis Anda
sehingga dapat menghambat aliran darah dan cairan di daerah betis.
g.
Perbanyak minum air
putih paling sedikit 2 liter sehari. Dengan banyak memasukkan cairan ke tubuh,
justru membuat tubuh hanya sedikit menyimpan air
h.
Biasakan rutin
berolahraga saat sesuai kondisi Anda. Dianjurkan untuk berenang dan mengendarai
sepeda statis
i.
Makan secara teratur
saat hamil
j.
Hindari konsumsi
natrium saat hamil (Na secara berlebihan dengan mengurangi makanan yang asin.
2.2.3. Proteinuria
Proteinuria adanya protein serum yang berlebihan dalam
urine, seperti pada penyakit ginjal atau setelah latihan pisik yang berat
Protein darah dalam bentuk albumin dan gamaglobulin dapat
menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat. Pada post partum
dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitik
Penyebab proteinuria adalah
1)
Sekret vagina atau
cairan amnion dapat mengkontaminasi urine sehingga terdapat proteinuria
2)
Kateteritasi tidak
dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
3)
Infeksi kandung
kencinf, anemia berat, pajah jantung, partus lama juga dapat menyebabkan
proteinnuria
4)
Darah dalam urine,
skitosomiassis, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif
palsu.
Faktor resiko infeksi
14:56
No comments
Penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
a. Suntikan yang tidak aman dan seringkali tidak perlu.
b. Penggunaan alat medis tanpa ditunjang pelatihan maupun dukungan
laboratorium.
c. Standar dan praktek yang tidak memadai untuk pengoperasian bank
darah dan pelayanan transfusi
d. Penggunaan cairan infus yang terkontaminasi, khususnya di RS yang
membuat cairan sendiri
e. Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik karena penggunaan
antibiotik spektrum luas yang berlebih atau salah
Kuman Penyebab Infeksi Nasokomial Infeksi Nasokomial (IN) atau Nosocomial
Infection, disebut jugs Hospital Acquired Infection atau Hospital Associated
Infection, adalah infeksi yang terjadi di Rumah Sakit, atau infeksi yang
disebabkan oleh kuman yang didapat selama berada
di Rumah Sakit. Seorang penderita dikatakan mendapat Infeksi Nosokomial, jika dia mendapatkannya di Rumah Sakit
waktu dia dirawat atu berobat jalan. Sedangkan pads waktu dia pertama
masuk ke Rumah Sakit dia tidak menderitanya dan tidak dalam masa tunas
penyakit.
Jenis infeksi Nasokomial Infeksi Nasokomial
(IN)
a. Staphylococcus aureus
Umumnya ditularkan oleh para petugas yang menularkan biasanya
“karier” dan ditularkan melalui tangan. Di tempat perawatan dimana penyakit
yang disebabkan kuman ini berupa endemi/epidemi maka koloni Stafilokokkus
aureus ini dapat ditemukan di kulit, lubang hidung dan nasofaring. Semakin
banyak koloni ini ditemukan, semakin tinggi pula angka kejadian infeksi oleh
kuman tersebut. Infeksi yang ditimbulkannya dapat berupa pustula dikulit,
konjungtivitis, paranokia, omfalitis, abses subkutan (mastitis),
sepsis,pneumo-nia, mepingitis, osteomielitis, enteritis dan lain-lain.
b. Streptococcus
Koloni kuman ini dapat ditemukan di kulit, liang telinga dan
nasofaring oleh karena kuman ini dibawa oleh bayi pada waktu lahir atau didapat
di tempat perawatan yang ditularkan oleh petugas bangsal. Pada umumnya infeksi streptococus
ini masuk ke tubuh melalui kulit yang lece, jalan nafas atau pencernaan dan
kemudian menimbulkan erisipelas dikulit, selulitis, pneumonia, sepsis,
meningitis dan lain-lain.
c. Pneumocoocus
Penularan biasanya berasal dari “karier” yaitu petugas. Kuman ini
dapat menimbulkan pneumonia, infeksi kulit, infeksi tali pusat, sepsis,
meningitis dan lain sebagainya.
d. Listeria monocytogenes
Infeksi dapat terjadi di dalam kandungan (melalui plasenta. ke janin
ataumelalui jalan lahir). Menurut Barr (1974), infeksi listiriosis lebih sering
terjadi pasca waktu bayi melalui jalan lahir, oleh karena bayi terkontaminasi
dengan flora di jalan lahir yang mengandung kuman listeria. Wabah yang terjadi
di bangsal adalah akibat terjadinya infeksi silang diantara sesama bayi baru
lahir. Selain itu dapat terjadi infeksi tranplasental yang menyebabkan
timbulnya gejala infeksi berat seperti peumonia, sepsis, abses milier dan abses
hati. Koloni kuman ini dapat dijumpai di hidung, tenggorokan, mekonium, darah
dan air seni.
