A.
Konsep perawatan usia lanjut
1.
Klasifikasi Usia lanjut
Pembagian Usia Lanjut berdasarkan Kelompok umur :
1) Usia pertengahan (Midle age) : usia 45
sampai 59 tahun
2) Lanjut usia (Young
Old)
: antara 60
sampai 74 tahun
3) Lanjut usia tua
(Old)
: antara 75
sampai 90
4) Usia sangat tua (Very
Old) : diatas 90 tahun
2. Kebutuhan aktualisasi diri pada usia lanjut
- Merupakan kebutuhan dasar yang paling tinggi dari hirarki
Maslow, dimana kebutuhan ini akan terpenuhi jika kebutuhan dasar di
bawahnya sudah terpenuhi dengan baik
- Kebutuhan
aktualisasi diri pada lansia menunjukkan bahwa seseorang telah
mencapai potensi mereka secara optimal
- Lansia
yang telah teraktualisasi dirinya, adalah orang yang telah mampu
menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya dengan baik, memiliki kepuasan atas
prestasinya, mampu menghadapi masalah secara realistis, walapun juga
mengalami kegagalan/kekurangan sebelumnya
- Aktualisasi
diripada lansia terjadi pada saat terjadi keseimbangan antara kebutuhan
dan tekanan, serta adanya kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan
tubuh dan lingkungannya
B.
Kosep medis
1. Pengertian
a. Gangguan
jiwa
Gangguan jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi
mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma
dalam kelompok. Gejala klinis yang disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan
terganggunya fungsi humanistik individu.
b. Isolasi
sosial
Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak,
(Carpenito, 1998).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang
dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
(Towsend, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan
menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran
dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara
spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri,
tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain
(Depkes, 1998)
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain (Rawlins,1993, di kutip Budi Anna
Keliat).
c.
Rentang
respon sosial
Isolasi sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan
oleh individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain
sebagai suatu keadaan negatif yang mengancam, dengan karakteristik:
1)
Tinggal
sendiri dalam ruangan
2)
Ketidakmampuan
untuk berkomunikasi
3)
Menarik diri
4)
Kurangnya
kontak mata
5)
Ketidaksesuaian
atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan perkembangan atau terhadap usia
6)
Preokupasi
dengan pikirannya sendiri
7)
Pengulangan
tindakan yang tidak bermakna
8)
Mengekspresikan
perasaan penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain
9)
Mengalami
perasaan yang berbeda dengan orang lain
10) Merasa tidak
aman di tengah orang banyak
(Towsend, 1998)
Kerusakan interaksi sosial adalah
suatu keadaan dimana seorang individu berpartisipasi dalam suatu kualitas yang
tidak cukup atau berlebihan atau kualitas interaksi sosial yang tidak efektif
dengan karakteristik:
1)
Menyatakan
secara verbal atau menampakkan ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan
kepuasan, rasa memiliki, minat, atau membagi cerita
2)
Tampak
menggunakan perilaku interaksi sosial yang tidak berhasil
3)
Difungsi
interaksi dengan rekan sebaya, keluarga, atau ornag lain
4)
Penggunaan
proyeksi yang berlebihan
5)
Tidak
menerima tanggung jawab atas perilakunya sendiri
6)
Manipulasi
verbal
7)
Ketidakmampuan
menunda kepuasan
(Towsend,1998).
Isolasi sosial merupakan suatu
gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995)
respons sosial individu berada dalam rentang adaptif sampai dengan
maladaptif.
Respons
adaptif adalah respons individu dalam penjelasan masalah yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku, dengan
kata lain individu tersebut masih dalam
batas-batas normal dalam menyelesaikan masalahnya. Respon ini meliputi:
Ø Menyendiri (solitude) merupakan
respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di
lingkungan sosialnya dan juga suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Ø Otonomi
merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
Ø Kebersamaan merupakan suatu
kondisi dalam hubungan interpersonal di mana
individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
Ø Saling ketergantungan merupakan
suatu hubungan saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam rangka
membina hubungan interpersonal.
Respons
maladaptif adalah respons individu dalam penyesuaian masalah, yang menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya
lingkungannya. Respons maladaptif yang paling sering ditemukan adalah:
Ø Manipulasi
Orang lain diperlakkukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri
sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
Ø Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
dari pengalaman,
tidak dapat diandalkan.
Ø Narkisisme
Pada individu narkisisme terdapat harga diri yang rapuh, secara
terus-menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
sikap egoisme, pencemburu. marah jika orang lain tidak mendukung.
