Sunday, 25 August 2013
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI KELAS VII SMP NEGERI
13:47
No comments
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah.
Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan akan
didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21
akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh
sekolah-sekolah.
Ada
persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi
harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas
guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan
pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai
yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam
situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan
mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
Ada
beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih
sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi
transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk
lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa
ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.
Sesungguhnya,
bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan
mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak
bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk
bekerja dalam kelompok.
Sayangnya,
metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan
negative memang bermunculan dalam pelaksaan metode kerja kelompok. Jika kerja
kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika
berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya
yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode
kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa
persaudaraan dan kemampuan bekerja sama, justru bisa berakhir dengan
ketidakpuasaan dan kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis
mengenai penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun
merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa
lain yang dianggap kurang seimbang.
Berbagai
dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok tersebut seharusnya bisa
dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam
mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam
metode pembelajaran cooperative learning
bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem
pengajaran cooperative learning bisa
didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di
dalam struktur ini adalah lima unsru pokok, yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama,
dan proses kelompok.
Kekawatiran
bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam
dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan
kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara
maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode
pembelajaran gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing
anggota dalam satu kelompok melaksanakan taanggung jawab pribadinya karena ada
sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
Dari
latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat
pengaruh pembelajaran media puzzle
terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOSA KATA
BAHASA INGGRIS DI KELAS VII SMP NEGERI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHAIN CARD GAME PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI
13:25
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena adanya
beberapa masalah yang dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Secara urnum dalam belajar bahasa Inggris siswa
harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing),
Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang timbul dalam kegiatan
menulis, khususnya dalam membuat kalimat bahasa Inggris sederhana.
Data dari lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membuat
kalimat bahasa Inggris siswa sangat memprihatinkan atau masih rendah, yaitu
nilai rata-rata 4,10 setelah diadakan tes awal kemampuan siswa dalam membuat
kalimat bahasa Inggris (t-O).
Rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa
Inggris ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya latihan
yang diberikan guru, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
di kelas kurang bervariasi dan kurangnya tugas yang diberikan oleh guru. Oleh
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mambuat kalimat bahasa Inggris dangan menggunakan strategi Chain Card
Game atau Permainan Kartu Berantai.
Yang dimaksud
kemampuan membuat kalimat bahasa Inggris sederhana adalah kemampuan siswa dalam
menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kalimat. Dalam membuat kalimat perlu
memperhatikan dua hal, yaitu subtansi dari hasil tulisan itu (ide yang
diekspresikan) dan aturan struktur bahasa yang benar (gramatical form and
syntactic pattern). Membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan untuk
keterampilan menulis, karena itu membuat kalimat juga berarti mengungkapkan ide
dan berkomunikasi dengan orang lain melalui simbol-simbol bahasa ().
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a)
Apakah Pembelajaran Metode Card Short Game berpengaruh terhadap hasil belajar
Bahasa Inggris? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa
Inggris dengan diterapkannya metode Pembelajaran Metode Chain Card Game ?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh Pembelajaran Metode Chain Card Game terhadap hasil belajar Bahasa Inggris . (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Bahasa Inggris setelah diterapkannya Pembelajaran Metode Chain Card Game
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VII. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Kalimat-kalimat yang dibuat dapat berupa kalimat yang
paling sederhana yang hanya mengandung dua jabatan kata dalam kalimat, yaitu
subyek dan kata kerja (S + V); subyek, kata kerja dan obyek (S+V+O) atau
kalimat yang paling lengkap, yaitu: subyek, kata kerja, obyek, dan keterangan
(S+V+O+ Adv).
Permainan menurut Carrier (1982) mempunyai nilai yang
sangat tinggi bagi guru bahasa asing, sebab permainan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bahasa tertentu dengan situasi yang
tidak terlalu formal. Sedangkan menurut Hadfield (1984), permainan merupakan
aktivitas yang mempunyai tujuan dan elemen kesenangan.
Chain Card Game
adalah sebuah terjemahaan bebas dari Permainan Kartu Berantai. Para pemain
memainkan kartu ini layaknya seperti bermain kartu remi. Dalam permainan ini, pemain ditugaskan menyusun
kartu-kartu yang dimiliki agar menjadi sebuah kalimat atau memainkan kartunya
untuk meneruskan kalimat pemain lawan yang belum selesai, bisa di awal atau di
akhir susunan kartu.
Permainan ini dapat dimainkan oleh empat pemain atau
lebih, dengan jumlah kartu 60 lembar setiap setnya. Jumlah ini dapat saja
ditambah atau dikurangi. Di setiap kartu tertulis satu kosa kata dalam bahasa
Inggris, yaitu sebuah penggalan-penggalan kalimat yang telah diatur sehingga
jika kartu dimainkan dengan benar akan terbentuk suatu kalimat bahasa Inggris
yang benar.
Kartu-kartu tersebut terbuat dari karton dengan ukuran 5
x 8 cm. Ukuran ini dapat saja disesuaikan dengan selera pembuat kartu.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa terutama
dalam meningkatkan gairah belajar bahasa Inggris, dan bagi guru agar dapat
menambah wawasan dalam mengaplikasikan strategi baru, serta menambah tambahan
referensi karya ilmiah.
INDONESIA DIMULAI DARI KILOMETER NOL SABANG
08:38
No comments
Sabang merupakan kota kecil yang terletak di pulau Weh, pulau di ujung paling barat Indonesia. Jaraknya sekitar 14 mil atau 22,5 Km dari Banda Aceh yang dapat ditempuh kurang lebih selama 2 jam dengan kapal Fery, dan 45 menit dengan kapal cepat
Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi obyek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Subscribe to:
Posts (Atom)