Whaley dan Wong (2000) mengemukakan
pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan
menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahab dari tingkat yang
paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi
dan pembelajaran (Sopariasa, 2004).
Periode ini terbagi atas neonatus dan
bayi. Neonatus adalah sejak nol hari sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia
12 bulan termasuk katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial dan pertumbuhan rasa
percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari
orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan
sensoris motor muklat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena
anak masih tergantung secara total kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai
lingkungan pertama (Sopariasa, 2004).
Beberapa teori perkembangan yang
dianut oleh Erik Erikson (2003) tentang perkembangan dari berbagai aspek yang
berbeda, namun semua sepakat bahwa proses perkembangan terjadi selangkah-demi
selangkah secara urut dan teratur. Erikson mengungkapkan bahwa perkembangan
emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan, dan interaksi antara
perkembangan fisik dan psikologis. Sedangkan Sigmund Freud terkenal sebagai
penggali teori alam bawah sadar dan pakar Psikoanalisis
menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa ternyata
disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan
psikososialnya. Jean Piaget adalah pakar paling terkemuka dalam bidang teori
perkembangan kognitif. Adapun inti pengertian teori Piaget menurut Monks adalah
bahwa perkembangan dipandang sebagai kelanjutan generasi Embrio. Sears mengembangkan teori belajar yang dikaitkan dengan
perilaku anak dalam perkembangan. Ia juga sangat menekankan pengaruh orang tua
terhadap perkembangan anaknya, ia berpendapat bahwa pola asuh sangat menentukan
perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2005).
Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan
pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS pertumbuhan
sesuai dengan umurnya. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir
pertumbuhan salah satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran
yang berulang dan seksama akan memberi
perbandingan dengan pengukuran
sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau
sesuai standar (Manefee, 2008).
Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan
Balita. Dengan KMS, ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang
harus dicapai oleh Balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya. Melalui KMS,
ibu dapat mengetahui bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian
makanan yang sehat untuk Balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan tumbuh
dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya
setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika
memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya (DepKes RI, 2005).
Anak
Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok
ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP). dan
jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan
anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a.
Anak anak balita baru berada
dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.
b.
Biasanya anak balita ini sudah
mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah
berkurang.
c.
Anak balita sudak main ditanah,
dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga mudah tercemar dengan
lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
berbagai macam penyakit.
d. Anak balita belum dapat mengurus
dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah
tidak memperhatikan lagi makanan anak balita, karena di anggap sudah dapat
makan sendiri. (Supariasa, 2004)
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan
kegiatan rutin yang bertujuan untuk: Memantau pertumbuhan berat badan-balita
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, dan
memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan
pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS
berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan
garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan
dua bulan berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah
ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan
penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D),
jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama
kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah
(BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada
di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan
yang bersangkutan (K)
Data yang tersedia di
posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu:
Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik
untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan penilaian
keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang
digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan %
K/S) (Depkes RI, 2005)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
Menurut Depkes RI (2006), sasaran
Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah: bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS)
0 komentar:
Post a Comment