Monday, 4 February 2013

Prinsip pencegahan infeksi



a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
c. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.
2.1.3. Tindakan pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi nosokomial terutama dilakukan di rumah sakit, hal ini dilakukan karena bakteri nosokomial paling banyak berasal dari rumah sakit. Beberapa prosedur pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit adalah:
Mencuci tangan, ini adalah pencegahan utama terjadinya infeksi nosokomial. Dengan mencuci tangan diharapkan virus dan bakteri dapat dimatikan yang ada ditangan dapat dimatikan, sebab kontak tangan merupakan metode penyebaran virus paling umum. Tangan juga merupakan anggota badan perawat atau dokter yang paling sering bersentuhan dengan pasien.
Sarung Tangan, pada kasus tertentu penggunaan sarung tangan merupakan standar wajib untuk beberapa tindakan medis. Penggunaan sarung tangan tidak berarti menggantikan cuci tangan karena sarung tangan mungkin saja memiliki pori-pori kecil yang memungkinkan bakteri masuk ke tangan sehingga cuci tangan tetap harus dilakukan setelah tindakan.
Celemek atau seragam. Penggunaan clemek atau seragam dimaksudkan untuk meminimalisasi kemungkinan bersentuhan dengan pasien.
Sanitasi, Pengelolaan lingkungan dan tata letak rumah sakit yang baik juga merupakan upaya pencegahan penyebaran infeksi nosokomial. Beberapa bakteri penyebab penyakit memang dapat bertahan di alam bebas dalam jangka waktu yang lama, bahkan beberapa bakteri mampu “hibernasi” hingga puluhan tahun. Bakteri seperti ini mungkin saja menempel di lantai rumah sakit, gagang pintu atau ranjang pasien, oleh karena itu diperlukan prosedur sanitasi yang baik untuk meminimalisasi kemungkinan ini.
Sterilisasi, dilakukan untuk mencegah bakteri, jamur atau virus menyebar melalui alat.
Penggunaan alat yang tepat, beberapa bahan dikenal mampu membunuh bakteri, oleh karena itu untuk alat-alat tertentu sebaiknya digunakan alat dari bahan yang tepat. Salah satu bahan yang dikenal dapat membunuh bakteri adalah tembaga yang dikenal dapat membunuh bakteri E. Coli.
Penetapan SOP di rumah sakit untuk mengurangi kelalaian petugas medis.

0 komentar:

Post a Comment