2.
Faktor
predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi terjadinya
perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan
individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus
asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan meras tertekan. Beberapa faktor pendukung
terjadinya Isolasi Sosial adalah:
a)
Faktor Tumbuh Kembang
Tugas perkembangan pada
masing-masing tahap tumbuh kembang ini memiliki karakteristik
tersendiri. Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi, misalnya
jika pada fase oral tugas membentuk rasa saling percaya tidak terpenuhi maka akan
mengakibatkan masalah antara lain adalah curiga.
b) Faktor
Komunikasi dalam Keluarga
Dalam teori ini termasuk masalah
komunikasi yang tidak jelas (double bind) yaitu suatu keadaan
dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam
lingkungan yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
c)
Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan
oleh norma-norma yang salah dianut oleh
keluarga, di mana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, penyakit kronis, dan penyandang
cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d) Faktor Biologis
Organ tubuh
yang.jelas dapat mempengaruhi terjadinya Isolasi Sosial adalah otak.
Tugas
perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal
(Stuart dan Sundeen, 1995)
Faktor presipitasi antara lain ;
karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan faktor
psikologis seperti berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain
untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan
klien berespon dengan menghindar dengan menarik diri dari lingkungan. (Stuart
and Sundeen, 1995).
Faktor presipitasi terjadinya Isolasi Sosial juga
dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang. Faktor ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a)
Faktor
Eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya yang antara lain adalah keluarga.
b)
Faktor
Internal
Contohnya
adalah stresor psikologik yaitu stres terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan individu untuk
mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan individu.
3. Mekanisme
Koping
Mekanisme pertahanan diri yang
sering digunakan pada masing-masing Isolasi Sosial sangat
bervariasi, seperti pada curiga adalah regresi, proyeksi, represi. Isolasi, menarik diri
adalah regresi, represi, isolasi.
4.
Tanda dan
gejala
a.
Data
subjektif
Sukar didapati jika klien menolak
berkomunikasi. Beberapa data subjektif adalah menjawab pertanyaan dengan
singkat, seperti kata “tidak”, “iya”, “tidak tahu”.
b.
Data
objektif
Observasi yang dilakukan pada klien
akan ditemukan:
1)
Apatis,
ekspresi sedih, afek tumpul
2)
Menghindari
orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang lain ,
misalnya pada saat makan
3)
Komunikasi
kuran/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
4)
Tidak ada
kontak mata, klien lebih sering menunduk
5)
Berdiam diri
di kamar/ tempat terpisah, klien kurang mobilitasnya
6)
Menolak
berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
7)
Tidak
melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatdiri dan kegiatan rumah tangga
sehari-hari tidak dilakukan
8)
Posisi janin
pada saat tidur
5.
Karakteristik
perilaku
a.
Gangguan
pola makan : tidak ada nafsu makan/makan berlebihan
b.
Berat badan
menurun atau meningkat secara drastis
c.
Kemunduran
secara fisik
d.
Tidur
berlebihan
e.
Tinggal di
tempat tidur dalam waktu yang lama
f.
Banyak tidur
siang
g.
Kurang
bergairah
h.
Tidak
mempedulikan lingkungan
i.
Kegiatan
menurun
j.
Immobilisasi
k.
Modar-mandir
Berdasarkan hasil observasi
perilaku klien, perawat mengumpulkan dan menganalisa
data, khususnya data perilaku yang spesifik pada kondisi klien dengai masalah isolasi sosial. Perilaku yang biasa muncul pada klien dengan Isolasi Sosial antara lain:
Jenis Isolasi
Sosial
|
Perilaku
|
Menarik Diri
Curiga
Manipulasi
|
Kurang spontan, Apatis (acuh terhadap
lingkungan), ekspresi wajah kurang berseri, tidak merawat diri
dan tidak memperhatikan kebersihan diri, tidak ada
atau kurang komunikasi verbal, mengisolasi diri, tidak
atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya,
masukan makanan dan minuman terganggu, retensi urin dan
feces, aktivitas menurun, kurang energi (tenaga), rendah
diri, postur tubuh berubah.
Tidak mampu mempercayai orang lain, bermusuhan (hostility), mengisolasi diri dalam lingkungan
sosial, paradonia.
Ekspresi perasaan yang tidak langsung pada
tujuan, kurang asertif, mengisolasi diri dari hubungan
sosial, harga diri yang rendah, sangat tergantung pada orang lain.
|