Saturday, 15 March 2014

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tantrum (Prilaku Marah Pada Balita)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang maha esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan dapat menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara dimasa depan. Anak perlu mendapat seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial dan mempunyai aklak yang mulia.
Usia anak prasekolah merupakan masa yang amat khusus bagi kehidupan seorang anak karena selama masa ini, seorang anak mulai membangun rasa percaya terhadap dunia lain disekitarnya selain lingkungan keluarganya. Pada usia 2-3 tahun anak cenderung memiliki keinginan sendiri sehingga menjadi hal yang berat bagi anak ketika mereka harus melakukan apa yang disuruh orang lain (orang tua / guru ), suka ataupun tidak. Bahkan ada sebagian anak yang cenderung memiliki sikap temperamen, suka marah-marah, mempunyai sikap agresif, mudah menangis, suka menjerit-jerit serta menghentak-hentakkan kaki dan tangan pada lantai atau tanah
Menurut C.P.Chaplin perilaku temper tantrum adalah suatu ledakan emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, serta menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan pada lantai atau tanah. Perilaku temper tantrum sering dikatakan sebagai reaksi yang berlebihan dari seorang anak ketika keinginanya tidak dipenuhi.
Definisi tantrum menurut kamus adalah luapan kemarahan atau kekesalan, dan ini bisa terjadi pada setiap orang. Namun, saat orang-orang membicarakan mengenai tantrum, mereka biasanya membicarakan mengenai satu hal spesifik, yaitu luapan kemarahan yang dilakukan anak kecil
Temperamen merupakan suatu gaya perilaku individual dan cara merespons yang khas. Respon ini tidak saja berkaitan dengan cara bereaksi terhadap dunia luar, tetapi juga cara individu meregulasi fungsu mental, emosional, dan perilaknya. Jika kita memerhatikan beberapa bayi, tampak ada bayi yang sangat aktif, tenang, mudah menangis, atau merespon dengan hangat pada orang lain. Kondisi ini memang merupakan perangai temperamennya
Pada dasarnya perilaku temper tantrum memiliki aspek positif yaitu sebagai suatu cara mempertahankan diri ketika seorang anak berada dalam keadaan frustasi, diganggu, atau ketika sesuatu dari milik mereka diambil. Temper tantrum akan menjadi masalah yang serius bila ia menjadi cara pemecahan masalah favorit bagi anak untuk memperoleh keinginannya. Jadi setiap saat ia menginginkan sesuatu maka anak akan menunjukkan temper tantrum
Kebanyakan balita sudah menampakan karakteristik perilaku tertentu sejak dini, yang menunjukan bahwa ada suatu komponen biologis dalam kepribadian anak. Sejumlah peneliti mengemukaan bahwa perangai sebagai suatu karakteristik tetap seseorang bayi akan dibentuk dan diperbaharuhi oleh pengalaman yang diterima anak dikemudian hari. Mereka menemukan suatu indeks keturunan didalam rentang 0,50-0,60 yang menunjukan adanya pengaruh keturuann yang sedang terhadap temperamen, tetapi kelerasi-korelasi ini biasanya menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Temuan ini mendukung keyakinan bahwa perangai/temperamen makin dapat ditempa oleh pengalaman, dengan kata lain ada kemungkinan makan anak menjadi besar, indikator temperamen perilaku lebih sulit dikenali. Konsistensi perangai ini juga bergantung pada “kesesuaian” antara sifat anak dengan sifat orang tuanya

0 komentar:

Post a Comment