Persalinan adalah
proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar keluar dari rahim ibu,
persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. ( Depkes RI, 2004)
Persalinan
normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan
cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban,
dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan
lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak
ada intervensi dari luar). (Chapman, 2006).
2.2.1. Persalinan dibagi dalam empat
kala (Saifuddin, 2004) :
2.2.1.1. Kala
I : dimulai dari saat persalinan dimulai
sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm) berlangsung antara 18 sampai 24 jam,
terbagi dalam 2 fase : fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
fase aktif (7 jam) serviks membuka dari
3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan seringg selama fase aktif.
2.2.1.2. Kala
II : dimulai dari pembukaan lengkap (10
cm) sampai bayi lahir, biasanya berlangsung dua jam pada primigravida dan 1 jam
pada multigravida.
2.2.1.3. Kala
III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya placenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
2.2.1.4. Kala
IV : dimulai saat lahirnya plasenta 2
jam pertama post partum.
Tujuan dari asuhan
persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
dalam mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Dengan memperhatikan
aspek sayang ibu dan sayang bayi (Saifuddin,2004).
2.2.2. Tanda-tanda dan Gejala
persalinan.
a.
Kekuatan his makin sering
terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi makin pendek.
b.
Dapat terjadi pengeluaran
pembawa tanda yaitu pengeluaran lendir bercampur darah.
c.
Dapat disertai ketuban pecah.
d.
Pada pemeriksaan dalam,
dijumpai perubahan serviks yaitu perlunakan serviks, pendaratan serviks,
pendataran serviks serta terjadi pembukaan serviks (Manuaba, 2004).
2.2.3. Jenis Persalinan
a. Bila persalinan
ini berlangsung dengan kekuatan itu sendiri dan melalui jalan lahir
tersebut “Persalinan Spontan”.
b. Sebaiknya bila
persalinan dibantu dengan tenaga luar
misalnya ekstrasi dengan forseps, atau dilakukan operasi section
casarean maka disebut : “Persalinan
Buatan”.
c. Pada umumnya
persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi tidak
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dan persalinan. Kadang –
kadang persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglogin, keadaan ini
disebut “Persalinan Anjuran”. (Winkjosastro, 2005).
0 komentar:
Post a Comment