Eklamsi
adalah merupakan kumpulan gejala yang
timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri atas :
hipertensi, proteinuria, dan udema, yang kadang – kadang disertai konvulsi
sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya
Eklamsi
adalah pre-eklamsi yang memburuk disertai kejang – kejang. Keadaan ini dapat
terjadi pada masa kehamilan khususnya pada trisemister III, pada saat
persalinan dan pada masa nifas. Eklamsi mengancam kehidupan ibu dan janin,
sehingga merupakan keadaan gawat darurat, komplikasi ini merupakan penyebab
kematian ibu tersering setelah pendarahan
Pre–eklamsi berat bila
tidak tertangani dengan baik maka menimbulkan eklamsi yang ditandai dengan
nyeri kepala didaerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri diepigastrium,
dan hiperrepleksia, bila tidak segera ditangani akan menimbulkan kejang – kejang. pre-eklamsi ringan jarang
sekali menyebabkan kematian ibu, oleh karena itu sebagian besar pemeriksaan
anatomi-patologik berasal dari penderita eklamsi yang meninggal. pada
pemeriksaan akhir-akhir ini pada pemeriksaan biopsy hati dan ginjal ternyata
bahwa perubahan anatomi patogenik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak
banyak perubahan dari pada yang ditemukan pada eklamsi. perlu dikemukan bahwa
tidak ada perubahan hispopatogenik yang khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Faktor penyebab pre-eklamsi adalah tekanan darah tinggi,
proteinuria dan udema.
2.2.1. Hipertensi
Hipertensi
adalah kondisi ukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90 mmHg
(diastolic). Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial (Primer) dan
hipertensi sekunder (Ami, 2008)
Gejala
yang paling sering yang di keluhkan pasien dengan hipertensi antara lain nyeri
kepala, gelisah pusing, jantung berdebar kencang, penglihatan kabur, rasa berat
ditengkuk mudah lelah dan sulit tidur. secara objektif ini dibuktikan dengan
pengukuran tekanan darah.
Hipertensi
pada kehamilan merupakan keadaan pada masa kehamilan dengan kenaikan tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari
30 mmHg dan atau diastol lebih dari 140/90 mmHg. kenaikan tekanan darah
tersebut terjadi akibat kehamilan. Hipertensi pada kehamilan yang sering
dijumpai adalah : pre-eklamsi dan eklamsi.
Keadaan
ini, terutama pre-eklamsi berat dan khususnya eklamsi, merupakan keadaan gawat
karena dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin, Namun demikian, pre-eklamsi
mudah berubah menjadi pre-eklamsi berat mudah terjadi eklamsi dengan terjadinya
kejang.
1.
Pembagian Hipertensi
Sims
Menganjurkan pembagian hipertensi sebagai berikut:
a.
Penyakit Hipertensi
1) Hipertensi esensial
2)
Penyakit pembuluh darah
ginjal (Hipertensi Renovaskuler)
3) Koarktasio Aoutae
4) Aldosteronismus primer
5) Feogromositoma
b.
Penyakit ginjal dan
saluran kencing
1) Glomerulenofritis
2) Pielonefritis
3) Lupus Eritematosus
4)
Skleloderma
dengan keadaan ginjal
5)
Periarteritis nodosa
dengan kelainan ginjal
6)
Gagal ginjal mendadak
7)
Penyakit Poli Kistik
8) Nefropatia diabetik
Wanita
hamil dengan hipertensi esensial biasanya hanya menunjukan gejala hipertensi
tanpa gejala gejala lain. Gejala-gejala sekunder seperti kelainan jantung arteriosklerosis umum dalam otak, penyakit
ginjal, perdarahan atau eksudat retina baru timbul apabila penyakitnya sudah
lanjut.
Meningkatnya
tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan dalam pembuluh-pembuluh
darah perifer, terutama akibat vasokontriksi umum.