e. Infeksi kuman gram negatif
Kuman gram negatif seperti Klebsiella pneumonia, Flavobacterium
meningosepticum, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, E.coli, Salmonella,
Shigella dan lain-lain sering ditemukan di kulit, hidung, nasofaring dan
flora.Pada bayi terkontaminasi dengan mikro organisme tersebut yang terdapat di
jalan lahir/daerah perineum ibu, atau bayi menelan cairan yang mengandung mikro
organisme tersebut pacta waktu lahir. Penyakit yang ditimbulkannya ialah enteritis,
sepsis, meningitis, pneumonia, abseshati, necrotizing enterocolitis
dan infeksi traktus urinarius.
f. Neisseria gonorrhoeae
Biasanya kuman ini menimbulkan infeksi pada mata yang disebut Gonococcal
ophthalmia neonatorum. Disamping itu dapat menyebabkan gonococcal
arthritis dan disseminated gonorrhoe. Kuman lain yang juga dapat
menyebabkan infeksi mata adalah Klamidia trakhomatis, Stafilokokkus aureus
dan Pseudomonas aeruginosa.
g. Infeksi kuman anaerob
Kuman yang selalu menyebabkan infeksi dari golongan anaerob ini
adalah bakteriodes dan streptokokkus anaerob, keduanya dapat dijumpai di vagina
dan uterus wan ita hamil dan post partum. Oleh sebab itu bayi baru lahir
mungkin saja mengandung kuman ini waktu lahir atau beberapa saat setelah lahir
sehingga mungkin saja terjadi bakteremia atau sepsis pada hari-hari pertama
kehidupan. Lebih-lebih hila diketahui bayi tersebut lahir dari ibu dengan
ketuban pecah dini, amnionitis, bayi baru lahir yang berbau busuk atau bayi
yang menderita abses di kepala sebagai akibat pengambilan darah intra uterin
untuk menganalisa gas darah, setal hematom yang terinfeksi, perforasi usus dan
setiap penyakit infeksi yang tidak sembuh-sembuh dengan pengobatan. Kuman
anaerob lainnya yang sangat berbahaya adalah Clostridium tetani. Kuman ini berbentuk spora bila diluar tubuh
manusia dan didalam tubuh akan mengeluarkan tetanospasmin suatu toksin neurotropik yang menyebabkan kejang otot
yang merupakan manifestasi klinik untuk diagnosis tetanus neonatorum. Tempat masuknya kuman ini biasanya dari tali
pusat oleh karena alat pemotong tali pusat yang tidak steril atau cara merawat
tali pusat yang tidak mengindahkan tindakan aseptic dan antiseptik. Misalnya
tali pusat dibungkus dengan bubuk atau daun-daun tertentu atau dibiarkan saja
terbuka sehingga kontaminasi dengan Clostridum
mudah terjadi.
h. Infeksi jamur
Infeksi jamur yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir
adalah yang disebabkan oleh candida
albicans. Infeksi ini dapat terjadi :
1) Intra uterin sebagai akibat naiknya mikro organisme ini dari vagina
ke uterus, dan dapat menimbulkan pneumonia
kongenital dan septikemia.
2) Koloni candida albicans
yang dibawa bayi ketika melalui jalan lahir atau didapat di tempat perawatan,
misalnya ditularkan melalui dot, tangan para petugas yang mengandung candida albicans. candidiasis yang
paling sering di temukan ialah “oral
thrush” (Candidiasis mulut).
Penyakit ini merupakan endemis ditempat perawatan bayi baru lahir. Keadaan ini
memudahkan terjadinya Candidiasis
usus dengan tanpa diare, candidiasis
perianal, candidiasis paru dan candidiasis sistemik. Candidiasis sistemik dapat pula terjadi
pada pemberian cairan melalui pembuluh darah balik dan dapat menyebabkana abses
hati. Pemakaian obat antibiotika dan kortikosteroid yang lama juga memudahkan
timbulnya infeksi candida.
i. Infeksi virus
Menurut Mc. Cracken (1981) infeksi nosokomial oleh virus dapat disebabkan oleh ECHO (Enteric
Cythopathogenic Human Orphan) virus yang dapat menyerang alat pernafasan,
pencernaan, selaput otak (aseptic meningitis), Coxsackie virus menyebabkan miokarditis,
meningoensefalitis, Adeno virus menyebabkan pneumonia, hepatosplenomegali, ikterus
dan perdarahan, Syncytial virus yang
terutama menyerang alat pernafasan.
Subscribe to:
Posts (Atom)