Bayi lahir dengan tubuh basah
dengan air ketuban, aliran udara dari pintu atau jendela mempercepat terjadinya
penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh, akibatnya dapat timbul
serangan dingin (Cold Stres) yang merupakan gejala awal hipotermia. Hipotermia menyebabkan terjadinya
penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolic an aerobic,
meningkatnya kebutuhan oksigen mengakibatkan hipoksemi dan berlanjut
dengan kematian (Sarwono, 2006).
Bayi baru lahir tidak dapat
mengatur temperature tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat
kedinganan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermia) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau
meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan
mengalami hipotermia meskipun berada dalam ruangan relative hangat. Bayi
premature atau berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia (Depkes RI, 2004).
Bayi baru lahir cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) oleh karena bayi
sebaiknya dimandikan (Sedikitnya) 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam
beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang
sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir (Depkes, 2008)
2.1.4.
Penatalaksanaan Bayi
Baru Lahir
Penata laksanaan awal bayi baru
lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai
Asuhan Esensial Neonatus yang meliputi:
a.
Persalinan bersih dan
aman
b.
Memulai/ inisiasi
pernafasan spontan
c.
Stabilitas temperature
tubuh bayi/ menjaga tubuh bayi tetap hangat.
d.
ASI dini dan Eklusif
e.
Mencegah infeksi
f.
Pemberian imunisasi
(Depkes, 2004)
2.1.5.
Alasan memandikan bayi
baru lahir setelah 6 jam
Bayi baru lahir tidak dapat
mengatur temperature tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinganan jika
kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia)
beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah
atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia meskipun berada
dalam ruangan relative hangat. Bayi premature atau berat badan lahir
rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Idealnya, segera setelah bayi lahir
harus ditempatkan bersama ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi
bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap
hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi (Depkes,
2004)
2.1.6.
Stabilitas temperature
Tubuh Bayi Baru Lahir
a.
Mekanisme kehilangan
panas pada bayi baru lahir.
Kehilangan panas tubuh bayi baru
lahir dapat terjadi melalui :
2.1.6.1.
Evaporasi adalah
cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi
karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena
tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang sama bisa terjadi setelah bayi
dimandikan.
2.1.6.2.
Konduksi
adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan diatas meja, tempat tidur atau
timbangan dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh akibat proses konduksi.
2.1.6.3.
Konveksi
adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar
yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan dan ditempatkan dalam ruangan yang
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat
terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
2.1.6.4.
Radiasi
adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekan benda yang
mempunyai temperature lebih
rendah dari temperature tubuh bayi. bayi akan mengalami kehilangan panas
dengan cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan
langsung dengan tubuh bayi (Depkes, 2004)
b.
Upaya mencegah
kehilangan panas.
Kehilangan panas pada bayi baru
lahir dapat dihindari melalui upaya-upaya berikut ini :
1)
Keringkan bayi secara
seksama.
2)
Selimuti bayi dengan
selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
3)
Tutupi kepala bayi.
4)
Anjurkan ibu untuk
memeluk dan memberikan ASI.
5)
Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir.
6)
Tempatkan bayi pada
lingkungan yang hagat (Depkes, 2004).
c.
Persiapan memandikan
bayi baru lahir.
Ikuti
rekomendasi berikut sebelum memandikan bayi:
1)
Tunggu sedikitnya 6 jam
setelah lahir, sebelum memandikan bayi. Waktu tunggu menjadi lebih lama jika
bayi mengalami asfeksia atau hipotermia.
2)
Pastikan bahwa temperature
tubuh bayi telah stabil (temperature aksila antara 36,5 0C
– 37,5 0C) jika temperature tubuh bayi dibawah 36,5 0C,
selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan
bayi bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan kontak kulit langsung ibu-bayi
kemudian selimuti keduanya. Tunda waktu untuk memandikan bayi hingga temperature
tubuh bayi tetap stabil paling sedikit setelah 1 jam dilakukan observasi.
3)
Mandikan bayi dengan
cepat dengan air bersih dan hangat.
4)
Segera keringkan bayi
dengan menggunakan handuk bersih dan hangat.
5)
Ganti handuk yang basah
dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering
secara longgar. Pastikan bagian bagian kepala bayi ditutupi dengan baik (Bayi
dibaringkan dalam dekapan ibunya dan diselimuti dengan baik).
6)
Tempatkan bayi di
tempat tidur yang sama dengan ibunya dan ajurkan ibu untuk menyusukan bayinya.
(Depkes, 2004).
0 komentar:
Post a Comment