Sebagian
besar berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira sepertiga diantara para wanita penderita
tekanan darahnya meningkat setelah kehamilan 30 minggu tampa disertai
gejala-gejala lain. Kira-kira 20% menunjukan kenaikan yang lebih mencolok dan
dapat disertai satu gejala pre-eklamsi
atau lebih, seperti edema, proteinurea, nyeri kepala, nyeri epigastrium, muntah, gangguan visus (superimposed pre – eclamsia) , bahkan
dapat timbul serangan eklamsi dan pendarahan otak. Hipertensi esensial lebih
sering dijumpai pada multipara dalam usia lanjut, Selain itu factor keturunan
dan obesitas merupakan vaktor predisposisi.
2.2.2. Udema
Udema
ialah
penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Udema pretibial yang ringan sering
ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau
meninggikan kaki. Udema yang mengkhawatirkan ialah udema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Udema biasa menjadi menunjukkan adanya
masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan,
bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan
fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dan
lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre-eklampsi
Berbaringlah
dengan posisi bertumpu pada tubuh bagian samping kiri. Istirahatkan kaki anda
dengan mengangkatnya ke atas sehingga darah akan mengalir lebih lancar dari
kaki ke jantung anda. Jangan mengkonsumsi pil diuretik. Sebaiknya konsultasikan
dokter anda terlebih dahulu bila anda bermaksud hendak mengurangi konsumsi
garam untuk mengurangi keringat berlebih pada tubuh anda. Karena bagaimanapun
tubuh membutuhkan garam untuk keseimbangan cairan tubuh, dan mengurangi
konsumsi garam bukan merupakan cara terbaik untuk mengatasi keringat berlebih
pada tubuh anda. Kaki bengkak pada ibu hamil kerap disebut dengan udema atau
oedema yang artinya penimbunan cairan. Pembengkakan ini bukan hanya bisa
terjadi di kaki tapi juga memungkinkan di bagian tubuh lain. Tapi yang paling kerap
dialami adalah pada kaki. Perubahan metabolisme tubuh, utamanya pada
keseimbangan volume cairan tubuh. Ketika sedang tidak hamil, volume air yang
masuk ke dalam tubuh, kurang lebih sama banyaknya dengan volume yang
dikeluarkan. Apabila volume air berlebihan, tubuh otomatis akan mengelurkan
dalam bentuk keringat, saat buang air besar dan terutama saat buang air kecil. Cara
tersebut membuat keseimbangan cairan di dalam tubuh kita akan selalu terjaga.
Akan tetapi pada keadaan tertentu, misalnya fungsi ginjal terganggu akibat
adanya infeksi, cairan yang berlebih tidak selalu dapat dikeluarkan dengan
lancar. Jika ini terjadi, cairan yang berlebihan akan tertimbun dan tersimpan
di jaringan-jaringan tubuh. Penimbunan cairan itulah yang nampak sebagai pembengkakan
pada jaringan yang mengakumulasi kelebihan air. Itu yang disebut udema atau
oedema.
Sesuai
sifat air yang rajin mengalir ke tempat yang letaknya lebih rendah, maka
jaringan yang menjadi tujuannya adalah bagian-bagian tubuh yang letaknya dibawah.
Itulah mengapa tangan dan utamanya kaki paling kerap bengkak pada pagi hari.
Sebab saat tidur, proses metabolisme pada sel-sel tubuh akan menghasilkan
sejumlah cairan sebagai salah satu hasil “buangan”. Cairan buangan itulah yang
akan terkumpul sepanjang malam. Pada pagi harinya, jumlahnya akan cukup
berlimpah dan mengakibatkan pembengkakan pada ibu hamil. Bila udema yang Anda
derita saat hamil masih tergolong ringan, gejalanya akan berupa pembengkakan
pada betis dan telapak kaki yang dapat hilang dengan sendirinya setelah beristirahat
dengan cukup. Bila udema ini lebih parah, pembengkakan tidak hanya terjadi pada
kaki dan betis tapi menyebar hingga ke paha, alat kelamin (terutama bibir
kemaluan sebelah luar), serta daerah sekitar perut. Sedangkan jika masuk
kategori parah, dapat terjadi hingga seluruh bagian perut dan disertai gejala
acites (akumulasi cairan di dalam perut).
