2.1.1.
Pengertian
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu
badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal
pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak) Hipotermi merupakan salah satu penyebab
tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang
dari 2,5 Kg (Depkes RI, 2004).
2.1.2. Hipotermi
dibedakan atas :
a. stres dingin (36 -36,50 C)
b. hipotermi sedang (32 -360 C)
c. hipotermi berat (dibawah 320 C) (Depkes RI,
2004).
2.1.3. Etiologi terjadinya
hipotermi pada bayi yaitu :
a). Jaringan lemak subkutan tipis.
b). Perbandingan luas permukaan tubuh dengan
berat badan besar.
c). Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
d).BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai
respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
e). Kurangnya pengetahuan perawat dalam
pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi (Depkes
RI, 2004).
2.1.4.
Gejala dan tanda Hipotermi
a.
Kaki dan tangan bayi
teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
b.
Aktivitas berkurang
c.
Kemampuan menghisap
lemah
d.
Tangisan lemah
e.
Ujung jari tangan dan
kaki kebiruan
Penilaian
hipotermia bayi baru lahir Gejala hipotermia bayi baru lahir
a.
Bayi tidak mau minum /
menetek
b.
Bayi tampak lesu atau mengantuk
c.
Tubuh bayi teraba dingin
d.
Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi,
menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema)
Tanda – tanda hipotermia sedang :
a. Aktifitas berkurang, letargis
b. Tangisan lemah
c. Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata)
d. Kemampuan menghisap lemah
e. Kaki teraba dingin
f. Jika hipotermia berlanjut akan timbul
cidera dingin
Tanda – tanda hipotermia berat
a. Aktifitas berkurang, letargis
b. Bibir dan kuku kebiruan
c. Pernafasan lambat
a. Pernafasan tidak teratur
b. Bunyi jantung lambat
c. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia
dan asidosis metabolic
d. Resiko untuk kematian bayi
Tanda – tanda stadium lanjut hipotermia
a. Muka, ujung kaki dan tangan berwarna
merah terang
b. Bagian tubuh lainnya pucat
c. Kulit mengeras merah dan timbul edema
terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema) (Saifuddin, 2002)
Penyebab dan Resiko
a. Penyebab utama
Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi
dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin
b. Resiko
untuk terjadinya hipoermia
1) Perawatan yang kurang tepat setelah bayi
lahir
2) Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah
lahir
3) Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan
prematur
4) Tempat melahirkan yang dingin (putus
rantai hangat).
5)
Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama,
sepsis, sindrom dengan pernafasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
(DepKes RI, 2002)
(DepKes RI, 2002)
0 komentar:
Post a Comment