BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Anak adalah amanah dan karunia
Tuhan yang maha esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya. Anak adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa yang
memiliki peran strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan
dapat menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara dimasa depan. Anak
perlu mendapat seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik
secara fisik, mental maupun sosial dan mempunyai aklak yang mulia.
Usia anak prasekolah merupakan masa yang amat
khusus bagi kehidupan seorang anak karena selama masa ini, seorang anak mulai
membangun rasa percaya terhadap dunia lain disekitarnya selain lingkungan
keluarganya. Pada usia 2-3 tahun anak cenderung memiliki keinginan sendiri
sehingga menjadi hal yang berat bagi anak ketika mereka harus melakukan apa
yang disuruh orang lain (orang tua / guru ), suka ataupun tidak. Bahkan ada
sebagian anak yang cenderung memiliki sikap temperamen, suka marah-marah,
mempunyai sikap agresif, mudah menangis, suka menjerit-jerit serta
menghentak-hentakkan kaki dan tangan pada lantai atau tanah
Menurut C.P.Chaplin perilaku temper tantrum adalah
suatu ledakan emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif,
menangis, menjerit-jerit, serta menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan pada
lantai atau tanah. Perilaku temper tantrum sering dikatakan sebagai reaksi yang
berlebihan dari seorang anak ketika keinginanya tidak dipenuhi.
Definisi
tantrum menurut kamus adalah luapan kemarahan atau kekesalan, dan ini bisa
terjadi pada setiap orang. Namun, saat orang-orang membicarakan mengenai
tantrum, mereka biasanya membicarakan mengenai satu hal spesifik, yaitu luapan
kemarahan yang dilakukan anak kecil
Temperamen merupakan suatu gaya
perilaku individual dan cara merespons yang khas. Respon ini tidak saja
berkaitan dengan cara bereaksi terhadap dunia luar, tetapi juga cara individu
meregulasi fungsu mental, emosional, dan perilaknya. Jika kita memerhatikan
beberapa bayi, tampak ada bayi yang sangat aktif, tenang, mudah menangis, atau
merespon dengan hangat pada orang lain. Kondisi ini memang merupakan perangai
temperamennya
Pada dasarnya perilaku temper tantrum memiliki
aspek positif yaitu sebagai suatu cara mempertahankan diri ketika seorang anak
berada dalam keadaan frustasi, diganggu, atau ketika sesuatu dari milik mereka
diambil. Temper tantrum akan menjadi masalah yang serius bila ia menjadi cara
pemecahan masalah favorit bagi anak untuk memperoleh keinginannya. Jadi setiap
saat ia menginginkan sesuatu maka anak akan menunjukkan temper tantrum
Kebanyakan balita sudah menampakan karakteristik
perilaku tertentu sejak dini, yang menunjukan bahwa ada suatu komponen biologis
dalam kepribadian anak. Sejumlah peneliti mengemukaan bahwa perangai sebagai
suatu karakteristik tetap seseorang bayi akan dibentuk dan diperbaharuhi oleh
pengalaman yang diterima anak dikemudian hari. Mereka menemukan suatu indeks
keturunan didalam rentang 0,50-0,60 yang menunjukan adanya pengaruh keturuann
yang sedang terhadap temperamen, tetapi kelerasi-korelasi ini biasanya menurun
seiring dengan bertambahnya usia bayi. Temuan ini mendukung keyakinan bahwa
perangai/temperamen makin dapat ditempa oleh pengalaman, dengan kata lain ada
kemungkinan makan anak menjadi besar, indikator temperamen perilaku lebih sulit
dikenali. Konsistensi perangai ini juga bergantung pada “kesesuaian” antara
sifat anak dengan sifat orang tuanya
0 komentar:
Post a Comment