Friday, 22 February 2013

Memandikan bayi setelah 6 jam



Bayi lahir dengan tubuh basah dengan air ketuban, aliran udara dari pintu atau jendela mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh, akibatnya dapat timbul serangan dingin (Cold Stres) yang merupakan gejala awal hipotermia.  Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolic an aerobic, meningkatnya kebutuhan oksigen mengakibatkan hipoksemi dan berlanjut dengan kematian (Sarwono, 2006).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinganan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia meskipun berada dalam ruangan relative hangat. Bayi premature atau berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia (Depkes RI, 2004).
Bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) oleh karena bayi sebaiknya dimandikan (Sedikitnya) 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir (Depkes, 2008)
2.1.4.      Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
Penata laksanaan awal bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai Asuhan Esensial Neonatus yang meliputi:
a.       Persalinan bersih dan aman
b.      Memulai/ inisiasi pernafasan spontan
c.       Stabilitas temperature tubuh bayi/ menjaga tubuh bayi tetap hangat.
d.      ASI dini dan Eklusif
e.       Mencegah  infeksi
f.       Pemberian imunisasi (Depkes, 2004)
2.1.5.      Alasan memandikan bayi baru lahir setelah 6 jam
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinganan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia meskipun berada dalam ruangan relative hangat. Bayi premature atau berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Idealnya, segera setelah bayi lahir harus ditempatkan bersama ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi (Depkes, 2004)
2.1.6.      Stabilitas temperature Tubuh Bayi Baru Lahir
a.    Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalui :
2.1.6.1.      Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang sama bisa terjadi setelah bayi dimandikan.
2.1.6.2.      Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan diatas meja, tempat tidur atau timbangan dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh akibat proses konduksi.
2.1.6.3.      Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan dan ditempatkan dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
2.1.6.4.      Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekan benda yang mempunyai temperature  lebih rendah dari temperature tubuh bayi. bayi akan mengalami kehilangan panas dengan cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi (Depkes, 2004)
b.   Upaya mencegah kehilangan panas.
Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat dihindari melalui upaya-upaya berikut ini :
1)      Keringkan bayi secara seksama.
2)      Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
3)      Tutupi kepala bayi.
4)      Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
5)      Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
6)      Tempatkan bayi pada lingkungan yang hagat (Depkes, 2004).
c.    Persiapan memandikan bayi baru lahir.
Ikuti rekomendasi berikut sebelum memandikan bayi:
1)      Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir, sebelum memandikan bayi. Waktu tunggu menjadi lebih lama jika bayi mengalami asfeksia atau hipotermia.
2)      Pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature aksila antara 36,5 0C – 37,5 0C) jika temperature tubuh bayi dibawah 36,5 0C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bayi bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan kontak kulit langsung ibu-bayi kemudian selimuti keduanya. Tunda waktu untuk memandikan bayi hingga temperature tubuh bayi tetap stabil paling sedikit setelah 1 jam dilakukan observasi.
3)      Mandikan bayi dengan cepat dengan air bersih dan hangat.
4)      Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan hangat.  
5)   Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering secara longgar. Pastikan bagian bagian kepala bayi ditutupi dengan baik (Bayi dibaringkan dalam dekapan ibunya dan diselimuti dengan baik).
6)   Tempatkan bayi di tempat tidur yang sama dengan ibunya dan ajurkan ibu untuk menyusukan bayinya. (Depkes, 2004).

0 komentar:

Post a Comment