2.1.1.
Pengertian
Kanker
serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada
daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama
wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal
terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa
menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita. Kanker serviks
disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau
virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk
kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa
saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau
kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh
untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri,
teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2.1.2.
Penyebab dan gejala
Kanker
serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks
yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus)
yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka
infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker
serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent
Killer".
Gambar 2.1 Serviks
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak
selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah
setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini.
Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa
menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita
kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui
kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan
seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat
menginfeksi daerah serviks atau leher rahim. Cara penularan lain adalah di closet
pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini
mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita
berpindah ke closet. Bila menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa
saja virus kemudian berpindah ke daerah genital.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi
penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang
mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat
menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan
tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah
wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti
pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti
pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu
lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan
gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang
pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker
serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini
melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada
istrinya dan menginfeksinya.
2.1.3. Pencegahan kanker serviks
Meski kanker serviks
menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak
tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker
serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
2.1.3.1. Miliki pola makan sehat,
yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan
tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam
folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
2.1.3.2. Hindari merokok. Banyak
bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker
serviks.
2.1.3.3. Hindari seks sebelum
menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
2.1.3.4. Hindari berhubungan seks
selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya
dan berkembangnya kanker serviks.
2.1.3.5. Hindari berhubungan seks
dengan banyak partner.
2.1.3.6. Secara rutin menjalani tes
Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
2.1.3.7. Alternatif tes Pap smear
yaitu tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) dengan biaya yang
lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
2.1.3.8. Pemberian vaksin atau
vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
2.1.3.9. Melakukan pembersihan
organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat
dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
0 komentar:
Post a Comment