Kunci utama mencegah ataupun mengatasi udema adalah dengan mengetahui penyebabnya. Jadi, bila kesehatan Anda saat hamil telah diperiksa dan dipantau secara keseluruhan, maka udema ini bisa dicegah. Misal, bila terdapat gangguan fungsi jantung pada calon ibu, tetapi kemudian secara bertahap gangguan tersebut diatasi atau diobati, maka kemungkinan timbulnya udema bisa dikurangi.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan sebelum hamil calon ibu menderita hipertensi akibat gemar mengkonsumsi makanan bercita rasa asin. Jika sudah dideteksi sebelum kehamilan terjadi, kemungkinan edema bisa dicegah. Antara lain dengan mengubah kebiasaan mengkonsumsi garam.
Kunci utama mencegah ataupun mengatasi udema adalah dengan mengetahui penyebabnya. Jadi, bila kesehatan Anda saat hamil telah diperiksa dan dipantau secara keseluruhan, maka udema ini bisa dicegah. Misal, bila terdapat gangguan fungsi jantung pada calon ibu, tetapi kemudian secara bertahap gangguan tersebut diatasi atau diobati, maka kemungkinan timbulnya udema bisa dikurangi.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan sebelum hamil calon ibu menderita hipertensi akibat gemar mengkonsumsi makanan bercita rasa asin. Jika sudah dideteksi sebelum kehamilan terjadi, kemungkinan edema bisa dicegah. Antara lain dengan mengubah kebiasaan mengkonsumsi garam.
1. Penanganan Udema
a. Saat
bangun pagi di waktu Anda hamil, angkatlah kaki anda untuk beberapa saat,
misalnya dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal. Sehingga aliran darah
tidak mengumpul pada daerah pergelangan dan telapak kaki
b.
Apabila saat hamil
masih bekerja di kantor, usahakan posisi kaki lebih tinggi pada saat duduk.
Gunakan bangku kecil atau tatakan lain yang cukup tebal sebagai penopang kaki
c.
Angkat kaki Anda
sesering mungkin sewaktu Anda hamil, sehingga memberi kesempatan cairan yang
ada di bagian kaki megalir ke atas
d.
Perbanyak istirahat
degan cara berbaring miring
e.
Anda bisa mencoba
memakai stocking penyangga otot perut untuk menghindari terjadinya penimbunan
pada perut sekaligus kaki
f.
Jangan memakai stocking
atau kaus kaki yang memiliki karet elastik yang dapat “mengigit” betis Anda
sehingga dapat menghambat aliran darah dan cairan di daerah betis.
g.
Perbanyak minum air
putih paling sedikit 2 liter sehari. Dengan banyak memasukkan cairan ke tubuh,
justru membuat tubuh hanya sedikit menyimpan air
h.
Biasakan rutin
berolahraga saat sesuai kondisi Anda. Dianjurkan untuk berenang dan mengendarai
sepeda statis
i.
Makan secara teratur
saat hamil
j.
Hindari konsumsi
natrium saat hamil (Na secara berlebihan dengan mengurangi makanan yang asin.
2.2.3. Proteinuria
Proteinuria adanya protein serum yang berlebihan dalam
urine, seperti pada penyakit ginjal atau setelah latihan pisik yang berat
Protein darah dalam bentuk albumin dan gamaglobulin dapat
menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat. Pada post partum
dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitik
Penyebab proteinuria adalah
1)
Sekret vagina atau
cairan amnion dapat mengkontaminasi urine sehingga terdapat proteinuria
2)
Kateteritasi tidak
dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
3)
Infeksi kandung
kencinf, anemia berat, pajah jantung, partus lama juga dapat menyebabkan
proteinnuria
4)
Darah dalam urine,
skitosomiassis, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif
palsu.
0 komentar:
Post a Comment